webnovel

ACCIDENT

Sementara itu Sonia dan Edward pulang bersama namun di perjalanan Edwar melihat raut wajah istrinya itu yang hanya memandang kearah luar jendela mobilnya.

"Sayang ada apa-apa ada yang mengganggumu atau ada yang kamu inginkan?" tanya Edward.

Sonia menoleh ke arah suaminya itu. Dia terdiam sejenak sebelum menjawab. "Aku sedikit lelah, hanya ingin cepat istirahat!" lirihnya.

Edward kembali mengelus perut istrinya itu lalu berkata "Iya sabar ya sebentar lagi kita sampai kamu akan segera istirahat!"

Sonia kau menjawab apa-apa lagi ia hanya terdiam sampai mereka tiba di depan rumahnya, setelah itu saya langsung memasuki rumah namun Edwar memegang tangannya, ia langsung menggendong sang istri dan membawanya ke lantai dua

"Sayang, aku bisa jalan sendiri kenapa harus di gendong turunkan aku," Sonia berbicara ketus pada suaminya yang tiba-tiba menggendongnya iya juga langsung menapaki tangga ke lantai atas, tanpa mendengar celotehan istrinya itu.

Mereka benar-benar langsung istirahat begitu mereka selesai berganti pakaian namun hanya Edward yang menutup matanya dan pergi ke alam mimpi, sementara Sonia ia menatap jendela besar di kamarnya raganya memang tertidur namun matanya terbuka dan pikirannya pergi kemana-mana.

Di rumah Mr. Leonardo ketrin dan Steve masih berbincang kemudian orang tua mereka keluar lagi dari kamarnya dan berbicara pada sang putra. "Steve jangan lupa antarkan Katrine pulang Ini juga sudah malam kasihan Jika dia harus pulang sendiri!" ucap ayahnya menyuruh pada sang putra tanpa aba-aba Steve hanya mengangguk saja karena ia juga tidak mungkin menolak dengan alasan yang tidak jelas karena sangat kentara dia tidak ingin mengantarkan gadis itu.

mendengar penuturan Mr. Leonardo Katrine sangat merasa senang akhirnya ia bisa pergi berdua dengan calon suaminya itu ditambah 2 hari lagi dia akan melaksanakan pernikahan yang mungkin akan membuat mereka lelah namun dia sangat senang karena hal itu adalah lembaran baru di mana dia akan memulai kehidupan Berdua dan terus bertemu dengan setiap setiap hari.

Namun di perjalanan pulang pun mereka tak berbicara, walau Katrine terus memberi kode. Di waktu ini, bahkan Katrine tidak masalah jika saja Steve ingin bermalam di rumahnya.

Namun bayangan nya kanda sudah, belum gadis itu mengucapkan terimakasih ketika turun dari mobil Steven, lelaki itu sudah menancap gas mobilnya lagi dan melaju hilang dari pandangan Katrine begitu saja.

Gadis itu menyilang kan kedua tangannya. "Steve mungkin kamu bisa seperti ini sekarang tapi lihat saja nanti, aku akan membuat mu jatuh ke pelukan ku!" lirih Katrine kemudian ia berjalan memasuki rumahnya.

Di perjalanan pulang, Steve sangat stres karena tidak mungkin ia bisa menunda pesta pernikahannya yang akan digelar besok, hari ini ia benar-benar putus asa dan marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa mengambil keputusan yang berhubungan dengan ayahnya Jika ia melakukannya maka mungkin ayahnya akan mencoret dari daftar keluarga.

Dalam keadaan ia emosi menginjak pedal gasnya dengan kecepatan penuh, emosi di hatinya membuat ia kehilangan kesadaran bahwa ini sudah larut malam dan dia menancap kecepatan kendaraannya di atas rata-rata.

Di persimpangan jalan, ia tidak menyadari sebuah mobil melaju kencang dari arah berlawanan. Ia benar-benar telat menyadari itu.

Brakkk....

Dentuman keras dua benda berlapis baja itu Saling bertabrakan namun mobil sedan keluaran Italia itu terbalik berkali-kali dibanding mobil yang menabrak nya karena mobil yang menabraknya dari samping berukuran lebih besar dan tinggi.

Mobil yang ia kendarai berguling beberapa kali sampai akhirnya terbalik tepat di tengah jalan raya.

