webnovel

Air Mata Cinta (Antara Cinta dan Negara)

Romansa - Spritiual - Militer Kisah tentang seorang laki-laki yang bernama Muhammad Alvar rusydi, memiliki karakter seorang pemimpin, kuat dan kompetitif, bersedia untuk memulai tindakan dan mengambil risiko. Dia menyembunyikan masa lalu yang menyedihkan dan menyakitkan nya sebagai Komandan dari Pasukan Khusus Indonesia. Takdir mempertemukan dirinya dengan seorang wanita cantik, memiliki sifat sholehah dan hidupnya penuh keceriaan. Bernama Balqis Almeera Herlambang, adik dari Letnan Kolonel Juli Herlambang yang merupakan Abang asuhnya saat pendidikan kemiliteran. Akankah mereka bersatu nanti, saat cinta dan NKRI di pertaruhkan? Apakah mereka berdua mampu melewati semua rintangan? Ataukan takdir memiliki jalan kisah lain untuk mereka? Cast : - Mayor Muhammad Alvar Rusydi - Balqis Almeera Herlambang

Minke15 · Action
Not enough ratings
22 Chs

Chapter 6 : Mengikuti Jejak Ayah

" Pagi Hari Di Lapangan Latihan Kopassus "

Pagi hari mulai menyapa, mataharipun sudah terbit dari ufuknya dengan cahayanya yang cerah dan terang menyinari ibu kota jakarta. Di sebuah lapangan latihan tembak banyak pasukan beranggotakan laki-laki berseragam PDL loreng kopassus 'darah mengalir' sedang berbaris dengan rapih ditengah lapangan menunggu kedatangan pelatih yang akan melatihnya dalam menembak dan taktik menyerang. Tak menunggu lama sang pelatihpun datang dan pelatih mereka tidak lain adalah kapten alvar.

"siap grakk! Hormat grakk...!!", intruksi dari lettu akhdan saat kapten alvar sudah datang, seluruh pasukan memberikan hormat kepada kapten alvar.

Kapten alvar membalas hormat para pasukan kemudian menurunkan tangannya, "tegak grakk...!!", intruksi lettu akhdan seluruh pasukan menurunkan tangannya kembali ke posisi sikap siap dan tegap.

"selamat pagi, semuanya...!", sapa kapten alvar penuh semangat membara.

"pagi... pagi... pagi... selamat pagi!!!", jawab seluruh pasukan dengan semangat membara dan suaranya mengema memenuhi seluruh lapangan.

"komando...!!", ucap kapten alvar, 'komando' merupakan slogan dari pasukan kopassus yang selalu di ucapkan para prajurit baik itu ketika latihan, misi operasi dan kondisi tertentu.

"komando...!!", jawab serempak para pasukan.

Kapten alvar menganggukan kepala sembari bertolak pinggang, "bagus! Latihan kali ini adalah menembak. Saya mendengar kalian adalah prajurit yang dalam penembakannya sangat bagus, untuk itu... kalian yang terpilih akan di didik menjadi sniper handal. Jadi jangan bermalas-malasan dalam latihan! Saya tidak akan memberi keringanan kepada prajurit yang bermalas-malasan dan kurang semangat, kalian mengerti...!!", tegasnya begitu nampak aura kesangaran dan ketegasannya.

"siap, mengerti...!!", kembali dijawab oleh para pasukan dengan semangat yang membara.

Kapten alvar berganti gerakan tangan dengan melipatnya didepan dada, "didepan kalian sudah ada sasaran tembak, kalian harus menembak papan sasaran itu dalam jarak 100 meter dengan tepat sasaran! Lettu akhdan akan mengawasi dan menghitung angka sasaran kalian, bagi kalian yang belum memenuhi syarat akan dipisah dan dilatih secara intensif. Kalian jelas, yah...!!", tanyanya.

"siap komandan, jelas...!!"

"semuanya siap diposisi, dalam hitungan ketiga mulai menembak...!!", perintah kapten alvar.

Dari kejauhan terdengar derap kaki orang berlari menuju arah kapten alvar, dan orang itu adalah sersan mayor wahyudi dengan berdiri tegak sambil memberikan hormat kepada alvar, "lapor, Danki! Komandan memanggil anda keruangannya...", ucapnya.

