webnovel

AFRAID TO LOSE YOU

"Pergilah,!! menjauh dariku, sudah bisu,! cupu lagi,!!! jangan lagi kamu tampakkan wajah polosmu di hadapanku, !!! aku sudah muak padamu dan harus kamu tahu!! aku tidak pernah mencintaimu,..!!! ( Quinnsha Qiana ) "Aku akan pergi dengan membawa cintaku, aku akan menjauh dan menghilang hingga siapapun tak akan bisa menjangkauku,...juga dirimu,..." ( Galih Putra Mahendra ) Quinnsha Qiana yang biasa di panggil Qina, seorang gadis cantik anak orang kaya raya yang kuliah di Universitas ternama di Jakarta. Dalam kehidupan cintanya Qina terkenal sebagai gadis pencari mangsa cowok yang super kaya, dan juga terkenal sebagai wanita yang tidak punya hati, karena dalam waktu singkat Qina selalu berganti-ganti pacar. Galih Putra Mahendra seorang laki-laki muda yang tampan namun mempunyai kekurangan yaitu tuna wicara. Galih baru kembali ke negaranya Indonesia setelah dia menghabiskan masa kecil dan remajanya di negara Australia. Pindah di universitas yang terkenal, membuat Galih putus asa karena banyak hinaan yang dia dapatkan, apalagi saat Galih di permainkan oleh Qina seorang gadis yang sangat di cintai Galih. Rasa putus asa yang dalam, membuat Galih mengambil jalan pintas, dengan menenggelamkan dirinya ke dalam lautan luas. Apakah Galih akan meninggal,...?" Dan bagaimana dengan perasaan Qina saat mengetahui Galih berbuat seperti itu karena dirinya,...?" Apakah Qina akan mencintai Galih di saat Galih sudah tidak ada,...?" Bagaimana reaksi Qina saat Galih muncul hanya dengan Jiwa tanpa raganya,...?" Ikuti kisah AFRAID TO LOSE YOU hanya di sini ???

Nickscart_1 · Fantasy
Not enough ratings
1 Chs

GALIH PUTRA MAHENDRA

Qiana duduk bertopang dagu di kantin kampus yang penuh dengan para mahasiswa baru.

Sudah hampir sepuluh menit Qina menunggu sahabatnya Shella yang sedang memesan dua mangkuk bakso dan dua es kelapa muda, namun tak kunjung tiba.

"Aiiiissshh, Qina...nih pesanannya, ramai sekali di sana tadi, sampai panjang antriannya." keluh Shella saat sampai di hadapan Qina.

"Karena ada penerimaan mahasiswa baru mungkin Shel." ucap Qina dengan santai sambil menyeruput es kelapa mudanya yang baru datang.

"Mungkin juga...eh Qina, kamu tahu tidak? di antara mahasiswa baru ada salah satu cowok yang sangat tampan loh." ucap Shella dengan wajah yang terlihat antusias.

"Hem, benar-benar tampan tidak?" tanya Qina memasang wajah seriusnya.

"Ya sangat tampan malah Qin, bagaimana tidak tampan, semua mata cewek pada mengarah ke wajah dia." jawab Shella masih tak lepas dengan wajah berbinarnya.

"Terlihat kaya tidak?" tanya Qina pasang aksi untuk segera mendapat info lengkap dari Shella.

"Kaya dong Qin, kalau kamu ingin tahu namanya...namanya keren banget Galih putra Mahendra, pasti tuh anak orang kaya, tapi sayangnya ada kekurangannya Qin." ucap Shella menatap Qina yang serius menatapnya.

"Apa kekurangannya? apa dia playboy atau apa?" tanya Qina lagi meletakkan sendok dan garpunya hanya untuk mendengar cerita Shella.

"Dia tidak bisa bicara, dia bisu." jawab Shella menunggu reaksi Qina yang terkenal sebagai playgirl di kampus kalangan anak-anak orang kaya.

Sudah banyak laki-laki yang jatuh bangun mengejar cinta Qina, dan banyak pula yang mendapatkan kesempatan untuk berpacaran dengan Qina. Namun hubungan itu tak pernah berlangsung lama, paling lama hanya satu bulan itupun dengan pemutusan sepihak. Qina yang selalu memutuskan mereka.

"Apa yang kamu pikirkan sekarang Qin?" tanya Shella penasaran.

"Kalau di bisu kenapa dia sampai kuliah di sini, apa dia pintar atau dia ada referensi?" tanya Qina penasaran, karena baru kali ini mahasiswa yang bisu bisa di terima di universitas yang terkenal di daerah Jogyakarta.

"Aku kurang tahu, semua tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya, sepertinya seluk beluk kehidupannya sangat misteri." ucap Shella sambil menatap es kelapa muda yang sama sekali belum di sentuhnya.

"Hai, kenapa kamu jadi termenung Shel, jangan bilang kalau kamu juga suka sama dia." tebak Qina melihat raut wajah Shella yang begitu serius.

"Bukan seperti itu, walau tampannya bak dewa, tetap saja dia di pandang sebelah mata, oleh para cowok di sini." ucap Shella dengan kesal.

"Ya itu sudah lumrah Shel, namanya kekurangan seseorang itu pasti akan di pandang sebelah mata oleh orang lain." ucap Qina dengan santai.

