webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Teen
Not enough ratings
114 Chs

Chapter 63

Kaito

Aku melangkah menyusuri pantai yang penuh dengan pengunjung ini. Keramaian ini serasa begitu nyata. Setiap nafas yang ku hirup juga sangat nyata kurasakan. Seketika aku ingat sesaat sebelum aku masuk ke mimpi ini.

Saat itu kepala ku serasa sangat sakit sampai aku berteriak. Sejak saat itu semua jadi gelap dan tiba tiba aku ada disini.

Apa yang terjadi dengan ku di dunia nyata?

Kenapa mimpi ini begitu nyata?

"Kak! Kakak!", suara gadis kecil yang sepertinya pernah ku dengar.

Aku pun menoleh ke sumber suara. Ternyata itu adalah Hanabi. Dia masih sangat pendek dan memakai seragam SD nya. Hanabi masih didampingi oleh ayah dan ibu dibelakang nya. Hanabi berlari ke arah diri ku yang masih SMP itu.

Suasana itu ... sudah lama tak ku rasakan ...

Disaat yang sama seseorang menepuk pundak ku. Aku pun langsung menoleh ke arah nya. Gadis cantik dengan rambut panjang berwarna putih dan bola mata warna merah muda. Dia memakai seragam SMA lain yang tak ku kenal.

"Apa kau tersesat?", tanya nya.

"Eh?!"

"Wajah mu itu terlihat bingung tau ...", ucap nya dengan sedikit tawa.

"Ano ... kau sendiri kok sendirian?", balik ku bertanya pada nya.

"Hmm ... sebenernya aku juga kesasar hehe ...", jawab nya tertawa sembari menggaruk kepala nya.

"Kamu dari SMA mana?, dan mana teman teman mu?", lanjut ku bertanya.

"Emm ... kayak nya temen temen ku pada pulang deh ... aku jadi sendiri deh ...", jelas nya.

"Ohh ... terus kamu mau pulang? ... kalo iya aku anter", ucap ku menawari bantuan.

"Nanti dulu lah ... terlanjur ke sini juga ... ke kafe itu dulu yuk, aku traktir", ujar nya menunjuk ke arah kafe yang ada di dekat pintu masuk pantai.

"He?! Apa gak masalah?", tanya ku sedikit terkejut.

"Gak kok ... lagi pula kita sama sama kesasar kan?, ayo ...", ucap gadis itu menggandeng ku masuk ke sebuah kafe.

Ini mimpi kah?

Kami berdua pun masuk ke kafe itu. Untung tak terlalu banyak pengunjung di kafe ini. Jadi kami pun bebas memilih tempat duduk. Gadis itu memilihkan tempat duduk de samping jendela yang menghadap langsung ke laut.

Kami pun duduk berhadapan dan dibatasi oleh meja kayu di tengah kami. Gadis itu pun memanggil pelayan kafe dan bertanya padaku.

"Emm ... kamu mau teh ato kopi?"

"Teh dingin aja ...", jawab ku.

"Oh ... Oke, mbak aku pesan dua teh dingin ya", ucap gadis itu pada pelayan kafe.

"Siap kakak ...", jawab pelayan itu lalu kembali melangkah ke arah dapur.

Karena belum saling mengenal aku pun jadi gugup untuk mengajak nya bicara. Beberapa saat kami lewati tanpa sepatah kata pun. Sampai pelayan tadi kembali datang dan meletakan pesanan kami di meja kami. Setelah gadis tadi mengucap terimakasih lada pelayan tadi, suasana menjadi kembali hening.

"Oh iya ... nama mu siapa?", tanya gadis itu sembari menyeruput teh dingin nya.

"Oh ... nama ku Okino Kaito ...", ucap ku lalu meneguk teh dingin ku.

Eh ... kenapa rasa minuman ini nyata banget?

Ini mimpi kan?

"Eh eh ... kamu tau mitos pantai ini gak?", tanya gadis itu tiba tiba.

"Eh?! apa emang nya?", tanya ku terkejut dan penasaran.

"Katanya pantai ini banyak orang dari masa depan yang tiba tiba balik ke waktu hari ini", jawab nya.

"He?! serius?!", ujar ku tak percaya.

"Hmm gitu lah ... dan aku juga pernah nemuin catetan dari masa depan", ucap nya mengeluarkan sebuah buku kecil dari saku seragam nya.

"Kapan kamu nemuin nya?", lanjut ku bertanya.

"Barusan ... ini kalo mau baca", kata gadis itu memberiku buku kecil itu.

Setelah ku baca dan ku pahami catatan ini berisi curahan hati seorang anak prempuan. Dia terjebak di pantai ini bersama masa lalu nya seperti ku. Dan tahun asal nya adalah 2021. Setahun lalu kalau dihitung dari tahun asal ku.

"Etto ... bisa aja dia ngarang loh ...", ucap ku lalu mengembalikan buku itu pada gadis itu.

"Humm ... iya juga ya ... tapi banyak orang yang tiba tiba tau nama pengunjung padahal pengunjung itu gak kenal sama orang itu", ucap nya menegaskan pendapat nya.

Kok mimpi ini mulai gak masuk akal ya?

Apa aku benar benar melompati waktu?

"Kaito ... apa jangan jangan kau salah satu dari time travel itu?", tanya nya dengan tatapan tajam.

"Uhuk ... Eh?! ma-mana mungkin lah", ucap ku tersedak karena terkejut dengan pertanyaan nya yang tiba tiba itu.