Awan mendung masih menghiasi langit, angin berhembus dengan dingin mengantarkan orang orang yang meninggal akibat pembantaian semalam menuju tempat peristirahatannya.
Mobil mercedes berwarna hitam berhenti didepan area pemakaman, seseorang membukakan pintu mobil. Yibo keluar dari mobil dengan memakai pakaian serba hitam untuk menghormati kematian keluarganya. Ia datang bersama dengan asistennya, Xiào.
Ia kemudian berjalan masuk ke dalam area pemakaman. Orang orang yang berada disana membungkukkan badan memberi hormat kepadanya. Yibo diam melihat peti anggota keluarganya, ia tidak menyebut mereka dengan 'anak buah' baginya. Semua orang yang berhubungan dekat dengannya adalah keluarga.
Ia kemudian menyentuh salah satu peti dengan tangannya. "Semua adalah takdir." Ucapnya pelan, meski ia terlihat biasa saja. Tapi didalam hatinya terdapat luka yang begitu besar karena pembantaian semalam.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com