Aruga sengaja berangkat sedikit lebih pagi. Ia menghindari Zalina sebelumnya. Bagaimanapun perkataan adik iparnya semalam begitu tajam menembus jantungnya.
"Pagi sekali, mas mau apa pagi- pagi sekali begini sih udah ke kantor," komentar Arasy yang baru saja selesai mandi.
"Damian kasian kan sayang. Aku sarapan di kantor sama dia aja, ya. Ponselnya juga mati, aku takut dia kenapa- kenapa. Jadi, aku mau mampir ke apartemennya dulu."
"Dia belum juga beli rumah baru?"
"Nggak, belum sayang. Nggak tau apa yang dia tunggu. Katanya sih, istrinya yang baru itu nggak pinter beres- beres. Apartemen yang nggak terlalu luas aja acak-acakan apalagi rumah. Ya udah, aku berangkat kerja dulu, ya. I love you."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com