30 Melarikan diri

Malam itu hujan semakin deras dan juga malam semakin larut, tapi Ayunda terus berlari tanpa henti, karena orang-orang suruhan keluarga Danuarta masih mengejar dirinya.

Tubuh Ayunda semakin kedinginan, ia tak tahu lagi harus berlari ke mana, pandangan matanya semakin kabur karena tubuh Ayunda kini menggigil kedinginan.

Ayunda pun tidak dapat melihat sebuah mobil yang melintas tepat di hadapannya.

Aku merasa tubuhku melayang,terasa seperti terbang dan itu membuat perasaanku nyaman. hingga aku pun tidak dapat merasakan lagi sakit pada saat tubuhku terhempas jauh dan menghantam sebuah beton.

Perlahan mataku mulai menutup dan aku masuk di mimpi panjangku.

Aku tidak tahu berapa lama aku tidur dan terbangun kembali.

Perlahan aku membuka kedua mataku yang saat itu masih terasa berat, dengan penglihatan yang masih terbilang kabur.

aku dapat melihat beberapa orang yang lalu lalang di hadapanku.

Setelah perlahan kesadaranku kembali, aku melihat sosok seorang wanita yang menggunakan jas berwarna putih.

(Itu adalah dokter) gumamku dalam hati.

Aku pun kembali menutup kedua mataku karena merasa tubuhku terasa letih.

(Aku ingin tidur..aku ingin istirahat..aku sangat lelah) gumamnya.

Sehari kemudian setelah Ayunda sadar, ia melihat diri nya terbaring di ruangan pasien dengan ruangan yang begitu besar dan juga seorang pria dan wanita yang berdiri dihadapan nya saat itu dan bertanya padanya.

" Apakah kau baik-baik saja sekarang..?? "

Ayunda yang mendengar pertanyaan itu hanya diam saja tidak menjawab sepatah katapun.

Mereka yang melihat Ayunda yang hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan mereka pergi meninggalkannya sendiri.

Selama 2 hari Ayunda tidak melihat lagi ke dua sosok orang itu yang menemaninya hanyalah beberapa perawatan dan juga dokter yang setiap 2 jam datang memeriksa.

Hari berikutnya ketika Ayunda membuka matanya ia melihat sosok pria yang berdiri dihadapan nya.

Sosok pria yang begitu tampan dengan penampilan yang keren dengan Setelah jas yang begitu terlihat elegan.

Pria itu terus menatapnya, Ayunda yang merasa tidak nyaman membuang wajahnya dari pandangan pria tersebut yang ia sendiri tidak tahu namanya.

Pria itu yang melihat Ayunda bersikap seperti itu padanya mengatakan pada Ayunda dengan nada dinginnya.

" Mengapa kau memperlakukan ku seperti ini?Aku tidak berhutang padamu,sebaliknya kau lah yang berhutang padaku."

Ayunda yang mendengar pria itu berkata seperti itu padanya merasa bingung dan berbalik melihat kearah Pria itu.

pria itu yang melihat tatapan Ayunda padanya berkata.

" Mengapa kau menatapku seperti itu...? Apakah kau membenciku?"Sambil menatap tajam kearah Ayunda.

" Seharusnya akulah yang marah,Setelah apa yang aku lakukan padamu, ternyata ini balasanmu padaku."

Ayunda terus menatap pria itu dengan berbagai pertanyaan yang ada kepalanya.

( Apakah pria ini yang menolongku..?? )

pria tersebut merasa kesal dengan diamnya Ayunda.

( Sial..! ada apa dengan wanita ini? dokter mengatakan tidak ada yang salah dengan dirinya, ia pun tidak bisu,tapi sejak tadi dia terus mengabaikan pertanyaan ku).

pria itu melangkah pergi dengan kesalnya, namun tiba-tiba dia terhenti mendengar perkataan Ayunda padanya.

" Bisakah kau membawaku pulang..?"

pria tersebut yang mendengar hal itu merasa sedikit kasihan dengan gadis yang ia tolong.

" Aku akan mengurus kepulanganmu dan meminta sopir mengantarmu pulang ke rumah, kau tidak perlu khawatir dan istirahatlah."

Lalu melangkah pergi namun sekali lagi langkahnya terhenti mendengar perkataan Ayunda.

" Bukan ke rumahku,tapi kerumah mu..."

pria itu berbalik melihat ke arah Ayunda yang saat itu duduk di atas tempat tidurnya.

( Apa yang gadis ini pikirkan sebenarnya?! Apakah ia tidak takut ikut dengan orang asing?) gumam gumam pria tersebut.

pria itu berjalan perlahan mendekati Ayunda lalu bertanya.

" Apakah kau yakin ingin ikut bersamaku...apa kau tidak takut?"

Ayunda menatap mata pria itu.

(aku sangat yakin) gumamnya dalam hati.

" Aku yakin tempatmu lebih baik dari tempat ku.." dengan mata yang memerah menahan air matanya.

pria itu tersenyum jahat mendengar perkataan Ayunda.

" Terserah kau saja., dan mulai sekarang panggil aku dengan nama."

"Siapa nama anda,tuan?"

"Jonathan,"

"Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih tuan Jonathan." ucap Ayunda.

