webnovel

adventure of allias

seorang pemuda yang ditemukan setengah mati dan diasuh oleh penyihir bertemu dengan bermacam-macam masalah dan pertemuan yang tidak terduga

Reapert · Fantasy
Not enough ratings
12 Chs

First encounter

Setelah malam perpisahan aku dan reina semalam membuat lubang dihatiku karna sepertinya aku pernah mengalami hal yang sama tapi aku tak bisa mengingatnya, seperti kenangan buruk dimasa lalu setiap aku mengingatnya bekas luka yang ada dipunggungku terasa panas seakan terbakar, sembari aku melangkah maju ke arah timur aku terus melatih kamampuan sihirku dan berburu menjadi hal yang lebih mudah dari pada menggunakan belati yang ada di tas ku, aku mengenakan jubah coklat panjang yang reina buatkan sewaktu tinggal di hutan, karna bekas luka yang ada diatas mataku begitu jelas " hahah kau seperti pencuri jika dilihat oleh orang " itulah yang reina katakan oleh sebab itu aku berjalan tanpa menurunkan penutup kepala jubah ini,

sudah lebih 4 hari aku berjalan dan akhirnya aku melihat ada desa didepan, dan kelihatanya desa itu mengalami kerusakan yang berat, akupun bergegas menuju desa itu belum sampai desa aku sudah menemukan masalah, saat melihat di jalan yang aku lalui aku melihat kereta kuda yang diserang oleh monster, itu adalah kereta kuda yang sangat mewah dan penjaga yang menjaga kereta itu sedang bertarung melawan monster itu tapi jumlah monsternya yang banyak sehingga para penjaga kewalahan menghadapi monster itu

( " jangan tanggung tanggung jika ingin menolong", dasar kata-kata yang menyusahkan )

aku bergumam sembari mengingat apa yang reina pernah ucapkan karna aku adalah orang yang diselamatkan olehnya, aku akan mengikuti semua yang dia ajarkan padaku, lalu akupun bergegas berlari kearah kereta kuda itu dan melawan monster itu dengan seni bela diri karna kata reina "jangan menggunakan sihir sembarangan ", dan satu persatu aku melawan monster itu dengan belati yang ada di tas yang ada di kakiku, sebenarnya lebih mudah mengalahkan mereka dengan panah tapi karna anak panah jumlahnya terbatas mau tidak mau aku memakai teknik bela diri jarak dekat,

( BOCAH ! ) dengan kaget penjaga itu mundur sejenak dan kembali bertarung karna jumlah monster yang banyak mereka tidak ada waktu untuk menghiraukan ku, belati yang aku punya adalah belati spesial yang di berikan ukiran rune oleh reina jadi bisa disebut dengan magick item, pertarungan yang tidak memakan waktu lama itu pun usai, saat tersisa 1 monster lagi aku bergegas lari menuju arah ke desa ( Tunggu , anak muda kembali kesini ) teriak sang perajurit yang masih bertenaga itu ,aku menoleh sebentar dan melihat keadaan mereka memang banyak perajurit yang terluka bahkan ada yang tewas tapi mereka adalah orang dewasa jadi seharusnya mereka tau apa yang harus mereka lakukan, aku harus membantu warga desa yang ada disana jadi aku biarkan mereka membereskan yang semua itu ,

saat aku tiba didesa hampir seperti kota mati api berkobar dimana-mana dan tak ada tanda- tanda kehidupan aku belari mengitari desa berharap menemukan seseorang yang selamat dari tragedi ini setelah mengelilingi setiap rumah di desa ini aku pun merasa seperti pernah mengalami hal ini dan disaat kepalaku diselimuti kabut hitam aku mendengar suara dari arah rumah yang aku lewati dan aku bergegas kedalam rumah itu , suaranya terdengar dari bawah, tapi dimana ada jalan masuk ke bawah ?, tak lama aku berfikir suara itu makin terdengar semakin keras dan aku tak punya waktu berfikir jadi ku bongkar lantai kayu yang ada di bawah kakiku, ku cungkil satu persatu papan yang ada di bawah kakiku saat kayu sudah terangkat dan aku membersihkan debu tanah yang tesisa dari serpihan kayu saat mencoba menggali memakai belatiku " triiinnggg " tanganku terpental dan bergetar,

" ada apa dengan tanah hitam ini, tangan ku kram semua " sambil mengibas ngibas lenganku yang masih bergetar, kalau tidak salah aku pernah membacanya di buku dan tanah hitam ini sepertinya ini adalah krinell tanah yang bercampur logam, saat mengingat pelajaran yang ada dibuku aku merasakan ada hembusan angin di belakang lemari lalu aku menggunakan " strengen " sihir yang menguatkan tubuh untuk menggeser lemari tersebut dan di belakang lemari itu sebuah pintu kokoh, dengan segera aku membuka pintu itu didalam ruangan itu gelap gulita dan panas sekali jika terlalu lama tinggal disini akan berbahaya aku menyalakan sihir cahaya yang diajarkan reina karna jika aku memakai sihir api seketika apiku langsung padam, aku terkejut setelah melihat pemandangan di belakang lemari itu, disana ada 3 orang wanita sedang meringkuk ke sakitan kemungkinan mereka adalah keluarga, lalu ku bawa satu persatu keluar rumah,