"laporan di terima, terimakasih, wahyudi...!", jawab kapten alvar sambil berbalik kearah lettu akhdan, "akhdan, tolong awasi latihan mereka...!", perintahnya.

Setelah memerintahkan lettu akhdan untuk menggantikan dirinya melatih para pasukan, kapten alvar bergegas menuju ruangan komandannya letjen bagus herlambang dengan berlari kencang.

Tok... tok... tok

Sampailah kapten alvar di ruangan letjen bagus herlambang, dia mengetuk pintu terlebih dahulu kemudian terdengar suara dari dalam ruangan menyuruh dirinya masuk. Kapten alvar membuka pintu ruangan lalu melangkah masuk menuju ruangan yang dimana letjen bagus herlambang berada.

"hormat...!", kapten alvar mengangkat tangannya memberikan hormat.

Lalu dibalas oleh letjen bagus herlambang sembari mengeluarkan sebuah amplop kehadapan kapten alvar, melihat amplop putih itu membuat kapten alvar bertanya-tanya isi didalam amplop tersebut, "bukalah amplop itu dan baca...!", perintah dari sang komandan.

Kapten alvar mengambil amplop membukanya terdapat sebuah surat didalamnya, dia mengambil nya dan membuka lipatan surat tersebut, kapten alvar terkejut saat melihat dan membaca apa yang tertulis di surat tersebut.

"komandan, ini...?", ucap kapten alvar terpotong.

"kau sudah membacanya, bukan?, surat itu perintah langsung dari KSAD untukmu. Apa kau tetap akan menolak perintah itu...?!", tanya letjen bagus herlambang, "prajurit berprestasi sepertimu akan berguna bagi nusa dan bangsa, jadi terimalah pangkat itu...!", lanjutnya.

Kapten alvar mengangkat tangan kanannya dengan memberi hormat kepada komandannya, "siap menjalankan perintah...!", balasnya dengan tegas dan yakin.

Letjen bagus herlambang tersenyum lembar karena akhirnya bisa membujuk anak dari sahabatnya letkol anumerta wiranto rusydi, yaitu alvar, "baiklah, kau ambil surat perintah itu. Pengangkatanmu akan di laksanakan besok, kau boleh meninggalkan ruangan...", ucapnya.

"siap komandan...!", jawab kapten alvar dengan tegas, "saya undur diri, terimakasih banyak komandan...!", pamitnya.

Setelah selesai kapten alvar keluar dari ruangannya komandannya dengan langkah berat sambil menghembuskan nafas berat memandang surat perintah pengangkatan dirinya, sekarang pikirannya berkecambung memikirkan pangkat baru yang dia dapatkan. Karena menurutnya, semakin tinggi sebuah jabatan akan semakin tinggi pula tanggung jawab yang di embannya. Apa dia mampu untuk memikul tanggung jawab tersebut? Apa dia akan bisa menjalani tugasnya dengan baik? Dia hanya takut tidak bisa amanah dan lalai dengan tanggung jawabnya.

~~~

Siang hari telah tiba, matahari berada di tengah cakrawala bersinar begitu cerah dan panasnya, terdengar kumandang adzan waktu sholat dzuhur seluruh kegiatan dan aktivitas dari pasukan diberhentikan untuk sholat dan istirahat. Mendengar kumandan adzan, kapten alvar memutuskan untuk sholat dzuhur di masjid markas kopassus, sampailah dirinya di teras masjid disana banyak tentara lainnya yang ingin menunaikan sholat dzuhur berjamaah.

Kapten alvar melepas sepatu boot nya dan melangkah menapaki teras masjid, dirinya saling sapa-menyapa dengan tentara lain kemudian kearah tempat wudhu. Setelah selesai berwudhu, Iqamah pun dikumandangankan tanda waktu sholat segera di laksanakan. Para makmum laki-laki dan makmum wanita langsung berdiri dengan bersaf-saf rapih dan rapat. 

Imam sholat langsung memulai takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan sampai telinga, "Allah Akbar(Allah Maha Besar)..." dan diikuti makmum lainnya mengucapkan takbir.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...!", salam dari imam sholat dengan menengok ke kanan dan ke kiri kemudian diikuti oleh para makmum.

Setelah selesai sholat dilanjutkan untuk berdoa, lalu para jamaah laki-laki maupun wanita saling berjabat tangan dengan berbondong-bondong meninggalkan masjid untuk makan siang di kantin markas kopassus. Di sana kapten alvar mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin begitu sangat ramai para tentara yang sedang menikmati istirahat dengan makan siang, para tentara junior yang berpapasan dengan kapten alvar memberikan hormat dan melanjutkan makan mereka.

"Danki...!!"

Kapten alvar merasa ada yang memanggil dirinya langsung berbalik kearah orang yang memanggilnya, dan rupanya orang yang memanggilnya merupakan tentara wanita berpangkat sersan satu bernama dian.

"lapor, Danki! Anda di panggil letnan jenderal untuk menghadap ke ruangannya. Laporan selesai...", beritahu sersan satu dian kepada kapten alvar.

Kapten alvar mengangguk mengerti, "baik, laporan saya terima. terimakasih, sersan satu dian...", balasnya.

