webnovel

32. Usaha Chella - Two

Chella baru saja masuk ke dalam ruangan milik Vino, ia terlihat tengah duduk bersandar di atas brangkarnya menatap ke arah jendela yang ada di dalam ruangan itu. "Hai Bang,"

Mendengar suara itu, Vino menengok ke arah Chella dengan kernyitannya.

"Kamu? Ada apa?"

"Bagaimana keadaannya? Apa kepalanya masih terasa sakit?"

"Chella maafkan aku. Tapi apa kamu bisa tinggalkan aku sendirian? Aku merasa sangat pusing sekali saat bersamamu, maafkan aku tetapi sesuatu yang tidak aku tau terus mengganggu pikiranku."

Mendengar ucapan Vino yang seakan menolak kehadiran dirinya membuatnya menggigit bibir bawahnya. Mungkin dulu juga saat dirinya menolak kehadiran Vino begini rasanya. Ini seakan karma dari tuhan untuknya,,,

"Emm,"

"Aku mohon, aku sungguh tidak memahami semua ini." Ucap Vino membuat Chella tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya.

"Baiklah," Chella beranjak keluar ruangan dengan air mata yang mengalir membasahi pipi. Vino menolaknya, tetapi ia tidak akan pernah pergi kemanapun. Ia akan tetap disini menunggunya, menunggu Vinonya sampai dia mau menerimanya lagi.



Leonna, Verrel, Percy dan beberapa rekan kerjanya yang lain sudah sampai di Villa milik keluarga Verrel di Bandung. Mereka beristirahat di dalam kamar masing-masing, untuk sementara Leonna mengalah dengan sekamar bersama Rasya karena keinginan Percy, sehingga Verrel bersama Percy.

Saat ini, Leonna baru selesai membersihkan diri, ia melihat Rasya tengah merapihkan pakaiannya ke dalam lemari. "Hai Kak,"

"Sudah selesai mandinya?" Leonna menganggukkan kepalanya.

"Padahal ini weekend, pasti seru banget deh tempat liburan disini. DI lembang kan banyak sekali tempat wisatanya, tapi sayang banget mereka sibuk dengan pekerjaannya."

"Kamu tenang saja, selama disini kita harus bersenang-senang. Biarkan para pria sibuk dengan pekerjaan mereka, kita habiskan saja untuk liburan, oke." ucap Rasya.

"Setuju sih Kak, tapi aku harus ikat kak Verrel dulu biar gak jauh-jauh dari aku," ucap Leonna dengan wajah merengut.

"Kenapa?" Tanya Rasya mengernyitkan dahinya.

"Masa Kakak gak tau," ucap Leonna.

"Oh iya, aku paham," kekeh Rasya, bagaimanapun Rasya sahabat Verrel dan teman sekolanya juga walau saat kuliah mereka berbeda universitas.

"si Angel itu harus aku mata-matai biar gak ngambil kesempatan buat deketin kak Verrel."

"Angel? Siapa?" Tanya Rasya yang saat ini sudah duduk di samping Leonna.

"Itu si don't care, atau si Kere. Dia kan di kasih nama special sama si kunyuk Datan. Namanya Angel alias Aunty aunty gatel." ucap Leonna dan tawa Rasya pecah seketika.

"Kamu ada-ada saja Leonna." kekehnya.

"Kakak mau mandi?" Tanya Leonna yang di angguki Rasya.

"Kalau begitu, aku ke kak Verrel dulu yah."

Leonna berjalan keluar kamar dan berjalan menuju ke kamar Verrel dan Percy yang berada di samping kamarnya. Ia mengetuk pintu dan Percy yang membukanya. "Hai Princes, ada apa?" Tanya Percy menaikkan sebelah alisnya.

"Kak Verrel mana, Kak?" Tanya Leonna.

"Tadi sih pergi bareng Caren." ucap Percy dengan santainya.

"APA??" pekik Leonna.

"Jangan percaya, dia racun." teriak Verrel dari dalam.

"Ih Kakak bohong." Leonna menerobos masuk ke dalam kamar membuat Percy terkekeh. "kakak lagi apa? Jalan yuk," ajak Leonna saat sudah berada di hadapan Verrel yang terlihat sibuk dengan laptopnya.

"Jalan kemana?" Tanya Verrel melihat ke arah Leonna.

"Iya kemana saja, ini kan tempat Kakak dan si kunyuk Datan main saat kecil. Lagian kakak mulai kerja besok kan." ucap Leonna melirik ke arah laptop Verrel.

"Sudah sana temani saja, jangan jadi pekerja rodi." celetuk Percy yang duduk di atas ranjang.

"Kak Percy, sana ke kamar Leonna. Kak Rasya lagi mandi, kalian kan pengantin baru pasti pengen enaena terus." ucap Leonna dengan polosnya, dan Verrel tertawa mendengarnya.

"Wah sialan loe, Rel. Meracuni otak polos bini loe," celetuk Percy yang terpekik kaget mendengar penuturan polos dari Leonna.

"Itu kata si Datan, katanya dia pernah lihat aku dan kak Verrel lagi enaena." celetuk Leonna tetapi seketika menutup mulutnya sendiri.

"Apa???" pekik Verrel dan kali ini Percy yang tertawa terbahak. "Datan ngintip?" Tanya Verrel dan Leonna mengangguk lirih. "Ya tuhan, ini pasti jadi gossip heboh di keluarga," membuat Percy terkekeh.

"Verrel, jagain bini ajaib loe. Biar gak asal ngomong ke sembarang orang."

"Kakak bilang aku ajaib, aku kan bukan pesulap." gerutu Leonna. "Kakak,, ayooo" rengek Leonna pada Verrel.

"Iya," Verrel menutup laptopnya dan merapihkan beberapa berkasnya.

