webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · Teen
Not enough ratings
155 Chs

Family Day Story

Aurel menunduk cukup rendah setelah mengakhiri penyampaian beberapa kata pertamanya di awal ia menjawab sebagai seorang ketua. Ia menunduk sebagai tanda terima kasih kepada para peserta yang hadir di acara sidang itu.

Bisa dilihat dari ekspresinya, kalau peserta sidang yang hadir sangat terkejut dengan pernyataan itu. Bahkan, Lisa juga tidak menyangka kalau Aurel akan berkata sejauh itu. Ia tidak terpikirkan sama sekali kalau kakaknya itu akan membuat peraturan yang bisa saja memecah persaudaraan mereka. Hanya Maria yang menunjukkan senyum bangga atas keputusan yang Aurel ambil itu.

Kali ini tepuk tangan yang dihasilakan tidak sebanyak sebelumnya. Suasana menjadi agak berat saat Aurel duduk di kursi pimpinan sidang. Aurel menunjuk Lisa dan Sakura sebagai pimpinan sidang 2 dan 3 untuk menemaninya di depan. Agenda selanjutnya adalah membaca angket. Maria bertugas untuk membaca angket tentang organisasi eksekutif dan legislatif tersebut.