~~~

" Di Ruangan Letnan Jenderal "

Kapten alvar bergegas menuju ke ruangan komandannya, setelah sampai di depan ruangan langsung mengetuk pintu.

"masuklah...!", perintah dari letjen bagus herlambang dari dalam ruangannya.

Setelah mendapatkan izin, kapten alvar membuka knot pintu dan melangkah masuk kedalam ruangan. Kapten alvar mengangkat tangan memberi hormat kepada letjen bagus herlambang.

"kapten alvar, silakan duduk...!", Perintah letjen Bagus.

"siap, komandan. Mohon izin...", balas kapten alvar langsung mendaratkan pantatnya di kursi dan sekarang dirinya saling berhadap-hadapan dengan Letjen Bagus.

Letjen Bagus mencondongkan badannya dan melipat kedua tangan diatas meja, matanya melihat kearah kapten alvar, "kapten alvar!, saya baru saja mendapatkan perintah dari KSAD untuk Tim Alpha. Karena sebentar lagi Pasukan Garuda Satgas Unifil yang ada di Lebanon akan dipulangkan. KSAD memberi perintah kepadamu dan Tim Alpha mu untuk melakukan pelatihan Pasukan Garuda di PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian), kemungkinan kalian akan di latih selama dua minggu sebelum di berangkatkan dengan anggota Pasukan Garuda yang lain...", jelasnya.

"kau akan mengomandoi grup 3 Charlie Kopassus yang akan ikut menjadi Pasukan Garuda ke Lebanon. Apa kamu dan tim alpha mu siap...?!", tanya letjen bagus.

"siap, komandan...!", jawab kapten alvar.

"apa anda keberatan, kapten alvar...?!", tanya letjen bagus.

"siap, tidak komandan...!", jawab kapten alvar dengan tegas dan lugas.

"bagus! kamu dan Tim Alpha mu akan di bebaskan tugas selama 5 hari kedepan, karena besok kau akan melaksanakan kenaikan pangkat. untuk itu, di hitung dari besok hari kau dan Tim Alpha sudah dibebaskan tugas. Manfaatkan waktu bersama keluarga atau temanmu dengan sebaik-baiknya, jangan di sia-siakan...!", jelas letjen bagus.

"siap, komandan...!", jawab kapten alvar.

"kalian boleh pulang lebih awal hari ini, silakan kembali ke markas pada tanggal 1 juli 2015, apa dimengerti...", tanya letjen bagus.

"siap, mengerti komandan...!!", jawab kapten alvar.

"kalau begitu, silakan kau boleh meninggalkan ruangan...", ucap letjen bagus.

