webnovel

Menghabiskan Waktu Bersama

Dalam sebuah ruangan yang begitu banyak boneka di berbagai tempat, dinding yang memiliki wallpaper bergambar karakter chibi imut dengan background warna pink.

Tiga orang gadis berbeda usia duduk di sebuah meja bundar dengan kaki-kaki pendek. Ketiga gadis yang berada disana, dua orang menatap pada gadis yang berada dihadapan mereka berdua dengan tangan dilipat di depan dada mereka.

"Ada apa ini? Mengapa aku dibawa kesini? Dan kenapa kamu menatap aku seperti aku adalah seorang kriminal? Mita, tolong aku"

Shopia merengek meminta tolong pada Mita karena ditatap secara tajam oleh Laura.

"Jadi apakah kamu memiliki hubungan spesial dengan Ar-chan?"

"Eh?"

Laura bertanya pada Shopia langsung pada intinya tanpa memakai basa basi.

"Itu..."

Melihat Shopia yang terlalu tegang, membuat dirinya merasa kasihan pada Shopia, sehingga dia mencairkan suasana terlebih dahulu.

"Laura nee-chan, bukankah terlebih dahulu memperkenalkan diri dulu pada kak Shopia dan jangan memakai karakter detektif seperti itu"

"Haha..maaf-maaf, aku hanya ingin mencobanya karena suasana sangat mendukung untuk memerankan karakter anime itu"

Laura langsung memasang wajah seperti biasa tidak lagi menatap tajam. Dia memperkenalkan dirinya pada Shopia begitu juga dengan Shopia yang memperkenalkan dirinya.

"Aku tahu, kamu sangat terkenal disekolah karena merupakan murid pindahan dari luar negeri apalagi dengan wajah yang cantik itu"

Shopia langsung tersipu malu saat Laura mengatakan dirinya cantik. Padahal menurutnya Laura juga memiliki wajah yang cantik dengan kulit yang sangat eksotis bagi orang-orang eropa.

"Baiklah, cukup perkenalannya, kembali ke inti pembicaraan, apakah kamu pacarnya Ar-chan?"

"Bukan, aku dan Aira hanya teman sekelas dan semeja"

"Hmm.. jadi belum ada benih cinta ya, tapi ini adalah pertama kalinya ada gadis yang datang ke rumah ini, berarti itu menandakan kalau kamu spesial bagi dia, bukankah seperti itu Mi-chan?"

"Ya, Laura nee-chan"

Shopia hanya bisa terdiam mendengar perkataan Laura tentang hal itu.

"Apakah selama ini, tidak ada teman perempuan seperti pacarnya yang datang kesini?"

"Tidak ada, kamu adalah orang pertama yang dibawa oleh Aira ke rumah ini"

Shopia merasa bingung mendengar hal tersebut. Memang dia belum pernah melihat Aira berbicara dengan teman sekelas lainnya bahkan dengan orang lain di sekolah, kecuali dengan Laura.

"Apakah Aira tidak memiliki teman sebelumnya"

Laura dan Mita saling memandang dan lalu menatap Shopia lagi.

"Bila dibilang tidak ada teman tidak sepenuhnya benar, dia juga memiliki teman saat di SD dan SMP tapi itu hanya sekedar teman sekelas bukan teman dekat"

Laura menghela nafas panjang setelah mengatakan hal itu dan itu membuat Shopia menjadi bingung.

"Kak Ar, karakternya senang menyendiri sehingga jarang membuka dirinya, namun walaupun begitu kak Ar adalah orang yang nyaman untuk menjadi teman bicara bahkan dia akan selalu perhatian pada orang lain"

Shopia menganggukkan kepalanya mendengar perkataan Mita. Dia menjadi lebih tahu tentang Aira.

Shopia juga menyadari kalau Aira memang orang yang sulit untuk diajak bicara pertama kali. Dalam kelas dia hanya tidur dan melamun.

Namun lama kelamaan berkomunikasi dengannya lebih mudah dan selain itu Aira juga banyak membantu dirinya saat mengalami masalah.

"Saat kak Shopia datang bersama kak Aira tentu Mita kaget karena itu adalah pertama kalinya kak Aira membawa teman sekelasnya yang berarti kak Shopia terlihat spesial oleh Aira"

"Spesial? Aku?"

Mita menganggukkan kepalanya.

Laura dan Mita langsung membicarakan tentang berbagai hal Aira pada Shopia sehingga membuat dirinya lebih tahu tentang Aira.

