"Lepaskan Calon Istriku! ".
Xiao menarik Chen paksa dan mendorongnya ke sudut ruangan. Xiao menghampiri Hao, dia melepas jasnya dan menutupi tubuh Hao Nan yang sudah terbuka setengah.
"Xiao, Aku takut! ". Kata Hao dengan tubuh gemetar.
"Jangan khawatir, aku sudah disini. Aku tidak akan membiarkannya menyentuhmu. Tenanglah disini, aku akan mengurusnya sebentar".
Xiao bangkit dari tempatnya dengan tatapan yang tidak pernah dia tunjukkan sebelumnya. Dia menarik kerah Chen dengan sekuah tenaga.
"Dengar Baik-baik! Aku menghargaimu karena kamu adalah calon dari temanku Rui. Tapi melihatmu yang seperti bajing*n, membuat rasa seganku hilang. Kamu telah salah mencari musuh dengan cara mengganggu calon istriku".
Xiao menghajar wajah Chen hingga babak belur lalu melepasnya.
"Aku masih memiliki hati nurani, jadi pergilah sebelum kesabaranku habis". Usir Xiao.
"Dengar Xiao, Hao Nan adalah milikku. Walau kami terpisah jarak selama 3 tahun, tidak lantas membuat cintaku pudar padanya. Ingat! Aku pasti akan mendapatkannya kembali". Ancam Chen. Dia keluar dengan memegangi wajahnya yang babak belur.
Xiao menghampiri Hao Nan dan memeluknya "Hao Nan tenanglah, Hal seperti itu aku pastikan tidak akan pernah terjadi lagi. Maafkan aku yang meninggalkanmu sendiri. Seharusnya aku tidak melakukan itu". Kata Xiao menenangkan. Dia membelai rambut Hao Nan dan mencium keningnya.
"Apa kamu sudah tenang Hao Nan?! ". Tanya Xiao.
Hao Nan hanya mengangguk, dia memilih diam tanpa berkata apa-apa. Xiao membantu Hao Nan berbaring di kasur untuk beristirahat.
Dari luar Suster datang membawa nampan berisi makanan. "Permisi Tuan dan Nona pasien ini sudah sore. Waktunya Nona makan". Kata Suster dan menaruh makanan di meja.
"Biar aku yang membantunya makan. Kamu boleh keluar". Kata Xiao.
"Baiklah, silahkan Nona makan dahulu. 1 jam lagi Saya akan datang untuk melakukan pemeriksaan". Suster keluar.
Xiao mengambil makanan yang disiapkan telah Suster. "Hao Nan kamu harus makan, aku tidak ingin melihat Hao Nan yang cerewet menjadi pendiam seperti ini karena kurang makan. Nanti orang akan beranggapan aku bukan pria yang baik karena membuatmu sampai kurus". Kata Xiao panjang lebar.
Xiao menyendok sedikit nasi dengan kuah Sop, Dia menyuapi Hao Nan yang masih terdiam. Xiao tahu kejadian ini pasti mengingatkannya dengan keadaan waktu itu. Jika waktu itu Xiao tidak mencari dan menemukannya Hao pasti sudah menjadi santapan Pria liar. Namun di satu sisi tanpa Hao tahu, Xiao sudah pernah melihat tubuhnya bahkan mereka tidur bersama untuk menolong Hao dari demam. Walau tidak terjadi sesuatu tapi jika Xiao tidak mengatakannya juga apa Hao Nan akan kecewa?.
Sore telah berlalu dengan Hao Nan yang terdiam karena kegilaan Chen. Malam ini dia telah tertidur setelah mendapat pemeriksaan dari dokter.
Xiao masih menunggu di sampingnya, memandang wajah wanita yang kini menjadi calon istrinya. Dia memegang kedua tangan Hao Nan dan sesekali menciumnya. Tidak pernah terbesit dalam hatinya untuk mencintai kembali. Tapi setelah melihat Hao Nan Xiao sadar, bahwa yang dia cari adalah seorang wanita yang seperti Hao. Seorang wanita yang apa adanya dengan cinta yang apa adanya pula.
"Sayang, mungkin kamu tidak tahu dan akupun sendiri menyangkalnya. Aku telah jatuh cinta padamu sejak pandangan pertama. Awalnya aku mengelak karena logika ku selalu berfikir tentang masa lalu. Aku selalu takut mencintai seseorang, aku takut mereka akan pergi meninggalkan ku. Tapi melihat dirimu yang mencintai dengan cara sederhana membuatku sadar, bahwa cinta bukan apa yang kita miliki tapi apa yang kita rasakan". Gumam Xiao.