"siap, komandan. Saya mohon undur diri, komando...!", pamit kapten alvar tidak lupa memberikan hormat kepada komandannya.

~~~

Setelah keluar dari ruangan letjen bagus, kapten alvar merogoh saku celana PDL nya dan mengambil benda pipih berwarna hitam yang merupakan ponsel miliknya kemudian melakukan panggilan suara dengan code name 'Serigala-ervin'.

"kapten ervin! posisi ada dimana? Segera ke aula pertemuan bersama anggota tim alpha lainnya, ada hal yang ingin saya sampaikan disana...!", perintahnya.

"siap! Saya sedang berada di asrama, baik! Segera, saya dan tim alpha lainnya akan kesana...!", jawab kapten ervin di sambungan telepon.

Panggilanpun terputus, kapten alvar menaruh kembali ponselnya kedalam saku celana PDL nya kemudian berjalan menuju ke aula pertemuan, dan sampailah dirinya di aula pertemuan. Pintu terbuka masuklah kapten alvar kedalam aula yang masih sepi tidak ada siapa-siapa di dalamnya, dirinya berjalan kearah meja dan mendaratkan pantatnya ke kursi aula sambil menunggu anggota tim alpha lainnya.

Pandangan mata dari kapten alvar tertuju ke depan yang disana ada layar dari proyektor, seketika pikirannya melayang memikirkan percakapan dirinya bersama letjen bagus herlambang.

# Flash Back On #

Letjen bagus menatap penuh arti kearah kapten alvar, "dan satu lagi yang harus saya sampai kepadamu, lima hari sebelum keberangkatanmu ke Lebanon akan ada pertemuan rahasia di istana negara untuk membahas operasi 45 bersama pak presiden dan anggota operasi lainnya...", jelasnya.

"persiapkan dirimu dengan sebaik-baiknya...!", perintahnya.

"siap, komandan...!", jawab kapten alvar.

# Flash Back Off #

"hormat grakk...!!", perintah dari kapten ervin memberi hormat kepada kapten alvar, diikuti dengan letnan satu akhdan, sersan satu simon dan kopral dua patimura mengangkat tangan memberi hormat.

Kapten alvar yang sedang melamun terkejut dengan kedatangan anggota tim alpha yang muncul mendadak, dia langsung bangkit dari duduknya dan membalas hormat dan setelah itu menurunkan tangan kembali.

"tegak grakk...!", perintah kapten ervin menurunkan tangannya diikuti tiga anggota lainnya.

Kapten alvar beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kearah anggota tim alphanya, "selamat siang, semua...!", sapa kapten alvar.

"siap, siang...!", jawab serempak dari keempat anggota tim alpha

"komando...?", ucap kapten alvar.

"komando...!!", jawab keempat anggota dengan serempak.

Kapten alvar melihat keempat anggota tim alphanya, "silakan duduk...!", perintahnya.

"siap laksanakan...!", jawab keempat anggotanya serempak langsung kearah tempat duduk.

Sekarang kapten alvar tepat dihadapan keempat anggota tim alphanya, "baik, sengaja saya kumpulkan kalian disini. Karena ada hal yang ingin saya sampaikan kepada kalian, siang tadi saya mendapatkan perintah dari KSAD untuk tim alpha akan melakukan pelatihan Pasukan Garuda di PMPP. Kita akan mengikuti pelatihan selama dua minggu setelah itu kita akan diterbangkan bersama Pasukan Garuda lain ke lebanon...", jelasnya.

"untuk itu saya ingin bertanya kepada kalian, apa kalian bersedia untuk tugas mulia ini...?!", tanya kapten alvar.

Kapten ervin, letnan satu akhdan, sersan satu simon dan kopral dua patimura langsung beranjak dari duduknya dengan sikap siap dan tegak, "siap sedia, komandan...!!", jawab mereka serempak.

"apa kalian keberatan...?!", tanya kembali dari kapten alvar.

"siap, tidak komandan...!", jawab serempak dari anggotanya.

