Melihat kondisi Hao Nan yang sangat lemah, Xiao mengangkat Hao dan membawanya ke Rumah Sakit terdekat. Dia sedikit geram melihat sudah 30 menit sejak Pelayan menelfon tapi tidak ada satupun ambulans yang datang.
Di perjalanan Xiao semakin cemas dengan keadaan Hao yang tidak kunjung sadar dari pinsannya. Dia memacu kendaraan secepat mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada Hao.
Di tengah malam mobil terhenti didepan Rumah Sakit, Xiao keluar membawa Hao Nan dalam pelukannya ke dalam rumah sakit yang mulai sunyi.
"Dokter.. Suster..!". Panggil Xiao panik.
Dari ruang pendaftaran Suster keluar dan menunjukkan jalan menuju ruang IGD. Keadaan yang begitu sunyi bahkan membuat deru nafas Hao Nan yang lemah terdengar jelas. Suster membukakan Ruang ICU dan menyiapkan tempat untuk pasien. Xiao segera membaringkan Hao Nan.
Tidak lama kemudian Dokter datang dan meminta Xiao untuk menunggu diluar. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Hao Nan. Dia berjalan kearah kursi dan terduduk di deretan kursi panjang dengan menundukkan wajahnya. Dia hanya terdiam diantara sunyinya malam dan berharap tidak terjadi sesuatau pada Hao Nan.
Waktu telah berjalan selama 30 menit, namun Dokter tidak kunjung keluar dari ruang IGD. Kecemasan yang Xiao rasakan mengingatkannya pada Zhe Quan yang saat itu mengalami kecelakaan karena dirinya hingga membuatnya seperti ini.
"Aku tidak ingin kehilangan orang yang aku sayang untuk kedua kalinya. Hao Nan.." Gumam Xiao.
Dari dalam dokter keluar, Xiao beranjak dari tempatnya dan menghampirinya.
"Bagaimana keadaannya Dok?".
"Karena kondisi Pasien sebelumnya belum pulih sepenuhnya dan sepertinya dia juga sedang mendapat banyak tekanan hingga membuat Pasien koleps. Untuk sementara kondisi Pasien dalam keadaan stabil, dan kami akan melakukan cek darah untuk melihat apakah ada kemungkinan lain akibat luka yang pernah dideritanya. Pasien untuk sementara dipindah ke ruang rawat sampai hasil keluar. Terima kasih". Dokter berlalu dari hadapan Xiao,
Xiao masuk ke ruang IGD dan meminta pada Suster untuk memindahkan Hao Nan keruang VVIP. Suster segera memindahkan Hao keruang VVIP.
Diruang rawat, Hao Nan masih memejangkan matanya. Ini bukan pertama kalinya Xiao melihat wajah cantik Hao Nan terlihat pucat. Dalam waktu singkat, kejadian demi kejadian tanpa mereka sadari telah mengikat mereka. Bahkan Xiao sendiri tidak bisa mengerti dengan perasannya saat ini.
Dia duduk di samping Hao dengan memeggang tangannya. "Aneh.. Ini sudah kedua kalinya aku merawatmu, tapi mengapa kali ini perasaanku begitu terluka melihatmu seperti ini. Aku bahkan hampir kehilangan akal sehatku mendengar keadaanmu. Karena kamu sudah membuatku seperti ini, seharusnya kamu bangun dan membayar kebaikanku saat ini". Kata Xiao dengan terus menatap wajah cantik yang tengah pucat itu.
Xiao mencium kening Hao Nan, sepanjang malam dia terbangun tanpa memejamkan mata sedetikpun. Sampai dipenghujung malam Xiao tertidur disamping Hao dengan keadaan terduduk.
***
Pagi menyambut Hao Nan, dia perlahan membuka matanya, dengan kepala masih dalam keadaan pening. Dia tersadar melihat wajah tampan Xiao yang tengah tertidur di sampingnya.
"Pria ini, lagi-lagi melakukan hal seenaknya saja. Apa dia senang melihatku bergantung padanya?. Bahkan disaat aku sakitpun dia yang menyelamatkanku". Gumam Hao.
