webnovel

Awal

Jatuh diri dalam gelap termakan buah simalakama tak dapat kembali dalam pelukan hangatnya asa. Teriak pun percuma bagai bajingan tak bertuah. Mereka tahu apa yang seharusnya tidak tahu, hingga berakhir menggigit tuannya. Anjing yang menggigit tuannya layak dibuang. Mereka tidak berharga kembali, apalah anjing yang tidak berperilaku kayak anjing. Seperti berlari ke sana kemari dengan julurkan lidahnya menurut kepada perintah tuannya.

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari itu. Sekarang... Mereka menghadap kepadaku. Kepalanya terangkat tidak lagi merunduk. Percaya pada satu kebenaran, kecewa pada kepalsuan. Menggonggong seperti tidak ada makanan, bersedu seperti mau ditinggal.

Teguhkan jiwa pada apa yang engkau percayai. Tak layak jika percaya namun ragu karena nafsu, tak layak jika percaya namun masih bersedu takut kehilangan. Tegakkan dirimu, busungkan dadamu, angkat kepalamu, hapus air matamu, kepalkan kedua tanganmu, dan bilang kepadaku tentang apa yang engkau percayai itu.

Maaf bila si jalang ini menyakitimu, enggan pasti dirimu menerima ini. Namun, itulah kebenarannya. Majulah kawan, lawan, kurniawan. Satu langkah terdapat pada kaki kalian, capailah walaupun darah menciprat tubuh, menodai tangan, mengotori jiwa, dan mengoyakkan hati.

Terima kasih.

...

Rebahan di Minggu pagi itu adalah suatu nikmat dunia yang tidak mungkin ada seseorang pun membencinya, ditambah selimut hangat sambil berkhayal setinggi-tingginya diiringi musik kencang, karena jauh dari permukiman oleh sebab itu tidak akan ada seorang pun yang memarahiku.

Meregangkan badan setelahnya merupakan kenikmatan. HARI MINGGU TERBAIK!!! Teriakku dalam hati.

Menonton kartun kesukaan ditemani kopi hitam dengan temannya pisang goreng yang telah aku masak sebelumnya dan gorengan panas lainnya yang membantu menghangatkan tubuhku. Begitu pula fajar yang sopan ikut menyelimutiku. Aku berjalan kesana-kemari tanpa tujuan, lalu kembali rebahan memainkan smartphone melihat berita terkini atau sekedar scroll media sosial. Kemudian, aku menemukan dua headline berita yang menarik perhatianku

"Nedia Corp kini hadir di hp anda." Itulah yang tertulis di headline berita itu, kayaknya pemilik Nedia Corp ini orangmya rakus hampir semua media digital mereka sabet. Dan berita yang kedua adalah tentang pembunuhan berantai yang semakin marak korbannya, tapi pelaku hingga kini masih belum ditemukan padahal wajahnya sudah tersebar di mana-mana. Dasar semustahil itukah dunia ini damai dalam sehari saja, kayaknya tiap hari bahkan tiap jam ada aja sesuatu yang terjadi.

Sepertinya Sia-sia saja mengeluh, karena aku sedikit bergerak sedangkan impian sudah setinggi langit. Mending lanjut mengkhayal saja.

Jangan lakukan itu, itu ide buruk daripada terus mengkhayal lebih baik aku membersihkan rumah. Sudah lama aku tidak melakukannya. Seingatku terakhir kali... Sudah lupa saking lamanya sudah tidak ingat lagi. Masuk ke dapur bau busuk langsung menyambut hidung bercampur dengan bau lainnya dalam satu kesatuan. Melihat ini sekarang aku percaya lidi harus dalam satu kesatuan agar kuat begitu juga bau, kalau hanya satu bau mungkin tidak akan menggangu tapi kalau sudah begini jangankan membersihkannya, mendekatinya juga sudah enggan.

Dengan berbekal masker hitam menempel di wajah dan sarung tangan yang melekat di tangan, aku mulai mengangkat sampah itu dengan perlahan agar tidak terjatuh, lalu melemparkannya ke dalam tong sampah yang nongkrong di depan rumah

Setelah selesai kembali kegiatan awal yaitu rebahan, main hp, makan, memenuhi panggilan alam, dan kegiatan lainnya. kegiatan-kegiatan ini membuatku tidak merasakan bahwa waktu sudah berjalan cepat saja dan tuhan sudah mengecat kembali langit menjadi berwarna hitam. Inilah waktunya aku kembali ke dalam hangatnya pelukan asa.