"baik! Hari ini kita diizinkan pulang lebih awal, besok kita sudah di bebaskan tugas sampai tanggal 1 juli 2015. Untuk itu, manfaatkan waktu bersama keluarga, pacar atau teman kalian dengan sebaik-baiknya, jangan sia-siakan waktu yang diberikan KSAD kepada kalian. Apa dimengerti semuanya...!", tanya kapten alvar.

"siap, mengerti...!!", jawab kapten ervin, letnan satu akhdan, sersan satu simon dan kopral dua patimura dengan serempak.

"untuk sekarang sekian, saya harap tidak ada salah satu dari kita terlambat untuk masuk kembali ke markas...!!", ucap kapten alvar memberi peringatan.

"siap, komandan...!", jawab dari keempat anggota dengan serempak.

"terimakasih atas perhatiannya, karena tidak ada pertanyaan. Saya tutup, tanpa penghormatan bubar jalan...!", perintah kapten alvar.

"siap, bubar jalan...!", jawab keempat anggotannya langsung berbalik badan tanpa penghormatan.

Letnan satu akdan melangkah mendekat kepada kapten alvar sembari memberikan sebuah berkas yang di sampul dengan map berwarna merah, "komandan, ini daftar nama semua pasukan beserta nilai sasaran tembak mereka...", ucapnya.

Kapten alvar mengambil map merah tersebut dan membukanya lalu membaca berkas didalamnya, "terimakasih, akhdan. Besok kita sudah dibebaskan tugas, kemungkinan saya akan menyerahkan daftar nama ini kepada letnan jenderal...", jelasnya.

"siap komandan...!", balas lettu akhdan.

Kapten ervin mendekat kepada sahabatnya sambil merangkul pundak kapten alvar, "jadi, besok lo akan kenaikan pangkat...?", tanyanya.

Dan dibalas anggukan kepala oleh kapten alvar terdengar helaan nafas berat darinya, "iya, gue dapet surat perintah dari KSAD untuk naik pangkat...", ucapnya dengan nada tak semangat.

Sersan satu simon dan kopral dua patimura yang mendengar komandannya akan naik pangkat tentu saja mereka bahagia, mereka bergegas mendekat kearah kapten alvar dengan wajah berseri-seri.

"Alamakk! selamat, komandan. Atas kenaikan pangkatnya...!", ucap selamat dari sersan satu simon dengan logat khas medan yang berasal dari Provinsi Sumatera Utara.

Kopral dua patimura menatap wajah komandanya seakan mengisyaratkan kesedihan, "aduhh... mamah sayangee! Kenapa komandan punya wajah kusut macam itu? harusnya komandan punya wajah harus bahagia,heh. Kenapa seperti bersedih...?", tanyanya dengan logat khas Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kapten alvar memandang dua junior tentara di anggota tim alphanya, "asal kalian tau, kenaikan pangkat bukan sesuatu yang mudah seperti membalikan tangan tetapi ada tanggung jawab yang berat untuk di emban...", jelasnya.

Sersan satu simon dan kopral dua patimura langsung tertunduk, "siap, komandan. Maaf kami salah...", ucap mereka serempak.

Kapten ervin menepuk pundak sahabatnya, "gue yakin lo pasti bisa, lo temen gue yang hebat. semangat terus, gue dan semua tim alpha akan selalu mendukung lo...!"

"kita akan mendukung, komandan...!", ucap lettu akhdan, sersan satu simon dan kopral dua patimura dengan bersamaan

Kapten alvar tersenyum mendengar ucapan dari sahabat karibnya itu, dia seakan memiliki semangat saat melihat sahabatnya dan ketiga anggota tim alpha lainnya memberikan dukungan kepadanya, "terimakasih semuanya...", ucapnya.

Kapten ervin langsung membawa kapten alvar kedalam pelukannya sambil menepuk-nepuk punggung, semua bersuka cita saling berpelukan. Setelah melepas suka cita mereka, mereka berlima melangkah keluar meninggalkan aula pertemua untuk pulang ke rumah masing-masing.