Selagi tiga gadis itu membicarakan Aira, orangnya yang dibicarakan sedang memasak langsung bersin dan beberapa air liurnya jatuh ke dalam ayam kuah yang sedang dibuatnya.

"Apa aku sakit ya?"

Setelah mengaduk-aduk ayam kuah itu yang berada di dalam panci dengan api kompor yang kecil, Aira langsung mematikan api kompor itu dan mengangkat panci itu untuk menuangkan ayam kuah ke dalam wadah.

Asap mengepul melayang di atas ayam kuah itu dan Aira menghirup asap itu yang penuh dengan aroma yang membuat selera makannya menjadi bertambah.

"Yups...ayam kuah spesial sudah siap untuk dihidangkan"

Dia langsung mengangkat wadah yang berisi ayam kuah itu menuju ke tempat meja makan. Setelah menaruhnya, Aira langsung menuju ke pintu kamar Mita dan mengetuknya.

"Hei, makan malam sudah jadi, cepat keluar dan makan, kalau telat aku habiskan"

Aira langsung menuju ke meja makan dan duduk di salah satu kursi. Beberapa detik kemudian, tiga gadis keluar dari kamar dengan wajah gembira bahkan Aira melihat Shopia sudah dekat dengan Laura.

"Betapa cepatnya proses jalinan pertemanan antara cewek"

Gumam Aira ketika melihat Shopia dan Laura. Tiga gadis itu langsung duduk di kursi meja makan dan mulai menyantap makan malam.

Laura yang sudah mengeluarkan air liur karena menghirup aroma ayam kuah langsung mengambil piringnya dan mengambil satu potongan ayam dengan kuah yang banyak terlebih dahulu karena menunggu giliran untuk menaruh nasi.

"Waaa, sangat enak, membuat aku melayang-layang di angkasa"

Laura menyeruput kuah ayam itu yang penuh dengan rasa rempah khas Indonesia. Melihat hal itu Shopia hanya tertawa pelan.

"Aku iri dengan pasangan kamu, Ar-chan karena bisa menyantap makanan seenak ini setiap hari"

Laura menatap Shopia dengan tatapan menggoda dan Shopia tidak menyadari hal itu sehingga dia hanya tersenyum saja.

"Hei, Ar-chan, bagaimana kalau kamu jadi suami aku aja? Bila kamu menjadi suami aku, maka aku akan bisa makan enak seperti ini setiap harinya, bukankah itu sangat menyenangkan"

Saat Laura mengatakan hal itu, Shopia langsung kaget dan ada sebuah perasaan yang tidak rela bila itu akan terjadi. Dia tidak tahu mengapa hal itu muncul dalam dirinya.

"Huhh.. itu sama aja aku adalah koki masakan untuk kamu, aku tidak mau dan bagaimana dengan kak Agus?"

"Ah aku lupa tentang dia, hahaha"

Aira hanya menghela nafas mendengar perkataan Laura yang melupakan pacarnya sendiri. Padahal dia sudah menjalani hubungan pacaran selama 3 tahun lebih.

"Aku merasa kasihan dengan kak Agus yang bisa-bisanya berpacaran dengan kak Laura"

"Hahaha, Shopia aku hanya bercanda saja tadi, kamu tidak usah khawatir, aku tidak akan merebut Ar-chan dari kamu kok"

"Eh?"

Shopia langsung kaget mendengar perkataan Laura itu, sedangkan Aira hanya diam dan sibuk menyantap makan malamnya.

***

Beberapa hari telah berlalu, selama itu juga hari-hari yang dijalani oleh Aira merupakan hari yang biasa dia jalani yakni, berangkat sekolah pada pagi hari, pulang saat siang dan langsung mengurung di kamar sampai pagi.

Aira hanya keluar saat makan. Hal ini membuat Mita menjadi khawatir karena sebelumnya kakaknya itu belum pernah berprilaku seperti itu, bahkan dia tidak pernah melihat Aira berangkat kerja lagi.

Biasanya dia akan selalu pergi ke tempat kerja dan pulang dengan tubuh dan raut muka kelelahan akibat kerja yang berlebihan.

Mita tidak tahu apa yang dikerjakan oleh kakaknya di kamarnya sampai berubah seperti itu. Dia memutuskan untuk bertanya secara langsung pada kakaknya saat makan malam.

