webnovel

Korban Pertama

Seorang gadis berkacamata berdiri diatas atap. Ia bersiap akan terjun ke bawah. Ia mulai memejamkan mata.

Semua siswa dan siswi keluar dari kelas. Menonton dari tengah lapangan.

Hantu itu ikut menonton. Nuzila yakin itu teman sekelasnya. Dia Karina.

"Aku mendengar suara pikirannya."

"Apa katanya?"

"Dia merasa bersalah atas kematian ibunya. Katanya tak seharusnya dia berada disini lagi jika ibunya tidak ada. Ini semua salahnya. Dia tak seharusnya meninggalkan ibunya waktu itu. Nuzila kamu harus menghentikannya."

"Bagaimana caranya?!"

"Kita susul ke atap."

Tibanya di atap nuzila segera mendekati Karina. "Hentikan!"

Karina menoleh ke belakang. "Cih, pengganggu." Gumamnya.

Hantu itu berbisik pada nuzila. "Banyak kunang kunang berwarna keemasan melingkupinya. Mereka berkata kamu tidak bersalah, ibu yang salah. Maafkan ibu meninggalkanmu sendirian"

Nuzila langsung berkaca kaca mendengarnya.

"Kamu tidak boleh melakukannya"

"Kau tidak mengerti!"

"Aku mengerti, aku juga tahu apa masalahmu."

Karina semakin maju.

"Aku mohon jangan lakukan itu."

"Tuan Kyle benar, tidak semestinya aku berada didunia ini. Ibu telah tiada, sekarang aku menyesal. Untuk menggantikan semua kesalahanku aku harus membayarnya dengan ini."

"Tidak, kamu salah. Masih banyak hal yang bisa kamu lakukan selain ini untuk menebusnya."

Karina terus menangis, kakinya semakin maju.

"Kamu tidak bersalah, ibu yang salah. Maafkan ibu meninggalkanmu sendirian." Ucap nuzila mengulangi yang diucapkan hantu itu.

Karina terkejut dan berkaca kaca. Ia langsung mengusap kasar air matanya. Hantu itu langsung melihat pikiran Karina.

Saat dia menghiraukan ibunya yang diam diam menyembunyikan penyakitnya. Dia pergi ke klub basket. Ibu menyuruhnya untuk keluar dari klub basket. Namun ia menolaknya dan semakin rutin menghadirinya.

"Lebih baik kamu dirumah nak. Jagain ibu dan Nabila. Bukannya cita cita kamu dulu jadi desainer?"

"Terus ibu mau aku jadi tukang jahit gitu Bu? Duh jadul banget"

Setelah itu muncul kilasan saat ia berusia tujuh tahun yang bahagia bisa membuat sebuah baju dari hasil jahitannya. "Ibu bangga sama kamu nak." Kata ibunya.

Lalu kembali ke kilasan ia remaja. "Anak perempuan jangan sering pulang malem, nggak baik."

"Besok mau ada kejuaraan Bu." Kata Karina.

Hingga tibanya malam, Karina belum kunjung pulang. Ibunya tetap menjahit meskipun batuk parah, malam semakin larut. Ibunya terus batuk berdarah, hingga akhirnya pening dikepalanya muncul. Beliau jatuh dari kursinya. Nabila menangis saat melihat ibunya tergeletak tak berdaya.

Karina mendengar kabar buruk paginya. Ibunya menghembuskan nafas terakhir malam itu. Karina yang saat itu menginap dirumah temannya syok berat. Ia tak percaya, ibu pergi untuk selamanya.

"Aku bisa mendengar suara hati ibumu. Memang tidak masuk di akal. Tapi percayalah ibumu tidak ingin kamu melakukan hal ini."

Karina langsung menjatuhkan diri ke lantai. Dia menangis hebat. Menutup wajahnya.

"Di Alquran dijelaskan dalam surat An-Nisa : Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha penyayang padamu."

Dia menangis.

Hantu itu terdiam. Dia membisiki nuzila. "Kunang kunang keemasan itu tiba tiba menghilang. Dia mengucapkan terima kasih."

Nuzila tersenyum nanar. Dia jadi teringat dengan kejadian waktu itu. Saat setelah kak Fany mengalami kecelakaan. Nuzila merasa sangat bersalah. Ialah yang saat itu memutuskan untuk bunuh diri. Apalagi setelahnya ayah dan ibu memutuskan cerai.

Tak ada lagi cinta di hati mereka, ibu meninggalkannya. Nuzila tinggal dengan ayahnya. Padahal sejak kecil yang paling dekat dengannya adalah ibu. Ibu selalu membelanya. Bukan ayah. Terlebih setelah itu ayah sering meninggalkan nuzila sendiri. Ayah jadi sibuk kerja. Pulang tiap satu tahun sekali, itu pun kalau ingat. Meski biaya keperluan sekolah dan makan sering ditransfer tiap bulan.

Ayah mungkin kecewa, entah dengan nuzila atau dengan ibu. Karena saat itu, Ibu memutuskan menikah lagi dengan teman sekantornya.