sayangnya ibunya telah meninggal sebelum bisa ku selamatkan dan tersisa 2 orang wanita yang masih belum sadarkan diri, yang satunya terlihat seumuran denganku tapi yang satunya lagi gadis kecil ini tak mau melepaskan tanganya dari wanita ini mungkin dia adalah kakanya, dan yang bisa kulakukan hanyalah melakukan pertolongan pertama yang di ajarkan guruku, lalu aku menggunakan rumah yang masih terlihat layak di pakai untuk mengobati mereka berdua,

tapi karna dari jarak yang ku tempuh dari tempat perpisahan dengan reina saja 4 hari untuk sampai ke desa ini, aku tak tau butuh berapa hari lagi untuk sampai ke kota yang dimaksud reina, semua yang reina ajarkan ternyata bermanfaat dikala waktu seperti ini aku bersukur telah menjadi muridnya

ke esokan paginya aku mendengar suara tangis dilantai atas sepertinya mereka sudah terbangun aku bergegas ke atas dengan membawa makanan yang aku buat dengan menggunakan perlatan seadanya yang di tinggalkan pemilik rumah ini sebelumnya, sesampainya aku kekamar mereka dengan mengetuk pintu lalu aku pun masuk kedalam, tangis mereka mereda dan berganti dengan ketakutan, aku menutupi wajahku karna yakin akan membuat mereka takut tapi mereka malah menggigil ketakutan diatas kasur itu, ini kali pertama aku berbicara dengan orang lain selain reina saat aku inggin berbicara suara ku tak keluar sedikitpun dari pada membuat mereka ketakutan terus aku menaruh makanan di bawah kasur dan lalu membungkuk pamit keluar ruangan

" tunggu, apa kau yang menyelamatkan kami " teriak wanita itu dengan ketakutan, sementara adiknya masih memendamkan wajahnya kepelukan kakak nya, aku hanya mengangguk menjawab dan lalu keluar, sang kakak melihat apa yang di taruh pria itu di bawah kasur, yang ia lihat hanya semangkuk sup jamur dengan roti yang ada dibawah kasur, lalu dia mengambil makanan itu dan mencicipinya walaupun kelihatan seperti beracun makanan yang di bawa pria itu enak sekali, mereka lalu memakanya hingga habis tak tersisa , karna dia tau telah berbuat kasar pada penyelamat hidupnya diapun merasa bersalah dan mengejar pria itu, untung saja pria itu belum pergi meninggalkan rumah ini

" aku minta maaf karna bukan berterimakasih malah ketakutan setelah melihatmu , namaku narnia dan adiku kae aku anak kepala desa ini tapi sekumpulan monster datang menyerang desa ini dan aku di masukan keruangan gelap oleh ayah jadi aku tidak tau apa yang terjadi diluar " dengan wajah yang ingin menangis wanita itu menjelaskan situasinya, karna aku belum terbiasa berbicara dengan orang asing jadi aku menulis namaku di sobekan kain menggunakan darah yang berserakan di dekatku dengan lenganku

" kamu ternyata seorang bangsawan dan tulisanmu rapih sekali, aku bisa membaca sedikit karna temanku pernah mengajariku , A .. el...i...as ahhh ! jadi namamu allias "

kukira pengetahuan tentang menulis dan membaca adalah hal umum ternyata hanya di kalangan bangsawan, kalau begitu akan sulit berkomunikasi karna aku tak pernah berbicara dengan orang lain selain dia, reina memang cantik tapi perempuan yang ada di depan ku juga takalah cantik apalagi kami seumuran dengan ku jadi akan ku coba lagi menyapanya

( a__pa ya__ng ) agghhhhttt ternyata memang sulit, jadi ku lambaikan tangan ku memberi isyarat supaya dia mendekat, setelah dia cukup dekat aku mebisikan langsung ke kupingnya karna suaraku kecil mungkin tidak akan terdengar jika terlalu jauh, lalu akupun membisikanya dan terdengar olehnya

" apa yang akan kulakukan selanjutnya, benar juga hemmmm... karna desa sudah jadi seperti ini mungkin aku akan ikut allias saja lagi pula jika terus bersedih tak akan menyelesaikan masalah "

akupun terdiam sejenak mencerna apa yang dia bicarakan, dia kehilangan orang tuanya bahkan kehilangan segalanya tapi dia masih tegar seperti ini aku jadi iri dengan sikap optimisnya ini mungkin membawanya bukanlah hal yang buruk, mungkin akan jadi perjalanan yang berat karna harus melindungi kedua wanita ini tapi melindungi wanita adalah tugas pria bukan begitu kan REINA,

setelah aku menjawab dengan anggukan dia tersenyum lebar dan berlari kelantai atas dimana adiknya masih berada disana, setelah semua persiapan selesai terakhir hal yang dilakukan adalah melakukan pemakaman untuk ibunya yang meninggal, keadaan didesa adalah hal yang bisa ketika sekelompok monster menyerang menyerang desa dan desa menjadi porak poranda seperti ini, tapi kasus didesa ini tidak wajar karna sajauh mat memandang didesa ini tak ada satupun mayat yang tergeletak di tanah maupun dirumah-rumah pasti ada alasan di balik semua ini oleh karna itu aku harus secepatnya pergi ke ibukota yang reina maksud,