Beberapa jam kemudian, jam makan malam pun tiba, Aira langsung keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur untuk membuat makan malam.

Mita membantunya, walaupun dia tidak bisa memasak makanan seenak buatan kakaknya itu, namun dia masih bisa dasar-dasar memasak.

Mita merasa malu karena dia yang perempuan seharusnya bisa memasak makanan yang enak seperti buatan ibunya.

Setelah hidangan makan malam sudah diletakkan di atas meja makan, Aira dan Mita langsung menyantap hidangan tersebut.

Selagi mereka berdua menyantap, Mita langsung melakukan apa yang sudah direncanakan sebelumnya yakni bertanya tentang perubahan kakaknya itu.

"Kak Ar, apa kak Ar sudah tidak bekerja lagi?"

"Eh? Itu.."

Aira bingung untuk mencari alasan dan semakin dia berpikir dia tidak menemukan alasan yang tepat sehingga dia menghela napas.

"Ya, kakak sudah tidak bekerja lagi"

"Walaupun Mita merasa senang karena kak Ar tidak bekerja lagi sehingga kakak tidak merasa merasa lelah, lemas, seperti dulu tapi kak Ar sekarang sering berdiam di kamar, Mita jadi khawatir akan perubahan kak Ar saat ini"

Aira langsung memasang senyum kecil dan dia juga merasa bersalah karena telah membuat adiknya menjadi khawatir padanya.

"Maaf telah membuat kamu khawatir Mita, kakak sering mengurung di kamar karena kakak sedang mengerjakan proyek yang akan membuat masa depan kita menjadi lebih baik seperti saat papa dan mama masih ada"

"Apakah itu tentang proyek Alice yang pernah kakak buat dulu?"

Aira hanya menganggukkan kepalanya secara singkat walaupun sebenarnya proyek itu sudah selesai dan sekarang sedang melakukan proyek baru yakni sebuah aplikasi optimal kinerja sistem smartphone.

"Baiklah, tapi kakak jangan terlalu memaksakan diri sampai membuat kakak sakit, Mita tidak mau kakak sakit dan akhirnya meninggalkan Mita sendirian"

"Hahaha, tenang saja, kakak bisa menjaga diri dan bukankah kakak sudah mengatakan berkali-kali kalau kakak tidak akan meninggalkan Mita sendirian"

Mita langsung tersenyum senang dan melanjutkan makannya. Aira hanya tersenyum tipis melihat tingkah adiknya itu.

Dia berpikir kalau dirinya sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama adiknya itu karena proyek yang sedang dikerjakan saat ini.

"Mita, besok kamu ada acara apa tidak?"

"Hmmm... sepertinya tidak ada, kenapa kak?"

"Bagaimana kalau besok kita pergi jalan-jalan bersama, apa kamu ada tempat yang mau kamu kunjungi?"

"Ada kak, kita pergi ke taman fantasi aja, Mita sudah lama tidak kesana"

"Oke, kita kesana"

"Apakah Laura onee-chan dan kak Shopia juga boleh ikut?"

Aira terdiam sejenak untuk berpikir karena seharusnya ini adalah waktu bersama dengan adiknya, tapi setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya untuk mengajak orang lain.

"Ya, lebih banyak orang sepertinya lebih mengasyikkan"

"Hore~ Mita akan kabarin mereka berdua nanti"

Setelah itu tidak ada percakapan lagi, mereka berdua menyantap makan malam dan lalu menonton acara TV sampai jam dinding menunjukkan jam 10 malam.

Mereka berdua langsung masuk ke dalam kamar masing-masing untuk beristirahat sedangkan Aira melanjutkan proyeknya dengan kekuatannya dan bantuan Alice sambil berbaring di tempat tidur sampai jam 2 dini hari.

***

"Laura onee-chan, kita naik wahana apa dulu ney?"

"Hmm.. pertama naik wahana yang santai dulu, bagaimana kalau wahana tea pot?"

Mita langsung menganggukkan kepalanya. Mereka berdua langsung berlari menuju ke wahana itu.

Aira yang berada di belakang mereka hanya menghela nafas panjang dan juga tersenyum melihat adiknya yang sedang gembira.

Dia melirik ke samping kanannya yang ada Shopia, berjalan bersama dengannya. Aira melihat Shopia memakai sebuah blouse lengan panjang, sebuah rok panjang selutut, memakai sebuah aksesoris penjepit rambut yang diletakkan di bagian kanan, dan memakai sepatu kasual yang ada motif kucing hitam di bagian kiri sepatutnya.

