Regan hanya mengangguk saja dan membiarkan Aneska pergi sendirian. Namun, matanya terus menatap Aneska yang terus menahan rasa sakit. Setiap langkahnya terlihat sangat berat. Namun, ada yang janggal dalam penglihatannya saat ia melirik rok yang dikenakan Aneska.
"Nes"
"Neksaaa!"
"Apasih?!"
Regan berdiri, ia menghampiri Aneska yang berada di ambang pintu. "Lo pendarahan!" ucapnya yang sangat mengejutkan Aneska.
"Pendarahan?"
"Lihat rok belakang lo"
Aneska menurut. Ia melirik rok bagian belakangnya. Di sana terdapat bercak merah yang begitu kentara sekali dirok abunya. "Pantesan dari tadi bagian perut sakit terus," gumam Aneska.
"Kok pantesan sih, Nes?! Itu bahaya tau nggak? Ayo kita ke dokter!" ajak Regan yang terdengar sangat khawatir.
"Kalo makin banyak keluarnya gimana? Ini biasa bahaya! Ayo kita ke dokter!" ajaknya heboh.
Aneska memijat pangkal hidungnya saat penyakit blo-on Regam muncul. "Bukan pendarahan, Gan. Gue lagi pms kali! Masa iya lo nggak tahu?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com