webnovel

terkabulnya doa

semakin lama aku menunggu semakin bertambah pula goresan keriput tua di sekujur tubuh ku akan bertambah dan saat itu aku bertambah pula dilema ,

masih mungkinkan aku disukai lawan jenisku jika dengan usia dan keriputku sekarang, aku masih 27 tahun dan ini sudah dipertengahan tahun tepat usia ku 27 itu pertanda akan memasuki tahun baru lagi dan mendekati pula usia ku yang ke 28 tahun,,, hari ku yang kosong,,,

sampa suatu ketika sewaktu aku sedang bekerja lembur 2 shift sekaligus sore gabung dengan shift malam tiba-tiba om Surya mengirim pesan lewat WhatsApp yang dengan diawali dengan salam tentunya, om Surya sebenarnya sejawat ku bekerja dirumah sakit sebagai perawat senior di UGD tetapi aku menghormati beliau karna usia nya yang sudah lebih sangat lebih tua dariku mungkin sekitar 40 thn, dan juga beliau termasuk orang terpandang beliau sering mewakili acara-acara besar dengan pembesar-pembesar tokoh -tokoh masyarakat atau bupati, wali kota dan lain sebagainya .

" assalamualaikum?"

lama aku membalas pesannya dikarenakan waktu itu pasien sedang ramai -ramainya ,,, biasa sehabis lebaran sih pada dasarnya orang-orang yang tervonis sakit dan harus mendapat perawatan extra jika dirumah justru melanggar semua pantangan makanan dan lalai minum obat karna suasana meriahnya lebaran idul Fitri ,bertemu dengan handai Tolan dan sulitnya menahan hasrat memakan makanan enak yang tersedia di meja,

alhasil pasien diabetes ,hipertensi, demam dan diare untuk anak-anak, dispepsia bagi yang punya riwaya magh kronis maupun akut membanjiri bed- bed UGD rumah sakit.

" Waalaikumussalam,,,, iya om kenapa om?"

" lagi sibuk Ndak?"

" udah enggak om, baru selesai om, tadi pasien rame om."

" om ada kenalan buat kamu , anak daerah kota(BL) mau kenalan dulu?"

" om tapi soal usia om, sudah om ceritakan kalau usia Suri sudah cukup dewasa."

" sudah ,,

dan juga maaf tapi ia duda beranak satu anaknya masih 1,8 bulan baru ditinggal ibunya."

" inalillahi.... kenapa om?"

" iya ibunya meninggal beberapa bulan lalu karna pendarahan hebat saat mengandung anak keduanya."

" Suri dilema om, bagaimana dengan tanggapan ibu jika harus menikah dengan duda.''

" tapi om apa orang itu tidak keberatan dengan status Suri om yang hanya orang biasa begini om?"

" dia seusia dengan mu, mungkin kalian dulunya juga saling mengenal karna dia juga mengambil kampus yang sama dengan mu, dia juga mengambil jurusan tentang laboratorium sama dengan mu tetapi kini ia melanjutkan bisnis ayahnya untuk memegang travel haji milik keluarganya, dan meninggalkan status gelar kesarjanaannya ."

" boleh Ndak om, kalau saya istikhoroh lebih dulu, ?"

" iya tentu saja boleh ...malah itu yang bagus."

" siapa namanya om,?"

"sebentar saya tanya dulu nama lengkapnya

ya."

lama sekali om Surya tidak membalasnya hampir 2 jam lebih,

dan akhirnya aku mulai pesimis lagi ,. aku berfikir bahwa pihak lelakinya pasti mungkin keberatan setelah mendengar gambaran detail tentang identitasku, maklum aku tidak memiliki satu hal pun yang bisa aku banggakan di depan banyak orang.

akhirnya aku pun menyerah untuk menunggu balasan WhatsApp dari om Surya dan kutinggalkan handphone ku begitu saja di dalam loker meja kerjaku dan aku pun meninggalkannya di ruangan sedang aku bergabung dengan krue UGD di depan yang sedang berkemas-kemas merapihkan ruangan yang sedari tadi berantakan

dan kami berbincang banyak hal disana sehingga aku lupa dengan desain om Surya yang ternyata sudah membalas pesan ku.

" Namanya ...

" Muhammad Matan Nur Rais, ndok,

" silahkan diistikhorohi dulu, siapa tahu jodoh nya."