Sedangkan dirinya hanya memakai sebuah kaos polos putih dengan dibaluti sebuah jacket zipper Hoodie warna hitam, celana panjang cargo cream dan sepatu sneaker warna hitam.

"Maaf sudah membuat kamu membuang waktu kamu untuk datang dan menemani Mita disini"

"Eh? Ah tidak apa-apa, aku juga lagi tidak ada kerjaan sehingga senang saat Mita mengajak aku ke taman bermain dan lagi pula aku juga sudah lama tidak mengunjungi taman bermain"

"Hooo.. begitukah?"

"Uhmm.. terakhir aku datang ke taman bermain saat berumur 6 tahun, saat itu ayahku belum terlalu sibuk dengan pekerjaannya seperti saat ini"

Shopia mengarahkan kepalanya ke langit yang mana sinar matahari tidak terlalu bersinar karena tertutup awan yang melayang di langit. Dia membayangkan saat-saat dia bermain di wahana permainan bersama dengan ayah dan ibunya yang tertawa gembira.

"Kak Ar, kak Shopia, sini cepat"

Mita berteriak kencang memanggil mereka berdua dan hal itu langsung dinasehati oleh Laura.

"Duh, Mi-chan, kenapa kamu menganggu kencan mereka berdua? Padahal suasana sedang bagus-bagusnya itu"

"Hups..Mita lupa, hehehe"

Laura langsung menggelengkan kepalanya dan menghela nafas, lalu dia terbesit sebuah rencana untuk Aira dan Shopia. Dia langsung membisikan rencana itu ke Mita.

"Rencana yang bagus itu, Laura onee-chan! Mita mendukung 100%"

Setelah menunggu antrian beberapa menit akhirnya mereka berempat dapat memainkan wahana itu, namun karena wahana itu hanya bisa dinaiki dua orang saja sehingga mereka berempat harus berpisah.

Shopia dan Aira berpasangan karena Mita dan Laura sudah menaiki wahana itu secara berpasangan. Setelah menunggu beberapa detik wahana itu langsung digerakkan oleh mesin.

Aira dan Shopia hanya diam sambil melihat sekitar. Mereka berdua merasa kalau suasana yang sedang berlangsung diantara mereka berdua adalah suasana canggung.

Shopia melihat Mita dan Laura yang memainkan wahana itu terlihat sangat senang bahkan mereka memutar-mutar cangkir tea pot itu dengan memutarkan sebuah tuas di bagian tengah cangkir tea pot itu.

Selagi Shopia melihat keasyikan dari Mita dan Laura, Aira hanya berpikir kenapa suasana canggung datang padanya. Padahal di kelas dia sering duduk berdua bersama dengan Shopia dan tidak ada rasa canggung sama sekali.

Aira mencoba menghilangkan suasana canggung itu dengan memutarkan cangkir tea pot yang mereka gunakan. Namun ternyata hal itu membuat Shopia terkejut karena tiba-tiba cangkir tea pot berputar.

"Ah..maaf"

"Eh? Tidak apa-apa, kita juga harus bersenang-senang seperti yang lainnya"

Shopia menundukkan kepalanya ke bawah sedangkan Aira melihat sekitarnya karena suasana canggungnya semakin terasa. Mereka berdua terus seperti itu sampai permainan selesai.

Aira dan Shopia langsung keluar dari cangkir tea pot itu dengan cepat. Sementara Mita dan Laura keluar dengan terhuyung-huyung akibat merasa pusing.

Aira dan Shopia memapah mereka berdua menuju ke sebuah kursi taman yang tidak jauh dari tempat itu.

"Ukhhh..aku merasa pusing"

"Mita juga"

Aira hanya menghela nafas panjang melihat mereka berdua yang saling menyederkan punggung mereka dengan ekspresi wajah lemas.

"Bagaimana, masih mau lanjut atau sudahan?"

"Lanjut dong, ini masih awal dan kita sudah jauh-jauh datang kesini masa balik?"

Laura dengan sisa tenaganya langsung mengajukan protes pada Aira dan Mita menganggukkan kepalanya setuju dengan Laura.

"Tapi keadaan kalian berdua?"

"Tidak masalah, kami hanya perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan rasa pusing ini"

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya mereka melanjutkan ke wahana lainnya dan seperti yang direncanakan oleh Laura, Aira dan Shopia sengaja berpasangan saat memainkan wahana yang akan mereka mainkan.

