webnovel

SONIA MELAHIRKAN

Steve masih seperti itu ya belum mengingat siapa pun sedikit demi sedikit Ia juga mulai menyadari bahwa dirinya tidak mengetahui tentang bahkan nama dirinya sendiri.

Sonia masih menjalani perawatan, namun hari ini adalah keputusan yang berat dimana ia harus melahirkan di waktu ini. Padahal janin nya masih berusia 7 bulan hari ini.

Dokter menyarankan kan operasi hari ini, dengan berat hati dan semua keluarga juga bersedih akhirnya Edward memberikan tanda tangan persetujuan operasi istrinya.

Seluruh keluarga berkumpul untuk menguatkan Edward yang berdiri di depan ruang operasi.

Steve menyadari hari ini orang-orang yang mengaku sebagai keluarganya tidak ada di ruangan tempatnya berbaring.

Katrine masuk ke ruangan Steve, dan menyadari lelaki itu mencari seseorang.

"Apa yang kamu cari apakah kamu membutuhkan sesuatu?" tanya Katrine.

"Kemana orang-orang kemarin? yang bilang aku adalah anaknya?" tanya Steve.

"Ah, mereka sedang ada di lantai bawah karena istri dari adikmu sedang menjalani operasi! " jawab Katrine.

"Istri adikku? apakah aku punya adik lain selain gadis bernama Carine kemarin?"

Menyadari hal itu Katrine sadar bahwa Edwar memang belum menemui skip Karena itulah ia tidak menyadari bahwa ia memiliki adik lain.

"Ya namanya Edward, istrinya bernama Sonia dia mengalami pendarahan kemarin hari ini ia akan di operasi, kehamilannya sudah menginjak 7 bulan!"

"Sonia?" tanya nya pelan.

Katrine mengangguk.

"Apakah kamu benar-benar calon istriku?" kini Steve bertanya tentang gadis di depannya.

"Ya, aku Katrine kita seharusnya menikah kemarin tapi kamu mengalami kecelakaan setelah mengantarkan aku ke rumah! " jelasnya.

Steve meraih tangan Gadis itu dan menyuruhnya duduk di samping ranjang yang sedang ia duduki kemudian ia menatap dalam-dalam mata Katrine. Walau tidak merasakan chemistry Iya tetap berusaha untuk melatih perasaannya pada gadis yang mengaku sebagai calon istrinya itu.

"Apakah kamu baik-baik saja?"

"Ya tentu saja, aku baik-baik saja kenapa memangnya? " tanya Katrine, Iya sebenarnya sedikit gugup karena Ini pertama kalinya Steve memegang tangannya.

"Maaf karena aku pernikahan kita gagal di lanjutkan, kita akan menikah setelah aku pulih! " ucap Steve.

"Benarkah?" Katrine sangat antusias mendengar nya.

Gadis itu langsung memeluk lelaki di depannya.

Steve Hanya duduk mematung bahkan Iya kebingungan dengan perasaannya yang tidak merasakan sedikit pun kepada gadis di depannya walau Iya mengaku sebagai calon.

Steve melepaskan pelukan katrine dan menatap gadis itu. "Aku akan berusaha mengingat kenangan kita dan akan memperlakukan mu seperti sebelumnya." ucapnya kemudian.

"Jangan terlalu keras, mendengar mu mengatakan ini saja sudah membuat ku sangat senang!"jawab Katrine.

Steve mengangguk setuju.

Sementara di lantai Lain rumah sakit Itu keluarga Leonardo dan juga keluarga Sonia sedang berkumpul mereka benar-benar panik dan kehabisan energi, semua orang yang berada di lantai itu yang menunggu di ruang operasi Sonia merasakan sakit hati yang mendalam dan juga kekhawatiran yang besar terutama Edward sang suami, dia bahkan tidak makan seharian dan hanya terus berdoa untuk keselamatan sang istri dan bayinya walau Dokter mengatakan itu adalah sesuatu yang sulit.

"Kak tenang, semua akan baik-baik saja percayalah!" ucap Carine adiknya dari kemarin gadis itu memang selalu menguatkan kakaknya dan berada tidak jauh dari dia.

4 jam berlalu, operasi Sonia sudah selesai karena lampu di atas pintu ruangan nya sudah padam.

Edward langsung berdiri di papah oleh Carine juga. Kepanikan semua orang langsung terlihat di depan sana.

