webnovel

ADAKAH AKU DI HATIMU

Sebuah kecelakaan merubah hidup Ayunda Fadilah . keluarga Ayunda termasuk keluarga yang cukup terpandang di kota mereka,namun diketahui ayahnya yang merupakan pejabat negara melakukan korupsi. Hingga semua harta mereka melayang dan membuat kedua orang tua Ayunda depresi. Ayah ayunda meninggal karena serangan jantung dan sebulan kemudian ibu Ayunda kecelakaan . kecelakaan itu menyebapkan ibunda tercintanya meninggal dunia . Dalam waktu sebulan Ayunda kehilangan kedua orang tuannya yang paling menyayangi ia sayangi. Belum sampai disitu , penderitaan Ayunda yang seorang yatim piatu , harus berjuang mencari cara agar dapat membayar hutang ayahnya . Ayunda dinikahkan dengan seorang pria tua yang sedang mencari seorang istri . pria itu telah berumur 60 tahun, mengetahi hal itu Ayunda berusaha menolak namun pilihannya selalu saja Buntuh hingga mengharuskan dirinya untuk menerima pria tua itu . Suatu malam Ayunda juga bertemu dengan seorang pria yang menyelamatkannya malam itu, tapi Ayunda tidak menyukai pria itu . " Dasar pria gila!! Aku mengutuk mu tidak akan pernah jatuh cinta pada wanita mana pun dan hidup ... " belum selesai perkataan Ayunda tiba-tiba saja suara gemuruh dari lagit yaitu Guntur mengejutkan Ayunda . Apakah kutukannya pada pria itu akan menjadi kenyataan ..?? dan mengapa Ayunda mengutuk pria yang menyelamatkan hidupnya itu . Bagaimana kehidupan Ayunda selanjutnya ???

ikhaqueen · Urban
Not enough ratings
142 Chs

Berita yang mengejutkan

Ayunda sempat terkejut dengan apa yang di lakukan oleh tuan El.

Ia tidak menyangka bahwa,tuan El akan mencium dirinya. terlebih lagi sampai memasukan lidah kedalam mulutnya.

Ayunda mencoba mendorong tubuh tuan El,tapi tuan El malah memeluknya dengan erat.

"Tutup matamu," ucap tuan El dengan nada suara yang cukup lembut.

Ayunda tidak dapat berkata-kata apa-apa lagi saat itu dan hanya mengikuti kata hatinya saja.

beberapa saat kemudian. Ayunda merasa bibir hangat tuan El lepas dari bibirnya. ia pun memberanikan diri untuk membuka mata.

"Kau pasti sangat terkejut dengan apa yang baru saja aku lakukan padamu,tapi ketahuilah bahwa aku melakukan hal itu atas pertimbangan yang matang."

Ayunda masih terdiam mendengar apa yang di katakan oleh tuan El.

"Ingatlah untuk segera kembali, karena kau kini milikku." lanjut tuan El dengan tatapan yang membuat Ayunda terpanah akan sorotan mata yang menunjukkan kelembutan tapi dengan perkataan yang menekan.

Ayunda masih tetap terdiam mendengar perkataan dari tuan El. seakan ia tidak percaya bahwa pria yang ada di depannya itu sedang mengutarakan perasaannya.

tuan El yang melihat Ayunda hanya diam tanpa kata, mencoba untuk menyentuh wajah Ayunda dengan perlahan ingin menyentuh wajah ayunya, namun seketika Ayunda memalingkan wajahnya karena merasa malu.

"Apakah kau membenciku?"tanya tuan El dengan wajah memelas.

Ayunda segera berbalik dan melihat kearah tuan El.

"Mana mungkin," ucap Ayunda dengan sedikit malu-malu.

"Lalu, mengapa kau hanya diam saja saat aku sedang mengutarakan perasaanku?"

"Bu...bukan begitu. aku hanya merasa malu saja, dan tidak percaya bahwa kau sedang mengutarakan perasaanmu. terlebih lagi lamaran malam itu...," ucap Ayunda dengan masih malu-malu. terlihat jelas wajahnya yang sedang merona.

"Bukankah kau mengatakan ingin mempertimbangkan lamaran ku? apakah kini kau ingin menolak lamaran itu?"

"Tidak. bukan seperti itu,"

"Lalu? apakah karena aku terlalu buru-buru dan membuatmu ragu akan perasaan ku?"

Ayunda merasa terpojok akan pertanyaan bertubi-tubi dari tuan El yang menguras perasaannya.

"aku takut, jika suatu saat kau menemukan keburukanku, kau pasti akan membenciku. aku tidak ingin hal itu terjadi," ucap Ayunda sambil menunduk.

"Kita baru kenal beberapa hari dan kau telah mengutarakan perasaanmu dan juga melamar ku. terus terang aku sedikit ragu, tapi..." ucapan Ayunda tiba-tiba terhenti karena tuan El, seketika menarik tangan Ayunda hingga ia jatuh ke pelukannya.

"Berhenti bicara yang tidak-tidak, kau hanya perlu melihat kenyataan di depan mata. aku harap kau tidak menyesal suatu saat nanti," ucap tuan El sambil memeluk erat tubuh Ayunda.

