webnovel

Membagi Kebahagiaan

Rasa senang hari ini yang Ara rasakan sangatlah berharga karena sebentar lagi Ara resmi memiliki sebuah restoran, Arapun akan mendapat kejutan dari orang tuanya. Karena Ara sudah memberitahu kedua orang tuanya kalau akan ada pembukaan restoran baru Ara, orang tua Ara jauh-jauh hari sudah berencana untuk datang menemani Ara.

Selain itu, Jee, Minha, dan Hea juga senang bisa bertemu dengan orang tua Ara. Karena selama pindah, mereka belum pernah bertemu dengan orang tua Ara.

Orang tua Ara berencana menginap di rumah Ara, jadi Arapun ingin mengajak orang tuanya untuk berjalan-jalan bersama dan tetap ditemani oleh salah satu dari teman Ara yaitu Jee.

Sebelum hari peresmian restoran baru, Ara mencoba menghubungi Ayah dan Mamanya. Tidak berharap mereka datang karena jauh, namun orang tua Ara tiba-tiba saja datang tanpa sepengetahuan Ara.

"Mama,, apa kabar? " Ara mencoba menelepon orang tuanya.

"Baik ,nak. Kamu di sana bagaimana? " Mama balik bertanya.

"Baik, aku baik di sini. Ayah mana? " Ara mencari Ayahnya karena pada saat panggilan video, Ayah tidak bersama Mama.

"Ada, Ayahmu sedang berada di kamar mandi. " Jawab Mama sambil tersenyum senang.

"Halo, nak,, " terdengar suara laki-laki dan itu Ayah Ara.

"Halooo,,, Ayah. Aku merindukanmu. " Kata Ara dengan wajah senang bisa melihat orang tuanya.

"Wuaahh, kami juga merindukanmu. Bagaimana di sana? " Ayah mulai bertanya.

"Lusa, aku akan membuka restoran baruku di sini. " Ucap Ara memberitahu Ayah dan Mama.

"Luar biasa,,, kamu akan membuka usaha sendiri? " Ayah bertanya lagi.

"Tidak sendiri, di sini aku di bantu oleh Jee. " Jawab Ara yang tiba-tiba menarik tangan Jee yang sedang bersamanya saat itu.

"Aishh, aduh. " Jee terkejut tiba-tiba harus menyapa kedua orang tua Ara.

"Ini Jee, temanku di sini yang membantuku. Sebenarnya ada dua lagi temanku di sini, tetapi mereka sedang bekerja. " Ucap Ara sedikit bercerita.

"Ah, halo. Senang bisa menyapa anda. " Kata Jee dengan sopan menyapa kedua orang tua Ara.

"Wuaaahh, halo. Terimakasih banyak sudah membantu Ara. " Kata orang tua Ara dengan memberikan senyuman.

"Sama-sama,, aku hanya membantu sedikit. " Jawab Jee.

"Tidak, kami sangat berterimakasih kepada kalian semua yang sudah menemani Ara selama di sana. " Kata Mama.

"Tidak harus seperti itu,, " Jee berkata sambil tersenyum juga.

Kemudian Ara kembali mengobrol dengan kedua orang tuanya.

"Mama,, kalau begitu aku tutup ya. Ada yang harus aku kerjakan. " kata Ara.

"Aahh,,oke baiklah. Jangan sakit ya, nak!! " Orang tua Ara tetap mengingatkan.

"Iya. Aku akan selalu merindukan kalian dan aku akan sering-sering menghubungi kalian. " Ucap Ara dengan bangganya.

"Harus itu! " Jawab Mama dan Ayah.

Obrolan panggilan video Ara dan orang tuanya sudah selesai, Ara kembali mengobrol dengan Jee. Jee masih berada di rumah Ara karena Jee adalah teman yang tidak terlalu memiliki jadwal padat seperti Hea dan Minha. Jadi waktu luang Jee selalu di habiskan untuk datang ke rumah Ara sambil melukis sesuatu yang ada di pikirannya.

"Wuaahh, terlihat akrab dan hangat ya kamu dengan kedua orang tuamu. " Kata Jee tiba-tiba.

"Hehehehe, karena aku anak tunggal. " Jawab Ara.

"Wuaahhh, pasti seru. " Ucap Ara.

"Kenapa bisa? " Ara bertanya maksut perkataan Ara.

"Iya, kamu tidak perlu berbagi dengan saudara terutama dengan seorang adik. " Kata Jee yang merasa dirinya anak pertama.