Seperti saat ini, Aira dan Shopia sedang memasuki wahana rumah hantu. Mita dan Laura sudah masuk duluan meninggalkan Aira dan Shopia untuk masuk berdua. Sebenarnya wahana ini bisa dimasuki maksimal empat orang secara bersamaan tapi yang terjadi Shopia dan Aira ditinggalkan oleh mereka berdua.

Shopia yang merasa takut terus menempel pada Aira dengan sangat dekat bahkan lengan Aira bisa merasakan sensasi yang empuk karena Shopia yang terus menempel di samping kanannya.

Aira hanya bersikap cuek akan sensasi yang dirasakan saat ini, namun ternyata hal itu tidak bisa dilakukan secara sempurna karena dia merasa sangat gugup.

"Bila kamu takut kenapa ikut masuk juga?"

"Itu.. karena sepertinya sangat se.. kyaaaa!!!"

Shopia berteriak karena melihat orang yang berbaring di tempat tidur tiba-tiba bangun dan berteriak dengan suara dibuat menakutkan.

Shopia langsung memeluk Aira secara refleks dan itu membuat Aira terkejut akan sikap dari Shopia itu. Lelaki itu selama ini baru pertama kalinya dipeluk oleh perempuan yang bukan keluarga ataupun kerabatnya.

"Mommy..."

Aira mendengar kalau Shopia menangis sambil memeluknya. Dia dengan perlahan langsung dan sedikit ragu-ragu mengelus rambut Shopia untuk memenangkan sambil berjalan dengan perlahan-lahan karena Aira merasa sulit untuk berjalan akibat Shopia terus memeluk lengan kanannya.

Setelah berjalan beberapa menit dalam kondisi Shopia terus memeluk lengan Aira yang membuat jalan Aira menjadi kesusahan, selain itu juga berteriak-teriak histeris saat dikejutkan oleh para pegawai wahana rumah hantu itu yang menyamar dengan dandanan berbagai jenis hantu lokal dan luar yang terlihat senang karena berhasil membuat pengunjungnya ketakutan, akhirnya mereka berdua berhasil keluar juga.

Mita dan Shopia yang sudah menunggu di pintu keluar langsung bergegas saat melihat Shopia menangis sambil memeluk lengan Aira.

Mita mencoba untuk menenangkan Shopia agar tidak menangis lagi sedangkan Laura yang berdiri di samping Aira hanya tersenyum gak jelas sambil memandang Aira.

"Apa?"

"Hehehehe...tidak apa-apa"

"Aneh..."

Setelah keadaan Shopia mulai membaik, mereka berempat langsung memainkan wahana lainnya dengan suasana gembira. Saat hari mulai siang, mereka langsung menuju ke sebuah restoran kecil yang ada di taman bermain itu untuk menyantap makan siang.

Setelah itu mereka melanjutkan permainan wahana lainnya sampai tidak terasa hari sudah mulai sore dan langit mulai berubah warna menjadi orange.

Ketiga perempuan itu merasa kecapaian karena bermain terus bermain di hampir semua wahana yang ada dalam taman bermain itu. Aira langsung memberikan sebuah minuman kaleng bersoda dingin pada mereka bertiga yang dibelinya beberapa menit lalu di sebuah mesin penjual minuman yang tidak jauh dari tempat mereka berada.

"Terima kasih kak Ar"

"Kamu penyelamat aku, Ar-chan!"

"Terima kasih Aira, maaf merepotkan kamu"

Aira hanya menganggukkan kepalanya secara singkat merespon ucapan dari ketiga perempuan yang duduk di bangku taman. Mereka langsung meminum minuman soda dingin itu dengan perlahan-lahan setelah membuka penutup kalengnya.

"Pulang?"

"Belum, ada satu wahana yang mau Mita naikin sebelum pulang"

"Lagi?"

Mita menganggukkan kepalanya dan Aira hanya menghela nafas panjang.

"Baiklah, apa itu?"

"Bianglala"

Mereka berempat langsung menuju ke wahana itu dan berdiri di dalam antrian. Aira kaget karena yang antri untuk menaiki wahana itu sangat banyak. Kebanyakan yang menaiki itu adalah pasangan cewek-cowok.