~~~

Pukul 05.00 WIB

" Taman Makam Bahagia TNI "

Kapten alvar yang sudah pulang dari Markas Besar Kopassus menyempatkan dirinya untuk berkunjung di Taman Makam Bahagia, yang merupakan salah satu taman pemakaman yang dikhususkan untuk para Anggota TNI yang telah wafat, dan tidak untuk umum. Taman makam ini sudah banyak dan penuh oleh makam makam TNI dari jaman kemerdekaan para TNI yang wafat dimakamkan disini.

Kapten alvar menghentikan laju motornya dan memarkirkannya, dia beranjak memasuki area pemakaman dengan membawa rangkaian bunga untuk di taburkan diatas makam nanti. Sampailah dia di sebuah makam disana tertera nama Letkol Anumerta Wiranto Rusydi yang merupakan makam ayahanda tercintanya.

Langit sudah berubah warna menjadi warna jingga yang begitu sangat cantik dan indah ditemani hembusan angin sepoi-sepoi disertai keheningan menyelimuti suasana kesedihan di pemakanan, kapten alvar disana menurunkan badan berjongkok sambil membersihkan makam ayahandanya dengan mencabut rumput dan menyapunya.

Setelah bersih barulah dia menaburkan bunga-bunga yang dibawa ke atas pusaran makam ayahnya, kapten alvar duduk beralaskan tanah dengan menekuk kakinya, kedua tangan memeluk lutut, pandangannya ke arah barat tepat dimana matahari akan tenggelam ke ufuknya. Kapten alvar menarik bibir membentuk senyum simpul.

"ada masalah apa kamu kemari?"

Kapten alvar berbalik kearah samping kirinya, matanya terbelalak sempurna melihat seseorang lelaki berseragamkan tentara duduk bersamanya. Entah ini nyata atau mimpi semata, dia melihat sosok ayahandanya disampingnya dengan posisinya sama seperti dirinya.

Ya, dia adalah ayahnya Wiranto Rusydi.

Ayahnya melihat kearah matahari yang sebentar lagi akan terbenam ke ufuk barat, "apa ada sesuatu yang membuatmu bimbang...?", langsung berbalik melihat kearah alvar dengan menarik senyum lebar.

Kapten alvar menarik bibir membalas senyuman ayahnya, ayah wiranto mengelus belakang kepala putranya, "putra ayah, rupanya sudah besar, dan sudah dewasa juga, yah. Sekarang kau menjadi seorang tentara, kenapa kau mengikuti jejak ayah menjadi tentara...?"

"bukankah ayah sudah tau jawabanku? Sejak kecil ayah sudah menjadi superhero untuk alvar. Aku ingin seperti ayah menjadi seorang tentara yang hebat melindungi negara Indonesia ini, apa itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan ayah...?", jawabnya.

Ayah wiranto tertawa mendengar jawaban dari putranya itu, "baiklah, jika itu pilihanmu ayah akan mendukungnya..."

Kapten alvar menundukkan wajahnya berubah menjadi sendu, ayah wiranto mengernyitkan dahi bingung melihat putranya terlihat murung, "ada apa? kenapa kau sendu dan murung seperti itu? Cepat, katakan kepada ayah..."

Kapten alvar mengambil sebuah amplop putih berisi surat perintah dari KSAD mengenai kenaikan pangkatnya. Kemudian diberikanlah kepada ayahnya, dia menarik nafas dan menatap manik mata ayahnya, "alvar, baru saja mendapatkan perintah dari KSAD untuk kenaikan pangkat menjadi mayor..."

Di sana kapten alvar melihat ayahnya tersenyum simpul kepadanya, "jadi, ini yang membuatmu sendu dan murung? Putra ayah, hebat sekali, yah! Di usia muda sudah mendapat promosi jabatan, kenapa kau murung mendapatkan promosi jabatan itu...?"

Terdengar helaan nafas berat dari kapten alvar, hatinya sedikit takut dan ragu-ragu untuk menerima promosi jabatan tersebut, "karena itulah, alvar ingin membicarakan ini kepada ayah. Alvar takut tidak sanggup untuk memikul tanggungjawab sebesar itu. Bagaimana kalau alvar tidak amanah...", balasnya.

Tukk...!

Akhh...!

Kapten alvar mengerang kesakitan karena kepalanya di totok oleh ayahnya, "kenapa ayah menotok alvar...?", rengeknya sambil mengusap-usap bekas totokan ayahnya.

Ayah wiranto melipat kedua tangan didepan dada dan memasang wajah menakutkan kearah putranya, "kalau kau melakukan hal itu, ayah yang akan menghukummu. Beraninya kau mengatakan seperti itu dihadapan ayah...!", ucapnya yang memasang wajah marah.

"maafkan alvar, ayah..."