Pemilik wajah tampan itu mengeluarkan suara lirihan dari mulutnya. "Sonia!" lirih nya sampai akhirnya ia kehilangan kesadaran.

Sonia tidak bisa tidur sama sekali ia hanya terus berguling dan kemudian bangun turun ke lantai satu rumahnya. Ia memasuki studio balet miliknya. "Ah tidak terasa, sudah hampir lima bulan aku tak memakai baju balet ini!'c lirih sonia, sembari mengusap-usap baju yang biasanya melingkar di tubuhnya, namun karena perutnya sudah buncit ia tak bisa mengenakan nya lagi.

Karena tidak bisa tidur ia merasa ingin bermeditasi di dalam studio nya, melihat di internet bagaimana relaksasi untuk ibu hamil dan ia melakukan nya. Selang beberapa saat benar saja kantuk nya tiba dan ia tertidur di studio balet itu.

Suara ambulan terdengar dari kejauhan, pengendara mobil itu menghubungi pusat medis untuk meminta bantuan.

Posisi mobil yang rusak dan kaca yang berhamburan membuat tenaga medis sedikit kesulitan mengeluarkan Steve dari bawah sana. Posisi kakinya terjepit parah. Butuh beberapa saat sampai mereka berhasil. Namun kondisi cukup kritis karena Steve sudah kehilangan kesadaran nya.

Pagi hari tiba, Edward sudah bangun dari tidurnya namun ia tidak menemukan sang istri ada di ranjang sama dengannya namun ia tak ambil pusing dan langsung mandi kemudian berganti pakaian setelah itu Ia turun ke bawah namun ia tak menemukan istrinya juga.

Setelah ia duduk beberapa saat Sonia keluar dari Studio baletnya. "Sayang apa kamu dari Studio? " tanya Edward.

Sonia mengangguk. "Apa kamu mencari ku? " jawaban Sonia sekaligus adalah pertanyaan.

Edward kini yang mengangguk. "Saat aku bangun aku kita kamu sedang sarapan!" jawabnya.

Sonia hanya mengangguk pelan, ternyata suaminya itu tidak menyadari bahwa tadi malam ia tak tidur di kamar yang sama. Ia hanya diam dan bergabung dengan suaminya itu di meja makan.

"Sayang kapan waktunya ke rumah sakit, aku akan meluangkan waktu, "

"Besok, aku bisa sendiri jika kamu sibuk!"

"Aku bilang aku akan meluangkan waktu, jadi jangan khawatir sayangku!"

Sonia mengangguk, ia tak mungkin terus pergi bersama Steve ke rumah sakit. Lagi pula pernikahan Steve juga dua hati lagi ini membuat dirinya stres.

Saat mereka sedang menyantap makanan nya. Suara deringan ponsel Edward membuat nya berhenti memasukan makanan ke mulut.

Dan mengambil ponsel biru lalu melihat siapa pemanggil nya.

Edward melihat nama sang Ayah yang tertulis di sana kemudian langsung mengangkat panggilan itu.

"Hallo, Ayah ada apa?" tanya Edward, tidak biasanya ayahnya akan menelpon di jam ini.

"Apakah kamu sudah berangkat kerja?" suara ayah nya terdengar terbata-bata.

"Belum aku masih sarapan! " jawab Steve.

"Ke rumah sakit sekarang, Steve kecelakaan ayah baru saja mendapatkan panggilan pagi ini dia sedang di operasi sekarang,"

Mendengar penuturan ayahnya, Edward kehilangan keseimbangan memegang sendok di tangannya yang membuat Sonia ikut penasaran.

"Rumah sakit mana? " tanya Edward.

"Rumah sakit pusat tapi sepertinya akan di transfer ke rumah sakit kita untuk operasi, " jawab ayahnya.

Kemudian ia mematikan telepon itu.

"Siapa yang sakit?" tanya Sonia karena ia mendengar suaminya menyebutkan rumah sakit.

"Steve, dia kecelakaan dan akan di operasi sekarang,"

Entah apa yang terjadi setelah mendengar jawaban Edward, Sonia kehilangan keseimbangan juga bahkan roti dan pisau yang ia pegang untuk mengolesi roti jatuh ke lantai membuat dentingan khas di marmer mewah itu.

Next chapter