webnovel

Ep 9

Liora mengerjapkan matanya sebentar, lalu dia berpikir, memang ada ya orang seperti dia? Sudah bicara dingin tanpa ekspresi, seperti orang yang mau menjadi seorang rapper saja. Sudahlah aku kembali saja.

***

Sesampainya Liora ke kelas, dia mulai duduk dan melanjutkan pelajaran materi sihir yang diberikan. Liora memperhatikan guru yang menerangkan dengan saksama. Kemudian, dia melihat ke arah luar jendela. Dia melihat siswa siswi yang sedang mempraktekkan ilmu pedang.

Kemudian tak terasa waktu pun sudah berlalu. Liora langsung berjalan keluar kelas mengambil sepedanya dan pergi menuju ke asrama. Sesampainya di asrama Liora langsung merebahkan tubuhnya karena capek.

Sementara itu di sisi lain, terlihat seorang pria yang tingginya 175 cm sedang membereskan buku-buku yang ada di meja. Setelah itu, dia hendak pulang namun suara seseorang menghentikannya "Hei, kau mau langsung pulang? Tidak makan dulu di kafetaria?"

Pria tersebut menoleh "Tidak, aku mau ke asrama adikku, mau mengajak makan bersama."

"Aku ikut boleh?" Ucap perempuan tadi dengan senyuman

"Ayo." Wajah sang gadis langsung tersenyum senang.

Liora yang habis selesai mandi, dia mengenakan dress selutut warna hitam dengan rambut terurai agak keriting serta poni yang membuatnya seperti seorang bidadari. Setelah berdandan Liora mengambil dompet untuk membeli makanan.

Setelah itu bel asrama berbunyi. Liora langsung membuka pintu tersebut dan dua orang sedang menatapnya.

"Kakak?" Ucap Liora bingung. Lalu menoleh ke arah gadis yang di sebelah kakaknya "Dia siapa?"

"Ah nanti aku jelaskan, sekarang ayo kita turun. Kita akan makan bersama." Ucap Raymond sambil menggandeng tangan sang adik

Liora hanya menurut pasrah. Sesampainya di kafetaria Raymond langsung mengambil buku menu untuk melihat menu apa aja yang ada di daftar tersebut. Raymond menatap Liora "Kau mau makan apa?"

"Hm.. terserah kau saja. Samakan saja dengan menumu."

"Ah bagaimana dengan pasta dengan saus krim dan juga minumannya green tea?" Ucap gadis tersebut

Liora langsung menoleh kemudian dia berpikir "Hm.. boleh." Lalu Liora melihat ke arah Raymond. Raymond mengangguk tanda setuju.