webnovel

Episode 1

Perkenalkan namaku Irfandi, aku duda anak dua (kembar), anak ku bernama Rasya Rijani Rivan (Rasya) dan Rivan Arkagantara Aufa (Arka). 

Aku adalah seorang YouTubers, oh ya hampir saja lupa aku tinggal dan lahir di Purwokerto, aku juga mempunyai saudara kembar yang bernama Arfan. 

Hari ini aku akan pergi berlibur ke China bersama kakakku, kakak iparku, anak-anak ku, dan keponakan ku. 

Baik kita mulai saja ceritanya.. 

Indonesia 

Purwokerto 

Di rumah Irfandi 

Di teras depan rumah Irfandi.. 

"Rasya, Arka, yuk kita berangkat", kata Irfandi. 

"Yuk..", seru Rasya dan Arka. 

Jakarta 

Di bandara.. 

"Akhire dadi uga awake liburan neng luar negeri nggih fan ?" 

(Akhirnya jadi juga kita liburan di luar negeri ya fan ?), tanya Irfandi. 

"Inggih Fandi, nanging setunggal yaiku ibu saka anak-anak kowe, Fandi" 

(Iya Fandi, tapi kurang satu yaitu ibu dari anak-anak kamu, Fandi), jawab Arfan. 

"Fan bisa ra aja kowe rembug masalah sing wis terlewat" 

(Fan bisa gak jangan kamu bahas masalah yang sudah lalu), keluh Irfandi. 

"Inggih deh.." 

(Iya deh..), seru Arfan. 

"Ya wis mangga, munggah marang pesawat aja rembug sing ra enak neng kene, kesel dengarnya" 

(Ya sudah yuk, naik ke pesawat jangan bahas yang gak enak di sini, capek dengarnya), keluh Irfandi lagi. 

"Inggih Fandi, inggih.." 

(Iya Fandi, iya..), seru Arfan lagi. 

"Itu kan mas Irfandi, itu pasti anak-anak aku dan dia, aku temui saja mereka sebentar", kata Annisa. 

"Permisi..", seru Annisa. 

"Iya..", seru Arfan dan Irfandi juga. 

"Mas Irfandi, kamu sudah sukses ya sekarang dan ini pasti anak-anak kita kan mas Irfandi ?", tanya Annisa. 

"Bapak, tante ini siapa ?", tanya Arka. 

"Bukan siapa-siapa kok sayang, bapak gak kenal, sekarang kita naik ke pesawat ya, permisi ya, oh ya mereka bukan anak-anak kamu dan saya, mereka anak-anak saya dengan istri baru saya, permisi", Irfandi menjawab pertanyaan dari Arka dan Annisa. 

"Mas Irfandi, tunggu saya ingin bertanya mereka siapa mas ?", tanya Annisa lagi. 

"Kan sudah saya jawab tadi, dia bukan anak-anak kamu dan saya, mereka anak-anak saya dan istri saya", jawab Irfandi lagi. 

"Istri, kamu sudah menikah lagi mas, hebat dan cepat sekali ya kamu melupakan saya, wow.., lalu kemana istri kamu ?", tanya Annisa lagi. 

"Kenapa kamu mau tau urusan saya, kamu sudah bukan siapa-siapa saya lagi, dan gak ada urusannya sama kamu, saya dan anak-anak saya ingin menyusul ibunya ke luar negeri, kebetulan istri saya mendapatkan beasiswa di sana, selain ingin bertemu dengan istri dan ibu dari anak-anak saya, saya juga ingin berlibur ke luar negeri, dan kamu jauh-jauh dari saya dan keluarga saya, karena saya sudah bahagia sekarang, permisi", jawab Irfandi lagi. 

"Sombong sekali kamu mas Irfandi sekarang", kata Annisa. 

"Terserah kamu mau ngomong apa, gak ada urusannya dengan mu", sambung Irfandi yang pergi meninggalkan Annisa. 

Keesokan harinya.. 

Beijing, China 

Di bandara.. 

"Alhamdulillah sampai, anak-anak jangan sampai terpisah ya", kata Arfan. 

"Siap pah..", seru Wulan. 

"Kita sudah pesan penginapan atau hotel kan ya fan, kemarin ?", tanya Irfandi. 

"Sudah dong Fandi..", jawab Arfan. 

"Ya sudah yuk langsung saja ke hotel atau ke penginapan kita", kata Irfandi. 

Beijing Xinxiang Yayuan Apartment (apartemen Titah) 

Di ruang tv.. 

"Duh debunya, saya bersihkan dulu deh nanti mbak Titah ngomel lagi", kata Paijo. 

Fairmont Beijing Hotel 

Di kamar penginapan Irfandi dan anak-anaknya.. 