"Kok kamu ngomongnya gitu Qin? memang kamu tidak kasihan apa?" ucap Shella.

"Aku ngomong yang sebenarnya Shel, kalau kamu perduli sama dia ya tidak apa-apa, itu hak kamu kok." ucap Qina dengan cuek.

"Kapan kamu berubahnya Qin." keluh Shella.

"Aku tidak akan pernah berubah, bagi seorang pencundang tetaplah pencundang,laki-laki itu lemah semua." ucap Qina mempertahankan kesombongannya.

"Ya semoga saja kamu tidak kemakan dengan omonganmu sendiri Qin, suatu saat kamu akan jatuh di hadapan laki-laki yang lemah." ucap Shella dengan kesal.

"Kamu itu sahabat aku Shel, kenapa malah berkata seperti itu." rutuk Qina menatap wajah Shella dengan kesal pula.

"Sudahlah Qin, aku malas bicara sama kamu saat ini." ucap Shella seraya beranjak pergi meninggalkan Qina yang menatapnya dengan pandangan rumit.

"Aneh tuh anak, hanya karena cowok bisu belainnya sampai sebegitunya." gumam Qina sambil melanjutkan makan baksonya.

"Tuk...tuk...tuk"

Ujung meja Qina ada yang mengetuk, Qina melihat jemari yang besar sedang mengetuk mejanya.

Dengan memicingkan matanya Qina mendongakkan wajahnya menatap seseorang laki-laki yang tinggi menjulang, yang berdiri tepat di hadapannya.

Senyuman laki-laki itu mengembang, dengan kulit tubuhnya yang putih bersih, serta wajah yang mulus dengan bibir tebal namun seksi, menambah plus ketampanannya.

"Eh, ngapain kamu senyum-senyum!! kalau mau duduk, duduk saja, tidak perlu tebar pesona." celetuk Qina sambil meneruskan makan baksonya yang tinggal sedikit.

Qina menghentikan makannya, saat merasakan tatapan seseorang yang begitu intens.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Qina dengan matanya yang melotot indah.

Sudah dua kali Qina mengajaknya bicara, namun laki-laki itu hanya membalas dengan senyuman yang memang sangat mempesona bagi cewek lain yang melihatnya.

Dengan jengkel Qina menatap laki-laki itu dengan mengacungkan garpunya.

"Lama-lama aku tusuk mata kamu itu, apa kamu bisu!! di ajak bicara dari tadi hanya senyum-senyum saja...kampungan sekali." ucap Qina sambil memalingkan muka.

Laki-laki tampan itu hanya menghela nafas panjang, sambil menulis sesuatu di buku kecilnya dan di tunjukkannya pada Qina.

"Maaf aku minta ijin duduk di sini,karena meja sudah penuh, dan iya memang aku bisu tidak bisa bicara...oh ya kenalkan namaku Galih putra Mahendra." Ucap Galih dengan tatapan ramah.

Karin menelan air ludahnya, jadi laki-laki ini yang di belain Shella, sampai Shella sangat marah padanya.

Memang wajahnya sangat tampan, malah melebihi tampannya Linggar kekasihnya yang sekarang.

Tapi sayang sekali, ketampanannya tak seimbang dengan kebisuannya.

"Dari tadi kenapa tidak bilang, buat orang jadi keki saja." gerutu Qina sambil menghabiskan minumannya.

"Maafkan aku" Galih kembali menunjukkan buku kecilnya pada Qina.

"Sudahlah, sudah terlambat juga kata maafmu." ucap Qina setelah membaca tulisan rapi itu.

"Boleh aku tahu namamu?" tanya Galih lagi dan menunjukkan catatannya.

Qina menatap buku kecil di hadapannya.

"Namaku Quinsha Qiana." ucap Qina dengan perasaan yang mulai bosan.

"Nama yang cantik, secantik orangnya."

Galih menatap Qina dengan senyum tulusnya.

Qina memalingkan wajahnya menatap ke arah lain.

"Jangan terlalu lebay, untuk memujiku tak perlu dengan kata-kata, cukup dengan bukti." ucap Qina saat menerima pujian Galih.

"Aku bicara jujur dari hatiku" Galih membalas ucapan Qina yang meragukan pujiannya.

"Kamu mahasiswa baru kan?" tanya Qina penuh selidik.

"Ya benar, aku juga baru kembali ke kota ini." jawab Galih masih dengan catatannya.

"Memang kamu dari mana?" tanya Qina penasaran.

"Aku di besarkan di negara Kanguru, tapi aku lahir di kota ini." jawab Galih dengan jujur.

Qina menatap Galih dengan rasa tak percaya, jika Galih di besarkan di negara lain, berati keluarga Galih kalangan orang kaya.

Qina menjadi sedikit tertarik pada Galih.

Dengan senyum manisnya Qina mengulurkan tangannya pada Galih.

"Senang berkenalan denganmu Lih." ucap Qina dengan tatapan penuh pada seorang Galih Mahendra yang tuna wicara tapi sangat tampan dan anak orang kaya raya.

"Terimakasih Quinsha, aku senang bisa berkenalan denganmu gadis paling cantik di kampus ini." ucap Galih tersenyum seraya menunjukkan notes-nya.