Kaito
"He?! ... Hanabi kemana ... katanya di kamar", ucap ku cemas sembari menelepon Naya.
"Kakak tolol!!!",
Bruak!!!
Pintu kamar Hanabi tiba tiba tertutup dengan kencang.
"Hahaha ... besok kakak harus berterima kasih pada ku!!", ujar Hanabi lalu memutus sambungan telepon nya.
"He?! jangan jangan!!",
Glek!!! Glek!!!
Ternyata benar, pintu kamar Hanabi terkunci rapat. Hanabi sengaja mengunci aku dan Ai di dalam kamar nya entah karena apa.
"Oi!!! Naya?! apa kamu di sana!!", teriak ku.
"Maaf Kaito-san ... aku cuma ikut ikutan Hanabi", jawab Naya dari luar.
"Weehh!!! serius kah?!!", aku pun putus asa mencari cara untuk keluar dari kamar Hanabi.
Entah kenapa tak ada jendela di kamar nya. Bahkan aku baru sadar setelah bertahun tahun tinggal di sini. Aku pun duduk dan menyandarkan punggungku di pintu.
"Ai ... eh?! ... kamu ga papa kan?!", aku pun terkejut saat melihat nya.
Wajah nya memerah dan dia hanya diam berdiri sembari memegang ponsel nya dengan tangan yang gemetaran.
Sial!!! apa mereka benar benar mengunci kami di sini semalaman?!!
Tunggu?!
Entah kenapa aku yakin ini adalah bagian dari rencana Ame yang ia bicarakan padaku barusan.
"Cih ... mau gimana lagi", gumam ku dengan wajah kesal.
"Gak usah takut Ai ... aku gak akan ngapa ngapain kamu kok", lanjut ku menenangkan Ai yang seperti nya memikirkan hal yang aneh aneh.
Ai melepas jaket ku yang ia pakai dan memberikan nya padaku.
"Eh?!"
Di saat itu juga Ai menguap dan mata nya seperti tak bisa lagi menahan kantuk nya.
"Kalo mau tidur tidur aja ... aku biar di lantai", aku pun memakai jaket ku kembali dan berbaring di lantai.
Saat aku menoleh ke arah nya kembali. Aku sangat terkejut dia sudah berbaring di ranjang Hanabi dan memejamkan matanya.
Hee?!!! dia serius ka?!
Segitu percaya nya sama aku!
"Ya sudah lah ... Ame ... tolong hilangkan kutukan Ai ...", aku memejamkan mata ku perlahan dan mulai tertidur lelap.
Duak!!!
"Selamat pagi kak?!", Hanabi membuka pintu kamar dan kepala ku yang berada tepat di depan pintu pun menerima akibat nya.
"Aaahhh!!!", aku langsung terbangun dan memegangi kepala ku yang terasa sangat sakit ini.
"Maaf maaf maaf ... gak sengaja", ucap nya dengan sedikit senyum.
"Hoii ... pelan pelan lain kali!", kata ku dengan wajah kesal.
"Oh ... kak Ai dah bangun juga ... gimana malam kalian?", tanya Hanabi dengan senyuman ejekan nya padaku.
Dia mikir apa seh?!
"Eh?!", perhatian ku diambil oleh Ai yang hanya berjalan perlahan keluar dari kamar Hanabi dengan wajah datar nya yang tak biasa itu.
"Kak ... Ai?", Hanabi hanya bisa membiarkan Ai melewati nya tanpa bisa berbuat apa apa.
"Tunggu!!! kakak gak ngapa ngapain kan?!", teriak Hanabi menarik jaket ku dan bersiap memukuli ku.
"Hoi!!! aku gak bakal ngapa ngapain tau??! ... lagian kenapa kamu ngerjain kita?!", kata ku supaya tak merasakan pukulan Hanabi di wajah ku.
"O ... oh ... ya ... Sarapan nya belum siap kak!!!", ujar Hanabi langsung berlari ke dapur melarikan diri mya dari ku.
Cih ... kenapa kepalaku sakit gini ...
"Eh?! ... kok aku gak inget mimpi semalem?!", aku menyadari hal yang janggal pagi ini.
Aku tak bisa mengingat mimpi ku tadi malam. Jangan jangan aku gagal. Tidak mungkin, ini adalah kesempatan ku satu satu nya sebelum drama sekolah.
"Jika tidak berhasil ... maka ... Ai akan tetap tak mengeluarkan suara nya nanti ...", aku pun berdiri dengan perasaan ku yang campur aduk.
"Sial!!! ... apa aku gagal?", gumam ku seraya memukul tembok kamar Hanabi dengan tangan ku.
Ame ... aku percayakan semua pada mu ...
Aku pun keluar dari kamar Hanabi dan menaiki tangga untuk menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar ku.
Deg!!!
"Aghh!!!"
Jantung ku serasa berhenti berdetak dan aku tak bisa menggerakkan tubuh ku. Rasanya tubuh ku semakin lemas dan kaki ku tak lagi kuat untuk menopang tubuh ku.
"Kakak? kenapa kok berhenti?", tanya Hanabi saat melihat ku berhenti bergerak di anak tangga yang ke empat jika di hitung dari bawah.
Seandainya aku bisa menjawab nya ...
"Ha ... na ... bi ...", kaki ku tak sanggup lagi menahan tubuh ku.
Bruak!!! Duk!!!
Aku terjatuh ke lantai dan tak lagi bisa menggerakkan tubuh ku.
"Kakak!!! ... kenapa ... jangan bilang gara gara aku buka pintu tadi pagi!!!", teriak Hanabi sembari mengusap kepala ku.