"Kak Percy, jangan sampai lewatkan kesempatan ini yah. pergi ke kamar Leonna," ucap Leonna membuat Percy terkekeh.

"Sudah,, ayoo." Verrel menarik tangan Leonna keluar kamar.

Keduanya berjalan menuju keluar Villa, tetapi berpapasan dengan Caren dan Leonna langsung merengkuh lengan Verrel dengan erat.

"Hy Rel," sapa Caren dan Verrel tersenyum kecil.

"Ayo Kak," Leonna menarik lengan Verrel.

"Kalian mau kemana?" Tanya Caren.

"Bukan urusan mbak, ayo Kak." Leonna menarik lengan Verrel menuju keluar Villa. 'Istri Verrel sungguh masih bocah, sejak kapan Verrel menjadi pedofil? Aku yakin lambat laun Verrel akan bosan dengan bocah manja itu.' Senyuman sinis terukir di bibir seksi Caren.

Verrel mengajak Leonna berjalan menuju perkebunan teh yang tak jauh dari Villa. Kanan kiri terlihat hamparan luas perkebunan teh. "waww,, sejuk banget." ucap Leonna merentangkan kedua tangannya saat sudah sampai di puncak kebun teh yang tak terlalu tinggi.

"Kamu menyukainya?" Verrel memeluk Leonna dari belakang.

"Sangat Kak, aroma dedauan dan sejuk ini menyegarkan hidung dan tenggorokanku. Apalagi ada Kakak, makin menyegarkan hatiku."

"Sejak kapan belajar gombal dengan Datan?" Tanya Verrel.

"Kapan yah,,? Aku tidak belajar padanya, aku berkata jujur kok bukan gombal," ucapnya dengan polos. Verrel mengecup pipi Leonna, rasanya gemas sekali. Membuatnya ingin selalu menciumi istri ajaibnya itu. "Kak,"

"hmm"

"Apa disini bisa melihat sunset, seperti di pantai?" Tanya Leonna.

"Tidak, hanya saja kita mampu melihat langit yang berubah warna menjadi jingga. Itupun tak kalah indahnya dengan sunset."

"Leonna ingin melihatnya. Boleh?" Tanyanya melirik kearah Verrel yang menyandarkan dagunya di pundak Leonna.

"Kenapa tidak, Kakak pasti akan menemani kamu."Leonna tersenyum mendengarnya. Keduanya terdiam menikmati udara sejuk dan angin yang menerpa wajah mereka.

"Kak,"

"hmm,"

"Kakak menyayangi aku?"

"Iya, Kakak sangat menyayangi dan juga mencintai kamu."

"Kenapa?" Tanya Leonna,

"Karena kamu istriku" jawab Verrel. Leonna berbalik menghadap Verrel walau tak membiarkan Verrel melepas pelukan di pinggangnya.

"Kalau aku bukan istri Kakak, apa cinta itu juga akan ada?" Tanya Leonna.

"Mungkin," Verrel menatap manik mata Leonna.

"Apa Kakak sungguh mencintaiku?" Tanya Leonna,

"Iya De, kamu tidak percaya?" Verrel menaikkan sebelah alisnya. Leonna melepas pelukan Verrel dan berjalan menghindari Verrel sedikit.

"Kalau Kakak punya sepiring makanan, apa Kakak akan berbagi denganku?" Tanya Leonna,

"Iya lah pasti," jawab Verrel.

"Terus kalau aku mau makanan yang sedang Kakak makan, apa Kakak akan memberikannya padaku?"

"Iya De, aku akan memberikannya untukmu." Verrel tersenyum manis.

"Kalau,, kalau Kakak punya sepiring tai kucing apa mau di bagi juga denganku?" Tanya Leonna

"APA??? Yah tidaklah," pekik Verrel.

"Tuh kan, Kakak pelit. Ya sudah ambil saja tai kucingnya, aku gak mau." kekeh Leonna langsung ngacir.

"Dasar anak nakal," Verrel langsung mengejar Leonna yang berlari menghindarinya. "awas yah kamu, gak akan Kakak lepaskan," Verrel terus mengejar Leonna yang berlari menyusuri perkebunan teh itu.

"Habisin saja sama Kakak, lagian aku gak mau." teriak Leonna dengan tawanya

"Awas yah kamu, gak akan kakak lepaskan." Verrel masih mengejar Leonna. Keduanya saling mengejar dengan tawa mereka. Hingga Verrel berhasil menangkap tubuh Leonna dan mengangkatnya dengan sebelah tangannya. Ia langsung menggelitik tubuh Leonna hingga membuatnya terjatuh ke tanah dengan tawanya yang lepas dan Verrel tidak melepaskannya sama sekali.

"Hahaha Kakak cukup,"

"Dasar jahil, rasain ini." Verrel terus menggelitiknya.

"Hahaha Hentikan, aww Kakak hentikan." Leonna memberontak tetapi Verrel tidak memberinya ampun.

"Tidak ada ampun," Verrel menggelitik leher Leonna membuat Leonna semakin belingasan.

"Ku mohon hentikan, haha." Tawanya sampai Verrelpun menghentikan kelitikannya.

"Dasar jahil,"

"Kan katanya sayang," kekehnya mengusap sudut matanya yang berair.

Verrel tersenyum menatap Leonna yang masih terkekeh kecil di bawah kungkungannya. Ia merapihkan anak rambut yang menghalangi wajah Leonna. Wanitanya sungguh cantik sekali, sampai dia tak pernah bisa berpaling untuk menatap wanita lain.

Bukankah kebahagiaan itu sederhana dan indah??

Hanya melihat senyum dan tawanya, hati terasa berbunga dan begitu menyejukkan.

Inikah Cinta????