Disaat Hao melihat Xiao terbangun, Hao langsung menutup matanya dan berpura-pura masih tertidur. Dia memalingkan wajah kearah lain untuk menghindari Xiao.
Xiao terbangun dari tidurnya, dia tersenyum melihat tingkah Hao Nan.
"Masih berapa lama kamu akan berpura-pura tertidur?".
"Oh masih belum bangun juga? Sepertinya kamu lebih suka dibangunkan dengan cara berbeda".
Xiao beranjak kearah Hao Nan memalingkan wajah, tanpa Hao sadari Xiao mencium bibirnya lembut. Sontak saja Hao mendorong Xiao dan bangun dari tidurnya.
"Apa-apaan kamu ini?. Apa seperti ini caramu memperlakukan seseorang yang sedang sakit?". Gerutu Hao.
" Selamat pagi Nona Hao, itu adalah perlakuan spesial untuk membangunkan pasien yang spesial pula. Apa caraku masih terlalu kasar? Apa aku perlu memakai cara yang lebih halus lain kali disaat membangunkanmu?". Tanya Xiao dengan senyum jahil.
"A.. Apaan sih, jangan bicara sembarangan di pagi hari. Cepat keluar..!". Usir Hao untuk menyembunyikan rasa malunya.
Dari arah pintu terdengar suara ketukan,
"Permisi Tuan dan Nona, sekarang waktunya pemeriksaan". Kata Suster, dia berjalan masuk dan langsung melakukan tugasnya tanpa memperhatikan Hao dan Xiao yang sedang saling menyalahkan dan tengkar.
"Nona.. Tuan Xiao semalaman tidak beristirahat hanya untuk menjaga anda. Dia adalah salah seorang pria yang baik, dan melihat kalian saya fikir Nona adalah wanita yang beruntung karena mendapat perhatian dari pria seperti Tuan Xiao".
"Jangan berbicara sembarangan Sus, suster tahu dari mana Xiao orangnya baik?. Dan juga mana ada orang baik yang….." Hao langsung menutup mulutnya yang hampir mengatakan hal memalukan.
"Karena kami adalah teman semasa kuliah, walau kami beda jurusan tapi kami dulunya adalah teman baik". Suster memandang kearah Xiao dengan senyuman. "Xiao, sudah lama kita tidak bertemu. Aku senang kamu sudah mendapatkan wanita yang baik seperti Nona Pasien".
"Aku juga tidak menyangka bisa bertemu denganmu Rui. Sudah 3 tahun kita tidak bertemu dan sekarang aku melihatmu sudah menjadi Suster. Aku ingat benar, kamu dulu adalah wanita yang usil, jahil bahkan senang bertingkah dengan Zhe Quan untuk memanasiku".
Mendengar pembicaraan mereka, Hao Nan merasa kalau dia berada disituasi yang terjepit diantara kisah masa lalu. Dia memilih diam dengan memalingkan wajahnya.
'Situasi ini benar-benar menyakitkan. Jika saja aku bisa menghilang, aku ingin menghilang dari tempat ini secepatnya untuk menghindari pembicaraan mereka. Dasar pria tidak punya perasaan..!'. Gerutu Hao dalam hati.
Suster Rui yang melihat Hao Nan tahu, bahwa pembicaraan mereka mengusik hati Hao.
"Berhentilah membicarakan masa lalu Xiao, Apa kamu tidak tahu Bagaimana perasaan wanita saat mendengar dan melihat seorang Pria yang di cintai membahas masa lalu dengan oranglain didepannya?".
Xiao langsung memandang Hao Nan yang membuang muka. Terlihat Hao merasa seperti terasingkan didepan 2 orang yang berbicara.
pagi Kakak..
maaf yah upnya telat,
Emang yah.. si Xiao, kagak pernah peka sama perasaan Hao Nan. Dan selalu saja ada pertemuan dengan seseorang yang mengingatkan Xiao pd masa lalu. haduh.. Xiao.. Xiao..
ditunggu yah Kak ulasannya dan krisannya..
jangan Lupa Vote dan bintang Kakak untuk membuat Mahmud ini jadi tambah semangat upnya.
Happy Reading..