Ayah wiranto langsung menepuk pundak putranya, "pangkat seorang mayor bukanlah sesuatu yang mudah. Semakin tinggi jabatanmu maka akan berat tanggung jawabmu juga amanah yang harus kamu pikul. Tetapi... nak, ayah yakin kau mampu untuk memikul tanggung jawab dan amanah tersebut..."

Mata kapten alvar berbinar-binar mendengar ucapan ayahnya, "kenapa, ayah berbicara seperti itu? Karena kamu adalah putra kesayangan ayah, ayah yakin dan percaya kamu pasti bisa! Jangan pernah berbicara, kamu tidak sanggup, jangan putus asa dari jalanmu. Teruslah berjuang dan melangkah ke depan, nak...!"

"kau tidak sendirian, nak. Ayah akan selalu di sampingmu dan akan selalu mendukungmu...", ujar ayah wiranto, "tetapi, ingat dengan satu hal, walaupun tingginya pangkatmu itu. Jangan membuat dirimu sombong! Menjadi prajurit sejati bukan masalah tingginya pangkat tapi besarnya tekad dan pengorbanan untuk melindungi bangsa dan negara..."

Kapten alvar mengangguk mengerti, "terimakasih ayah. Alvar akan selalu mengingat nasehat tersebut, alvar akan patrikan dalam hati agar selalu mengingatnya..."

Allah Akbar(Allah Maha Besar)... Allah Akbar(Allah Maha Besar)...!

Kapten alvar terbangun. Sayup-sayup kumandan adzan mendengung di telinganya. Berasal dari sebuah masjid yang cukup jauh dari area taman pemakaman bahagia, dia begitu terkejut langit sudah berubah menjadi gelap dengan sedikit layung ke orenan dan ditambah masih berada di pemakaman ayahnya.

"apa aku tertidur disini...?", tanyanya, kapten alvar tersenyum kearah makam ayahnya, "karena ayah yakin dan percaya pada alvar. Alvar, tidak akan menyia-yiakan kepercayaan ayah. Terimakasih banyak, karena ayah selalu mendukung alvar disini. Alvar, janji tidak akan mengecewakan ayah dan juga bunda...", tegasnya.

Kumandan adzan telah selesai, langit sepenuhnya sudah berubah menjadi gelap.

"sekalipun pertemuan itu sangat singkat, alvar bersyukur bisa berbicara dengan ayah. Alvar, begitu sangat bahagia bisa melihat ayah...", ucap kapten alvar dengan tersenyum simpul yang tulus.