Ada hal yang mengganjal dihati Xiao, dia ingin mengatakannya pada Hao Nan mengenai kondisi ayahnya dan permintaannya yang jelas-jelas menentang hati Xiao. Tapi melihat Hao yang sedang tertekan Xiao lebih memilih diam untuk sementara waktu.
"Siapapun dan alasan apapun yang menentangmu menjadi calon istriku. Aku pasti akan membantahnya dan menunjukkan pada mereka bahwa kamu adalah yang terbaik diantara mereka untuk diriku". Kata Xiao sebelum akhirnya dia beranjak dari tempatnya.
"Selamat malam Sayang". Xiao mengecap kening Hao dan keluar dari ruangan.
"Terima kasih..! ". Gumam Hao dengan senyum mengembang di bibir manisnya.
Tanpa Xiao sadari, setiap perkataan yang dia ucapkan terdengar oleh Hao Nan. Perkataan sederhana Xiao mampu memberi seutas senyum sebelum akhirnya Hao Nan benar-benar tertidur.
***
Pagi ini disaat Hao Nan terbangun sudah ada Xiao yang sedang terduduk dengan Laptop di depannya. Dia yang memakai Jas Tuxedo hitam legam dengan aroma parfum khasnya dan rambut yang terlihat masih basah, Membuat Xiao terlihat lebih tampan.
'Pemandangan langka, di pagi hari melihat wajah Xiao yang seperti ini dengan aroma parfum nya yang melekat pada dirinya. Tidak heran, banyak wanita yang jatuh hati padanya'. Batin Hao Nan.
Hao beranjak dari kasur nya dan terduduk memandangi wajah serius Xiao yang sedang menatap Laptopnya.
Dari luar Suster datang membawa nampan berisi sarapan pagi dan salah satu dari mereka membawa alat medis.
"Pagi Tuan Xiao dan Nona Hao, Waktunya sarapan dan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan kemarin, mungkin Nona bisa pulang hari ini". Kata Suster yang membawa alat medis, dia mulai memeriksa kondisi tubuh Hao Nan.
Suster yang satunya lagi membawa nampan berisi sarapan dan menaruhnya di atas meja. Selang 10 menit pemeriksaan Suster membereskan alat medis nya.
"Tuan Xiao, kondisi tubuh Nona sudah membaik dan bisa dikatakan sembuh".
Xiao beranjak dari tempatnya dan mengambil sarapan Hao Nan "Terima kasih, kalian boleh keluar. Biar aku yang menemani Nona Hao sarapan".
Suster keluar dengan senyum dan mata terpesona mereka melihat Xiao yang begitu perhatian terhadap Hao.
"Hao, kamu harus sarapan. Aku akan menyuapimu, jadi jangan membantah".
"Baiklah.. Padahal aku sudah sehat dan bisa makan sendiri". Gerutu nya.
Xiao mulai menyuapi Hao Nan, menu sarapan kali ini adalah sop dengan lauk daging sapi yang sudah di giling dan dibuat menjadi sejenis sosis. Hao Nan yang sarapan dengan lahap membuat Xiao tersenyum simpul.
"Hao Nan, kamu wanita atau anak-anak. Lihat.. Masih ada sisa makanan di bibirmu".
Xiao mendekatkan dirinya, membuat Hao canggung. Dengan cepat Xiao mencium Hao Nan dengan lembut dan membersihkan sisa makanan yang ada di bibir Hao.
"Ternyata sarapanmu lumayan juga. Sesekali mungkin aku akan meminta pelayan untuk membuatkan nya". Kata Xiao beralasan.
Tanpa Xiao dan Hao Nan sadari, ternyata diam-diam Ji Han dan ChunYi masuk memperhatikan semua yang mereka lakukan.
"Kakak… ". Panggil ChunYi, yang membuat Xiao dan Hao Nan tersentak, seakan mereka sedang tercyduk.
Pagi Kakak.. Maaf ya baru up. Tadi malam capek pas lagi ngetik ajah sampe ketiduran.
Yey Yey.. Yang udah mulai kembang kempis hatinya hahahaha.. Parahnya lagi tercyduk pula sama calon adik ipar lagi ciuman.
Hayo siapa yang pernah ky gtu? ??
Ditunggu ya komentar dan krisannya
Jangan Lupa Vote Dan rate full nya
HAPPY READING..