Duduk di salah satu kursi pasar kuliner, Kacia memerhatikan mangkuk berisi makanan berkuah merah di hadapannya. Dari baunya saja, dia sudah tahu kalau makanan itu bakalan terasa pedas. Namun, di saat yang sama, dia juga penasaran, di antara aroma pedas itu, dia bisa membaui sesuatu yang gurih nan menggugah selera. Belum lagi apa yang ada di kuah itu, dari mie, bulatan-bulatan kecil, sampai semacam lembaran-lembaran transparan berkilau.
Ia benar-benar penasaran dengan makanan itu sejak pertama kali melihat dan mencium aromanya di pasar kuliner. Tak ada yang seperti itu di tempat asalnya. Mungkin karena menyadari hal tersebut, Rava jadi menawarinya untuk mencoba panganan bernama seblak itu.
Masih fokus mengamati makanan yang mengepulkan uap itu tipis itu, Kacia sedikit dikagetkan oleh sebuah kotak karton kecil yang muncul di depan mukanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com