Ayunda yang melihat sosok pria itu dari belakang tampak kagum melihatnya.

" Aku tahu Mungin aku adalah gadis yang paling berani, karena meminta seorang pria asing untuk membawaku pulang ke rumahnya. tapi ini tidaklah buruk di bandingkan harus di culik lagi oleh orang-orang jahat itu. entah kali ini, jika aku berhasil tertangkap pasti aku akan tamat." gumam Ayunda.

dua hari kemudian, setelah Ayunda di perbolehkan pulang oleh dokter.

dua orang yang ia lihat pada pertama kali ia sadar datang menjemputnya.

" Nona, ayo saya bantu, tuan sedang menunggu nona di mobil."

Kata seorang wanita yang kira-kira berusia 30 tahunan, mungkin kurang atau lebih entahlah Ayunda sendiri bingung menggambarnya.

Setelah keluar dari pintu rumah sakit, perlahan perasaan Ayunda membaik, karena dapat menghirup udara yang begitu segar.

Ayunda tersadar dari lamunanya ketika seorang pria memanggilnya.

" Nona..nona ayo cepat masuk ke mobil tuan sudah menunggu."

Ayunda berjalan masuk ke dalam mobil dan melihat sosok pria yang bicara dengannya kemarin berada didalam mobil tersebut.

" Ayo cepat masuk, Aku bukanlah bawahan mu yang terus memintamu bukan?"

Ayunda masuk ke dalam tanpa mengatakan apapun.

Jonathan tampak kesal dengan sikap dingin Ayunda yang terus saja mengabaikannya.

Mereka pun pulang ke rumah milik Jonatan yang terletak tidak jauh dari perkotaan namun rumah itu memasuki Areh perkebunan. entahlah apakah itu taman teh atau apalah ia pun tidak mengerti.

Ayunda yang melihat jalan yang mereka lalui bergumam.

( Hm... apakah ia mutuskan untuk membunuhku? Baiklah hanya mati sekali lagi, ini tidak akan sakit.) Ayunda merasa putus asa dengan hidupnya.

Beberapa saat kemudian Ayunda terkejut karena mobil itu telah berhenti dan ia melihat kekiri dan kanan.

Ternyata mereka berhenti di depan pekarangan rumah yang bergitu besar.

Sopir membukakan pintu untuk mereka, Ayunda tampak kagum melihat betapa besar rumah pria ini.

Setelah mereka masuk ke dalam rumah, mereka sambut oleh semua pelayan yang ada.

" Selamat datang tuan..."

Ketika Ayunda melangkah masuk semua mata tertuju kepadanya.

Ayunda tidak terlalu memikirkannya, karena ia tahu kehidupan kelas atas memang seperti itu.

Tapi yang menjadi sorotan matanya saat itu adalah sosok seorang wanita yang terlihat sangat cantik berdiri di lantai atas sambil memandangi mereka yang datang.

Jonathan pun menyuruh pelayan untuk mengantarnya ke kamar atas.

" Ayo nona...saya antar ke kamar nona untuk istirahat." ucap seorang pelayan wanita meminta Ayunda untuk ikut bersamanya.

Namun pandangan Ayunda masih saja tertuju pada sosok wanita yang ia lihat.

tapi ia sudah pergi menghilang entah ke mana.

Setelah sampai di kamar, Ayunda pun masuk ke kamar mandi untuk mandi dan Ayunda melihat sebuah baju terletak di atas tempat tidur.

Ayunda pun memakai pakaian tersebut dan bersiap untuk tidur, namun dia mendengar suara ketukan kamar lalu pergi untuk membukanya. Ternyata itu Jonathan.

" Kau...?apa yang kau lakukan disini? " Tanya Ayunda yang tampak heran melihat Jonathan.

Jonathan menggeser tubuh Ayunda lalu masuk ke dalam.

" Ini adalah kamarku, tentu aku datang untuk tidur." Kata Jonathan pada Ayunda saat itu.

Ayunda merasa bersalah mendengarnya.

" Maafkan aku, aku akan segera keluar."

Jonathan pun mengatakan.

" Tidak. kau akan tidur di kamar ini bersamaku, "

Ayunda sangat terkejut mendengarnya.

(Apakah pria ini tidak waras?! sudahlah, sebaiknya aku tidur di ruang tamu saja.)

Ayunda melangkah pergi tanpa berkata apapun.

Jonathan tampak kesal dengan sikap Ayunda yang seperti itu.

" Jika kau berani meninggalkan kamar ini? aku akan menyuruh pengawal untuk membawamu keluar dari rumah ini."

Ayunda sangat kesal mendengar Jonathan yang mengancamnya.

( Dasar pria hidung belang! Jika aku kembali kerumah sekarang, Meraka pasti akan langsung menangkap ku.)

Ayunda menutup pintu kamar,lalu duduk di sofa sambil memandangi Jonathan yang saat itu tersenyum melihatnya kesal, terus terang Ayunda sangat penasaran dengan sosok wanita yang ia lihat itu, lalu memberanikan diri untuk bertanya.

" Siapa sosok wanita yang berdiri dilantai atas sambil memandangi kita tadi...?"

Dengan lantangnya Jonathan menjawab pertanyaan Ayunda.

" Istriku..."

avataravatar
Next chapter