"Nah anak-anak besok kita kan jalan-jalan kalian tidur ya, istirahat", kata Irfandi. 

"Iya pak..", seru Rasya dan Arka. 

Beijing Xinxiang Yayuan Apartment (apartemen Titah) 

Di ruang tv lagi.. 

"Iya bu, sebentar lagi berangkat untuk jemput mbah kakung kok, ya.., jo, ya..", kata Titah yang memanggil Paijo dan menutup telepon dari ibunya. 

"Nah gini kan bersih..", kata Paijo yang sedang membersihkan meja di ruang tv. 

"Jo, loh kok jadi kamu yang bersihkan ruang tv, bukan Betta sih..", kata Titah. 

"Betta gak tau kemana mbak, di fikir-fikir daripada saya nyantai alias gak ngapa-ngapain lebih baik saya bersihkan meja ini saja, lagian juga nih, debunya", kata Paijo lagi. 

"Hemm, Betta..", keluh Titah yang kesal pada Betta. 

"Io mbak Titah, ada apa ?" 

(Iya mbak Titah, ada apa), tanya Betta. 

"You are really proud, see that there is dust instead of cleaning it, this is your job, not Paijo's job, and now I am punishing you, you come with me now"  

(Kamu ini ya benar-benar kebangetan, ini lihat ada debunya bukannya di bersihkan, ini kan tugas kamu bukan tugasnya Paijo, dan kamu sekarang saya hukum, kamu ikut saya sekarang), jawab Titah yang menggunakan bahasa Inggris. 

"Jo..", seru Betta. 

"Aja takon karo aku, aku ra ngerti" 

(Jangan tanya dengan saya, saya gak ngerti), kata Paijo. 

"Why are you still here, quickly come with me"

(Kenapa kamu masih disini, cepat ikut saya), kata Titah lagi yang masih menggunakan bahasa Inggris. 

Di dapur.. 

"Cengek..", seru Titah. 

"Muhun neng geulis aya naon ?" 

(Iya neng cantik ada apa ?), tanya Cengek. 

"Antos anjeun ngiring abdi ka mini market nya, balanja kaperluan mbah Sakiman" 

(Nanti kamu ikut saya ke mini market ya, belanja keperluan mbah Sakiman), jawab Titah. 

"Laksanakan neng geulis" 

(Laksanakan neng cantik), Cengek melaksanakan perintah dari Titah. 

"Oke..", seru Titah. 

"Kamu sekarang saya hukum, kamu kumpulkan batu kerikil sebanyak-banyaknya dan kalau sudah kamu menghadap ke saya ya", kata Titah. 

"Iya mbak Titah, siap laksanakan", Betta melaksanakan perintah dari Titah. 

"Kamu di hukum ya Betta ?", tanya Cengek. 

"Iya ngek, oh ya ngek cari batu kerikil dimana ya ?", tanya Betta. 

"Di luar apartemen Betta", jawab Cengek. 

"Oh gitu ya, ya sudah sekarang saya cari di luar deh..", kata Betta. 

"Ya..", seru Cengek. 

Di ruang tv lagi.. 

"Jo..", seru Titah. 

"Ya mbak Titah, ada apa ?", tanya Paijo. 

"Kamu panaskan mobil gih", jawab Titah. 

"Laksanakan mbak Titah", Paijo melaksanakan perintah dari Titah. 

"Cengek, sudah belum ?", tanya Titah. 

"Atos neng geulis"

(Sudah neng cantik), jawab Cengek. 

"Ya sudah yuk kita berangkat sekarang saja, sebelum ke mini market kita jemput mbah Sakiman dulu ya ke bandara", kata Titah. 

"Muhun neng geulis"

(Iya neng cantik), seru Cengek. 

"Amit mbak Titah, kawula karep memberitahu menawi mobilnya sampun jagi ugi jagi kagem jengkar" 

(Permisi mbak Titah, saya ingin memberitahu kalau mobilnya sudah siap dan siap untuk berangkat), kata Paijo memberitahu Titah. 

"Nggih sampun yuk lajeng kemawon kita berangkat, ngek.." 

(Ya sudah yuk langsung saja kita berangkat, ngek..), sambung Titah. 

"Heueuh neng geulis, oh nya neng geulis aya anu kalupaan yeuh, Betta kumaha pan anjeunna nuju mios kajabi kanggo pilari batu kerikil ?" 

(Iya neng cantik, oh ya neng cantik ada yang kelupaan nih, Betta bagaimana kan dia sedang pergi keluar untuk mencari batu kerikil ?), tanya Cengek. 

"Antepkeun bae, antos anjeunna oge wangsul sorangan, yuk enggal antos telat" 

(Biarkan saja, nanti dia juga pulang sendiri, yuk cepat nanti telat), jawab Titah.