Setelah menunggu beberapa menit dan berjalan perlahan-lahan, akhirnya mereka berempat dapat menaiki wahana itu dan lagi-lagi Aira dipasangkan dengan Shopia.

Lelaki itu mulai merasa aneh dengan strategi pasangan ini karena selama memainkan wahana dia selalu dengan Shopia. Dia melihat Laura dan Mita tersenyum senang dan tertawa pelan, membuat dia menghela nafas panjang lagi. Aira tidak tahu sudah berapa kali dia menghela nafas panjang.

"Ada apa Aira?"

"Eh.. tidak apa-apa"

"Begitukah?"

Aira menganggukkan kepalanya sambil melihat suasana taman bermain yang berada dibawahnya dari jendela.

"Hmmm... Aira..."

Aira langsung melihat ke arah Shopia yang memanggil namanya.

"Ada apa?"

"Itu... tadi saat di rumah hantu..."

Aira memiringkan kepalanya karena merasa bingung apa yang ingin dikatakan oleh Shopia yang ucapan terputus-putus.

"Itu...saat itu, aku secara spontan memeluk kamu..."

"Ohhhh... itu... tidak apa-apa, jangan dipikirkan"

"Tapi aku sudah berlaku tidak sopan karena memeluk kamu"

"Tidak masalah, lagi pula aku juga merasa senang karena mendapatkan sebuah sensasi yang empuk, hehehe"

Shopia merasa bingung akan perkataan Aira, namun beberapa detik kemudian dia akhirnya tahu apa yang dimaksud Aira itu. Mukanya langsung memerah dan bila dalam anime-anime akan keluar asap di atas kepalanya.

"Tidak aku sangka kalau kamu lelaki mesum"

"Hei, aku lelaki normal tahu, bagaimana aku tidak merasa senang saat ada sensasi empuk yang aku rasakan saat itu"

"Humpp..dasar mesum!"

Shopia langsung memalingkan mukanya sambil melipat kedua tangannya di bawah dadanya.

"Maaf..."

"Fuhhh..."

Shopia tertawa pelan dan dia tersenyum pada Aira.

"Tidak apa, itu juga salah aku"

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi. Mereka berdua larut dalam pikiran masing-masing. Sampai akhirnya Shopia membuka pembicaraan lagi.

"Wahhh! Matahari terbenam sangat indah"

Aira langsung melihat ke arah yang sama seperti Shopia. Dia setuju dengan perkataan Shopia itu.

"Ah.. apakah karena ini, yang membuat wahana ini menjadi sangat ramai"

"Mungkin seperti itu, ya bagaimanapun kita mendapatkan momentum yang tepat karena bisa melihat matahari terbenam"

Aira menganggukkan kepalanya, setuju dengan apa yang dikatakan oleh Shopia. Saat melihat ke lainnya, dia tanpa sengaja melihat sepasang cewek-cowok yang sedang menaiki wahana yang sama dengannya sedang berciuman.

"Apa yang dipikirkan oleh pasangan ababil itu? berciuman di tempat umum, bila di barat mungkin hal yang wajar tapi ini di negara ini, suatu hal yang tabu. Ya tapi untung saja mereka tidak bercumbu seperti video-video anime itu, kalau ya ku rekam dan laporkan ke polisi biar mereka ditangkap"

Aira mengucapkan itu dalam pikirannya dan Shopia yang melihat Aira yang hanya menatap satu tempat yakni bagian atas mereka langsung melihat ke arah yang sama. Saat itu dia terlihat kaget karena melihat pasangan sejoli yang sedang berciuman mesra.

Wajahnya langsung memerah melihat hal itu. Setelah beberapa menit berputar, akhirnya mereka turun dari wahana itu dengan wajah Shopia yang masih memerah.

Laura dan Mita yang sudah menunggu mereka langsung melihat sikap dan wajah Shopia yang memerah.

"Hei ada apa dengan kalian berdua? Kenapa wajah Shopia memerah?"

Aira hanya bersikap cuek sedangkan Shopia bingung untuk menjelaskan. Laura dan Mita langsung tersenyum kecil melihat mereka berdua itu.

"Sepertinya rencana Laura onee-chan berhasil"

"Hahaha siapa dulu, Laura gitu loh"

Terima kasih sudah membaca cerita yang saya buat ini.

saya masih amatir dalam hal penulisan cerita, mohon kritik dan sarannya agar membuat saya lebih baik dalam membuat sebuah cerita.

Tobot_610creators' thoughts