(Aku harus meyakinkan wanita ini, jangan sampai ia ragu dan berpaling dariku.) batin Tuan El.

beberapa saat kemudian. mereka kembali ke Vila karena Ayunda merasa kurang enak badan.

walaupun semua itu hanyalah alasan yang Ayunda buat untuk bisa menghindar dari tuan El.

"Kau istirahatlah, jika kau butuh sesuatu mintalah pada pelayan. jika ingin menemui ku, datanglah ke ruang kerja. aku akan berada di sana," ucap tuan El.

Ayunda menganggukkan kepalanya lalu masuk kadalam kamar.

setelah pertemuan dan juga mereka sempat jalan bersama. tibalah saatnya Ayunda untuk kembali ke Indonesia.

tuan telah memesan tiket untuk Ayunda dan memintanya untuk segera kembali jika semua urusan Ayunda telah selesai.

Ayunda begitu berat meninggalkan tuan El. sebab ia juga memiliki perasaan yang sama terhadap tuan El. berkat tuan El, ia bisa lolos dari peradangan manusia di kapal. selain itu jiga tuan El menyelamatkan dirinya dari pria gila yang hendak melecehkannya.

"Kelembutan seperti itu, bagaimana aku tidak menyukainya?" gumam Ayunda yang saat itu telah berada di dalam pesawat.

"Aku harus bertatap muka dengan pria tua itu lagi, selain itu aku harus menghadapi keluarganya yang begitu membenciku. Aku pun harus memberikan pelajaran pada pria busuk itu (Samuel) jika bukan karena ulahnya,aku tidak mungkin di culik." ucap kesal Ayunda.

setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang, akhirnya Ayunda tiba di Indonesia.

"Akhirnya tiba juga di tanah air tercintaku," ucap Ayunda sambil membentangkan kedua tangannya saking semangatnya.

Ayunda memutuskan untuk pergi kerumah pamannya, sebelum kembali kerumah suaminya yaitu tuan Danuarta.

Ia memanggil sebuah taksi untuk mengantarnya kerumah sang paman. pemandangan di kota itu sama sekali tidak berubah. masih saja tetap sama, ramai dan juga padat akan penduduk.

Ayunda kini cukup bingung bagaimana menjelaskan pada paman dan bibinya nanti tentang dirinya yang menghilangkan begitu saja. mereka pasti beranggapan bahwa dirinya telah kabur karena tidak sanggup hidup bersama dengan seorang pria tua.

beberapa saat kemudian, Ayunda tiba di rumah sang paman. kebetulan saat itu bibi Rose sedang berada di taman.

bibi Rose yang melihat sebuah taksi berhenti tepat depan rumah, pergi untuk melihat. betapa terkejutnya ia saat melihat Ayunda yang keluar dari taksi tersebut.

"Ayu...?" ucap bibi Rose yang tampak terkejut.

bibi Rose segera menghampiri Ayunda. Ayunda yang melihat sang bibi sangat senang dan hendak menyapa,namun bibi Rose dengan cepat menariknya masuk kedalam.

"Bibi, tunggu dulu...," ucap Ayunda yang kebingungan. terlebih lagi kopernya masih berada dalam taksi.

"Cepat masuk kedalam rumah," ucap bibi Rose. sementara Ayunda masih sangat kebingungan.

"Kau tunggulah di sini, bibi yang akan mengambil barang-barang mu."

Ayunda hanya bisa diam saja mendapatkan perkataan bibi Rose dan memilih untuk tidak keluar saat itu.

"Sebenarnya ada apa ini?"gumam Ayunda yang kebingungan dengan sikap sang bibi.

bibi Rose kembali dengan membawa masuk koper Ayunda. ia pun menarik Ayunda hingga keruang tamu dan memintanya untuk duduk.

"Kemana saja kau selama ini Ayu? mengapa kau menghilangkan begitu saja? atau kau kabur selama ini?!" ucap bibi Rose yang menghujani Ayunda dengan berbagai pertanyaan. tampak jelas kecemasan terlihat di wajah sang bibi.

"Bibi, tenanglah. kau membuatku bingung," ucap Ayunda.

"ini bukanlah saatnya kau bingung ayu, kau membuat masalah yang begitu besar."

Ayunda mengerti dengan ucapan sang bibi. semuanya pasti kacau saat ia tiba-tiba menghilangkan.

Ayunda menghela nafas panjangnya. ia pun meminta sang bibi untuk duduk dan ia akan menjelaskan tentang dirinya yang menghilangkan selama ini.

"pertama-tama aku katakan bahwa aku tidak kabur, kedua aku di culik dan hendak di jual di sebuah kapal pesiar. dan yang terakhir, selama ini saya berada di sebuah negara dimana seorang pria yang baik hati menolong saya waktu itu." ucap Ayunda menjelaskan apa yang terjadi padanya selama ini.

"Di culik? bagaimana bisa?!" kata bibi Rose yang begitu terkejut.

Ayunda pun mengaggukkan kepalanya.

bibi Rose terdiam sejenak saat itu. "Aku tahu aku salah dan banyak membuat kalian semua kesulitan karena diriku, aku minta maaf bibi."

"Benar, Ayu. kau membuat kekacauan dan membuat situasi di keluarga Danuarta semakin memburuk. terlebih lagi saat tuan Danuarta meninggal dunia,"

Ayunda begitu tercengang mendengar perkataan sang bibi.

"Apa? tuan Danuarta meninggal?"