Beberapa saat kemudian Dokter keluar dengan rekan lainnya.

Edward yang tidak sabar mendengar keadaan sang istri dan bayinya ia langsung bergegas mendekati sang Dokter dan melontarkan pertanyaan walau hatinya tak kalah lebih khawatir daripada visual yang ia perlihatkan. "Dok bagaimana keadaan istri dan anak saya?"

Beberapa saat Dokter terdiam karena ia benar-benar baru melangkah satu langkah dari pintu ruang operasi dan menyadari banyak keluarga Leonardo berdiri di sana.

"Ini operasi cukup panjang, namun keinginan hidup dan bertahan pasien juga sangat tinggi. Kami tidak menyangka bisa menyelamatkan keduanya, namun dua-duanya benar-benar dalam keadaan lemah!"

Edward yang sedari tadi khawatir akan mendengar kabar yang buruk dari mulut sang dokter ia kemudian terperangah dan berusaha mencerna ucapan dokter itu ia tak menyangka dokter akan mengatakan itu sehingga Ia terus bertanya-tanya dalam keadaan gugup. "Dok, apakah istri saya dan anak saya selamat?" tanya Edward mewakili semua orang yang ada di sana.

Dokter mengangguk. "Ya benar, mereka semua selamat namun keduanya benar-benar sedang lemah dan memerlukan istirahat yang cukup."

Edward menangis terharu ia menjabat tangan Dokter itu.

"Doker, terimakasih atas kerja keras nya menyelamatkan istri dan anak saya, " kebahagiaan Edward juga terasa eh semua orang.

Beberapa saat kemudian Sonia keluar dari ruangan operasi itu walau ia belum sadar karena bius total yang didapatkannya. Kemudian di ikuti oleh seorang bayi kecil di dalam inkubator, selang semuanya menempel di tubuh bayi kecil itu.

Rasa hari dari semua keluarga terlihat, bayi yang seharusnya belum waktunya lahir akhirnya mereka melihat nya hari ini.

Sonia di masukan ke ruangan perawatan sementara sang bayi di masukan ke ruangan lain secara terpisah.

Edward segera masuk menemani Sonia, begitupun keluarga lainnya yang senang. Mrs. Leonardo melihat putranya menangis menggenggam tangan sang istri. "Nak, jangan menangis dia sudah melewati masa kritis nya sekarang kamu harus tenang dan mendukung pemilihan nya!" ucap sang ibu menepuk punggung sang putra dengan pelan.

"Ma, bukankah dia sangat hebat dia melahirkan putra Kami dengan usahanya bertahan menahan sakitsakit, dia benar-benar perempuan kuat dan luar biasa!" lirih Edward sembari mencium tangan Sonia.

Semua orang yang berada di sana sangat terharu melihat perlakuan Edward pada Sonia dan berapa ia mencintai istrinya itu. "Dan satu lagi, dia sangat beruntung memiliki suami seperti mu dan dia tidak salah memilih pendamping!" Ayah Sonia kini berkata betapa ia bangga pada menantunya itu.

"Ah Ayah, aku hampir merasa seperti anak kandung mu!" lirih Edward karena malu di puji mertuanya.

"Tentu saja, kamu adalah bagian dari keluarga kami aku juga merasa kamu adalah putraku!" suasana sekarang diikuti gelak tawa dari kedua keluarga.

Keluarga Leonardo kembali ke ruangan Steve dan mengatakan itu padanya, bahwa operasi adik iparnya berjalan baik. Ada sesuatu yang membuat perasaan Steve senang atas kabar itu.

Satu hari berlalu, hari ini hanya ada Edward yang menunggu Sonia, perempuan itu masih tertidur karena lelah setelah kemarin ia hanya bangun sekitar dua jam. Pagi hari Steve berjalan dan ingin menyapa saudara nya itu. Ia hanya sendirian.

Kemudian ia menemukan ruangan rawat Sonia dan masuk ke sana setelah bertanya pada perawat yang ia temui. Dia menggeser pintu kamar Sonia dan melangkah kan kakinya ke sana.

Ia mendekat semakin dekat, dan menatap perempuan yang terbaring di sana, perasaan nya berdebar begitu saja dan terus menatap dengan tatapan tajam yang tiba-tiba membuat air mata menggenang di pelupuk matanya.

Next chapter