"Hahahahahaha. Tidak seperti itu. " Jawab Ara dengan tertawa.

"Tidak seperti itu bagaimana? " Tanya Jee.

"Iya aku tidak berbagi dengan saudara kandungku, tetapi aku berbagi dengan orang lain. Begitulah orang tuaku mendidikku. " Ucap Ara lebih bercerita.

"Wuaaahhh, orang tua yang sangat hebat. "Jee memuji kedua orang tua Ara.

"Ngomong - ngomong, kamu sedang melukis apa? " Ara bertanya sambil melihat lukisan Jee.

"Ini, aku sedang melukis sesuatu yang ada di pikiranku. " Jawab Jee sambil terus melukis.

"Wuaaahh,,keren. Ech,kamu ingin makan cemilan tidak? " Ara sambil menawarkan cemilan kepada Jee.

"Boleh - boleh, dari tadi dong! heheheh. " Jee berkata dengan bercanda.

"Hahaha, kamu ternyata menunggu - nunggu aku untuk menawarkan ini? " Ara balik bercanda.

"Di rumah kamu ini, aku suka karena kamu selalu memperlakukan tamu dengan sangat baik. " Ucap Jee tentang perilaku Ara yang baik terhadap orang lain.

"Aku ambilkan dulu. " Kata Ara menuju dapur rumahnya yang terlihat dari ruang tamu.

"Oke, terimakasih banyak. " Ucap Jee yang sangat baik juga.

Jee sangat menikmati berada di rumah Ara, lalu Ara pun iseng - iseng menelepon Hea ataupun Minha untuk mengajaknya berkumpul lagi di rumahnya. Karena Ara sangat senang jika banyak Yang berkunjung ke rumah Ara.

Pada saat itu juga, tetangga sebelah rumah Ara sedang mengadakan sebuah acara dan mereka mengirim sebuah makanan dengan porsi yang besar. Ara tidak bisa menghabiskannya sendiri akhirnya dia memanggil teman - temannya.

"Permisi,,, " terdengar suara dari balik pintu.

"Iya,, sebentar. " Ara menjawab.

"Siapa? " Jee bertanya dan ikut berdiri juga.

"Aahh, tetangga samping rumah. " Jawab Ara.

"Ini ada sedikit untuk kalian, makanlah! " Kata tetangga dengan baik hati berbagi.

"Wuaahh,, terimakasih banyak. "Jawab Ara dengan sopan dan selalu tersenyum.

"Selamat menikmati,,, " Kata tetangga lagi sangat baik.

"Iya,, " Jawab Ara.

Kemudian Ara membawa makanan yang diberi oleh tetangga ke dalam rumah lalu meletakkan di meja depan Jee duduk.

Diapun tidak lupa menghubungi Hea dan Minha untuk bisa mencicipinya juga karena. Begitulah Ara yang tidak pernah lupa dengan teman.

"Aku akan menghubungi Hea dan Minha. " Kata Ara.

"Ah, iya benar sekali. Ini terlalu banyak untuk kita berdua. " Ucap Jee dengan wajah ceria.

"Iya, ini banyak sekali. Tapi sepertinya enak. Hehehe. " Kata Ara lagi sambil menelepon Hea.

Menunggu teleponnya di angkat, Ara sedikit-sedikit mencicipi makanan tersebut.

Jee yang sudah selesai melukis juga menyingkirkan semua peralatan miliknya, lalu fokus pada makanan yang ada di depannya.

"Aku mau minum ah. " Ucap Jee.

"Ambil sendiri ya,, anggap saja rumah sendiri! " Suruh Ara membiarkan Jee bebas di rumah Ara.

Kemudian Jee berdiri dan menuju dapur untuk mengambil air putih. Setelah itu dia kembali lagi untuk makan.

Beberapa jam setelah Ara menelepon Hea dan Minha, akhirnya mereka berdua datang dengan wajah yang ceria.

Hea dan Minha tidak datang bersama, melainkan sendiri - sendiri karena rumah mereka berbeda arah.

Berkumpul lagi di rumah Ara adalah kebiasaan mereka sekarang. Karena mereka masih sangat dekat dengan Ara sebelum Ara akan sibuk beraktifitas nantinya.

Ara akhirnya akan bekerja sebagai pemilik restoran kecil Yang sebenarnya bukan rencana dia dari awal, namun karena dukungan teman - temannya, akhirnya diapun melakukannya. Satu restoran akan dia kembangkan menjadi lebih.