Prolog

Seorang gadis cantik tengah berada di sebuah taman bunga. Pikirannya berkecamuk memikirkan banyak hal. Mulai dari orang tuanya, acara sekolah dan orang yang berniat terhadapnya.

Dia menarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Perasaannya mulai tenang dan damai. Nyaman sekali jikalau sendirian seperti ini.

Bagaimanapun juga dia harus mampu melewati segala tantangan hidup yang ada. Percaya kalau Tuhan akan memberikan sesuatu yang indah setelahnya.

"Kenapa Lo ngelamun?." Tanya seseorang membuat gadis itu menolehkan kepalanya. Lalu kembali melihat kearah depan.

Orang itu diam-diam duduk di sampingnya. Penasaran sekali apa yang dipikirkannya. Ditambah lagi gadis itu sulit untuk ditebak.

Tidak ada jawaban sama sekali. Tidak perlu menceritakannya sesuatu ke orang ini. Sungguh orang ini karakternya kurang meyakinkan. Kenapa dateng kesini sih!? batinnya kesal.

"Lo ada masalah? Apa butuh teman curhat? Bolehkan cerita tentang diri Lo sedikit?." Pertanyaan bertubi-tubi membuat gadis tersebut kesal.

"Nggak ada." Menjawab dengan singkat dan ketus. Menghela nafas gusar karena orang disampingnya.

Sebuah tangan memegang tangan gadis itu. Entah kenapa rasanya begitu menghangatkan tubuh. Namun segera menepisnya dengan kasar. Berdiri sambil menenteng tas kecilnya. Berjalan menuju kearah motornya yang diparkir. Mengabaikan orang itu tanpa rasa bersalah.

Orang itu terkekeh geli melihatnya. Bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman. "Lo emang menarik buat gue. Gue bahkan tanya ke sahabat Lo tapi mereka tetep nggak mau cerita sama gue. "

Jangankan sebagian, hal kecil saja orang tersebut tidak tahu. Sungguh harus bersabar sampai mengetahui semuanya.

Sedangkan gadis itu, segera menuju ke rumahnya. Ingin menidurkan diri karena semalam kurang tidur. Siang ini, dimanfaatkan untuk tidur selama dua jam lamanya.

Semoga gue bisa tidur nanti malem batinnya.