Besoknya

Bangun di Minggu pagi disambut Kokok ayam yang biadab menerobos masuk telinga tanpa permisi, membuatku harus membuka kedua mata untuk menjalankan aktivitas Minggu pagi. Di awali dengan peregangan tangan dilanjutkan olahraga kecil di kamar.

Arghh!!! Sungguh nikmat dunia.

Apalagi susu hangat ditambah dengan kue kering di mejaku yang membuat hari Minggu ini tambah bermakna sambil menonton acara tv kesukaan. Setelah itu, kembali merebahkan badan merasakan lagi hangatnya selimut yang melindungi dari kejamnya udara dingin sembari men-scroll hp sampai akhirnya menemukan dua headline berita yang membuatku tertarik dibuatnya

Berita pertama berjudul, "Kacau! Hutang menumpuk dan masalah internal membuat kebangkrutan Nedia Corp sudah di depan mata." Sepertinya perusahaan rakus itu sudah mau bangkrut, bagus itulah akibatnya kalau mau menguasai segalanya. Berita yang kedua adalah tentang pembunuhan berantai. Padahal sempat tertangkap tapi mengapa bisa berhasil kabur, ini polisi apakah benar-benar melaksanakan tugasnya? Huh... Dasar, apakah semustahil itukah damai sehari saja?

Kayaknya sia-sia saja memikirkan hal ini

Ehh... Tunggu sebentar, Apa ini? Sepertinya aku pernah mengalami ini. Deja vu? Tapi ini terasa sangat nyata untuk disebut deja vu. Apa ini? Aku ingat dengan jelas kalau aku pernah mengalami hal ini... Sebentar... Minggu, bukannya kemarin juga Minggu? Eh, ini aneh.

Sia-sia saja memikirkan ini, mungkin hanya perasaanku saja daripada itu lebih baik aku pergi membersihkan rumah. Rasanya sudah lama tidak melakukannya... Eh...

Kepalaku semakin sakit, informasi yang ada di otak ternyata bukan palsu dan memang benar pernah terjadi kepadaku. Time loop. Aku harus pergi tidur dan melihat esok apakah masih tetap hari Minggu.

Mataku terbuka perlahan dengan penuh rasa takut sekaligus penasaran tentang waktu yang terus mengulang ini. Setelah membuka hp, mataku terbelalak karena hari ini masih tetap hari Minggu. Beberapa jam, aku terus memikirkan ini rasanya hanya membuang-buang waktu. Rasa penasaranku masih tetap besar, akhirnya aku memutuskan untuk menelpon temanku untuk menanyakan fenomena aneh ini.

"Hello Kanti" sapanya

"Maaf menelponmu pagi-pagi, dan sekali lagi maaf aku akan menanyakan sesuatu yang aneh kepadamu?"

"Aneh? Apa itu?"

"Apakah kamu mengulang hari Minggu?"

"Minggu? Tentu saja mengulang. Apa yang kamu bicarakan?" Ternyata Alex juga mengalami Time loop, tapi mengapa dia bicara seolah ini bukan hal besar. Apakah hanya aku yang aneh?

"Kenapa kamu menanyakan itu? Tentu saja dalam sebulan ada 4 Minggu, bukannya itu hal yang biasa?"

Ingin rasanya aku menghajar dia namun jarak memisahkan kita. Jika saja, dia ada didekatku mungkin tulang dan dagingnya sudah cerai dari tadi, dan untungnya lagi stok dagingku masih banyak.

Huh... Sepertinya hanya aku yang mengalami Time loop ini.

"Tidak ada apa-apa"

"Daripada itu aku mempunyai pekerjaan yang sesuai dengan bidangmu"

"Apa itu? Awas aja kalau kerjanya yang aneh lagi"

"kali ini aku sedang tidak bercanda...

Jadi yang kebelakang-belakang itu bercanda ya?

"Kemarin aku membuat website tentang jasa les, dan tada!!! Ada satu permintaan yang muncul di email-ku"

"Seperti biasa kamu melakukan sesuatu tanpa persetujuanku, tapi baiklah akan aku terima"

"Nanti aku kirimkan alamatnya"

Percuma saja aku menerima pekerjaan ini. Toh, besok juga pasti hari Minggu lagi. Sampai kapan ini akan berakhir ya? Jika saja Time loop ini terus berjalan, ada kemungkinan kalau aku akan menerima sakit mental oleh karena itu aku harus terus menjaga kesadaran.

Les kah? Sepertinya ini akan menjadi hal bagus, karena aku bisa mengulang waktu mungkin aku akan bisa memperbaiki nilai muridku lebih maksimal.