###

"Hari ini Jakarta digegerkan dengan semakin banyaknya kasus bunuh diri. Kasus angka bunuh diri di Jakarta naik signifikan yang tadinya tiga persen menjadi sepuluh persen. Diduga kuat selain karena faktor ekonomi dan masalah pribadi, ada faktor dari situs online voice your heart. Situs online ini merupakan tempat berkumpulnya banyak orang yang curhat mengenai masalah pribadinya. Situs ini sudah di label oleh polisi sebagai situs ajang bunuh diri." Ucap seorang reporter di televisi

Nuzila menyelurup teh hangatnya di kantin sembari menonton. Ini tumbennya dia makan di kantin, karena biasanya dia selalu membawa bekal dan makan di kelas.

Dari ujung sana terlihat Rena sedang berjalan menuju kursinya. Nuzila gugup ia berharap gadis itu tidak mengarah padanya. Apalagi empat temannya juga mengintil di belakangnya. Ia merasa malu.

"Ren disini aja" kata salah satu temannya, Sinta. Dia menunjuk kursi didekat televisi.

Nuzila menutup-nutupi wajah, supaya tidak dikenali.

"Nuzila! Pindah kesana yok." Teriak Rena

Nuzila langsung tersedak. Ternyata sejak tadi dia mengenalinya.

"Maaf, aku disini aja." Jawabnya.

"Yah, yaudah deh."

Dikira Rena memilih dekat televisi, dia malah duduk di samping nuzila. Keempat temannya pun ikut mengiringi dikanan kirinya. Mereka menyambut nuzila dengan senyum.

Dia adalah Rena. Dan keempat temannya Sinta, gina, Hana dan putri. Mereka teman sekelas.

"Ren gimana nasib cowok Lo"

"Eh tunggu, emang si Rena punya cowok? Bukannya Lo jones seumur hidup?"

"Lo nggak tau? Cowok yang selalu ada dikepala Rena."

"Haru."

"Hwalah itu pacarnya Rena."

"Lo tau nggak kemaren sampe jam berapa dia mewek. Jam satu malem. Setdah. Kapalan kuping gue dengernya."

"Pfft."

Nuzila ikutan mengekeh, meski aslinya tidak paham.

Sinta membuka dompet kecil milik Rena. Ada lima foto haru disana. "Lo liat kan nih liat fotonya dia bawa kemana mana ini. Gue yakin pas lagi pup juga pasti dia bukannya liatin WC tapi liatin haru."

"Terus diciumin sambil megang gayung. Mwahaha"

Mereka terbahak secara serentak. Foto itu terbang ke depan piring nuzila. Ia terkejut saat melihat wajah di foto itu sangat mirip dengan hantu yang sekarang duduk di sampingnya. Ia langsung tersedak parah.

"Minum Zil."

"I,iya."

"Liat kan, nuzila aja sampe bengek gitu saking kagetnya."

"Halah." Rena bete.

Nuzila mengambil foto haru dan mencocokkan dengan hantu yang duduk disampingnya. "Kamu mirip dia."

"Masa?"

"Tuh liat."

Hantu itu terkejut saat melihat fotonya.

"Emang si haru kenapa?"

"Dia kecelakaan udah lima hari yang lalu, dokter menyarankan untuk oksigennya dibuka. Karena udah nggak ada kemungkinan dia hidup. Kemungkinan hidupnya kecil karena dia mengalami kerusakan otak yang parah."

"Duh kasian banget dia."

"Tuh dokter bego, bilang aja dia nggak bisa menangani haru."

"Rena rena, yang namanya dokter mah nggak ada yang bego ren. Pinter."

"Awas aja kalo sampe calon suami gue kenapa kenapa. Haru ku sayang" Ia berakhir mengecup foto yang dipegangnya.

"Lo tahu kasus bunuh diri si Karina kemarin?"

"Ada yang bilang dia anggota voice your heart."

"Wah parah, yang satu abis kecelakaan yang ini malah ajak bundir. Topiknya nggak ada yang lain apa"

"Gue yakin pendiri voice your heart pasti orang gila."

"Ada yang bilang, ada perempuan yang mencegah dia. Anak kelas kita"

Nuzila tersedak. Ia kembali meneguk tehnya.

"Kau sedang dibicarakan." Bisik hantu itu. "Aku tahu." Jawabnya.

"Untung banget ya ada dia. Kalo nggak, bisa jadi sarang setan nih sekolah."

"Bener, bener. Nih sekolah jadi angker lagi entar."

"Kok Karina bisa kepikiran bundir gitu ya."

"Lo tadi nggak denger namanya dipanggil Mulu sama guru BK?"

"Jadi sasaran empuk dia. Congean dah itu kuping."

"Lo pada pernah kepikiran mengakhiri hidup kayak gitu nggak?" Ucap Rena.

"Gue pernah, tapi ya nggak sampe kejadian juga."

"Gue juga pernah, tapi kasihan ortu. Kalo gue mati nggak wajar nanti arwah gue nggak tenang dong."

"Bukan hanya nggak tenang, tapi nggak diterima bumi." Tambah Rena.

Sepanjang mereka berbicara, nuzila hanya menyimak dan memakan nasi gorengnya. Bagi nuzila bunuh diri adalah kebodohannya dimasa lalu. Dia juga pernah merasa ingin seperti itu. Bahkan jika ada orang yang berniat melakukan hal itu didepannya akan ia hentikan, karena ia seperti berkaca. Melihat dirinya di masa lalu.