"ayah, maaf alvar pamit pulang dulu, yah. Pastinya bunda dirumah sudah khawatir karena alvar belum juga pulang, alvar pamit pulang. Assalamualaikum...", ucap salam dari kapten alvar, kemudian melangkah pergi meninggalkan makam ayahnya untuk bergegas pulang ke rumah.

~~~

" Rumah Kapten Alvar "

30 menit kemudian, kapten alvar sudah sampai di rumahnya memasukan motor nya kedalam bagasi dan melangkah masuk kedalam rumah. Pintu rumah pun di buka dirinya mendapati bundanya sedang ada di dalam mushola rumah dengan memakai mukenah dan mengadahkan kedua tangan untuk berdoa.

"Aamiin...!"

Mendengar bundanya ucap mengucapkan 'Amin' itu tanda bundanya sudah selesai berdua, segeralah kapten alvar melangkah masuk ke dalam mushola untuk mendekat kepada bunda tercintanya, terlihat disana bundanya sedang melipat mukenah yang kenakan.

"bunda...?"

Disana bunda rosmawati langsung memutar badannya dan mendapati putra tercintanya sedang melangkah kearahnya, "kamu sudah pulang, sayang? Oh ya, udah sholat magrib belum...?", tanyanya.

Kapten alvar langsung meluruh memeluk erat sang bundanya, "iya bunda, Alhamdulillah. Alvar sudah sholat tadi di masjid...", balasnya, "bunda, tadi doa apa?", tanyanya.

Bunda rosmawati langsung mencubit kedua pipi putranya, "tentu saja, mendoakan putra bunda yang paling tampan dan paling gagah sejagat raya ini...", jawabnya langsung mencium kening putranya itu.

Kapten alvar tersenyum lebar mendengar bundanya memuji dirinya, "bunda... ada yang alvar ingin beritahu kepada bunda"

"apa, sayang...?"

Kapten alvar membuka saku dalam jaket boombernya dan mengambil sebuah amplop putih berisi surat perintah dari KSAD mengenai kenaikan pangkatnya. Kemudian amplop itu diberikanlah kepada ibundanya, nampak terlihat ibundanya bertanya-tanya dengan isi amplop tersebut. 

"surat apa ini, sayang...?", tanya sang bunda.

Kapten alvar menarik nafas dan menatap manik mata bundanya, "alvar, baru saja mendapatkan perintah dari KSAD untuk kenaikan pangkat menjadi mayor, bunda...", jawabnya, disana dirinya bisa melihat perubahan ekspresi dari bundanya setelah mendengar jawabannya.

Bunda rosmawati membuka amplop tersebut dan didalamnya ada secarik kertas, kemudian dia mengambilnya dan membacanya, "kamu akan di angkat menjadi mayor, sayang...?", tanyanya.

"iya bunda..."

Bunda rosmawati tersenyum menatap lekat putra kesayangannya, "kenapa kamu sepertinya sedih mendapat promosi jabatan ini? Yakinkan dirimu sayang! Bunda yakin dan percaya kamu bisa bertanggung jawab dengan amanah itu, bunda akan selalu ada di sampingmu dengan mendukungmu. Jadi, jangan ragu dan yakinlah...?"

Kapten alvar menarik bibir membentuk sebuah senyuman yang lebar kepada bundanya, "baik, bunda. bunda tau tidak? Tadi, alvar bermimpi bertemu ayah. dia bilang akan selalu disamping alvar dan akan selalu mendukung alvar, ayah percaya kepada alvar, bunda..."

Bunda rosmawati berkaca-kaca matanya saat mendengar putranya itu membicarakan mendiang suaminya berkunjung didalam mimpi putranya, dia langsung menggenggam tangan putranya sambil mencium puncak kepala putranya, "jika ayah sudah mengatakan itu, maka tidak ada kata untuk kamu mundur sayang. Yakinlah, sayang! kamu pasti bisa, ayah dan bunda akan selalu mendukungmu..."

Kapten alvar begitu tersentuh dan terharu mendengar untaian kata-kata indah dan lembut yang keluar dari mulut bundanya, dia langsung menyelusup memeluk erat bundanya, "terimakasih bunda, alvar janji. Alvar tidak akan mengecewakan bunda dan ayah, terimakasih banyak bunda..."

"iya sayang, semangat selalu yah putra bunda tersayang dan tertampan seluruh jagat raya ini...", ucap bunda rosmawati dengan memuji putranya itu, "lakukanlah tugasmu dengan sebaik-baiknya sebagaimana ayahmu yang meninggal dengan gagah dan berani untuk melindungi bangsa dan tanah air..."

"siap, laksanakan. Bunda...!"

###

Danki adalah singkatan dari Komandan Kompi, dan Kompi sendiri adalah satuan pasukan Militer yang terdiri dari 100 orang. Pada umumnya kompi terdiri dari tiga atau empat Peleton dan satu kelompok kompi akan dipimpin oleh seorang kapten yang ditentukan oleh pejabat militer.

PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) adalah satuan yang berada di bawah kendali Markas Besar Tentara Nasional Indonesia yang diperuntukan bagi calon Pasukan Perdamaian Indonesia, alias Kontingen Garuda yang akan bertugas ke luar negeri.

Mayor adalah pangkat dalam kemiliteran bagi perwira tingkat menengah dalam kedudukan komando. Umumnya pangkat ini tepat setingkat di atas Kapten dan tepat setingkat di bawah Letnan Kolonel.

Satuan Tugas atau Satgas ( dalam bahasa inggris : Task force atau TF) adalah sebuah unit atau formasi yang dibentuk untuk mengerjakan tugas tertentu.

UNIFIL adalah akronim dari United Nations Interim Force in Lebanon artinya: "Pasukan Sementara PBB di Lebanon" adalah organisasi yang didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada tanggal 19 Maret 1978, berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 425 dan No. 426.