webnovel

365 Hari Bersama Sahabat Nabi

Tersedia dalam Versi Cetak. Pemesanan hubungi via WA: 0812 8798 2492 Para sahabat adalah generasi yang mengalami hidup bersama dengan Rasulullah dan turut mengimani ajaran yang dibawanya. Mereka adalah generasi yang luar biasa. Mereka dididik langsung oleh Rasulullah saw. Keteladanan mereka adalah model yang layak bagi kita. Kita semua sangat membutuhkan figur seperti mereka. Terlebih di akhir zaman ini kita benar-benar mengalami krisis figuritas.

BiruTosca · History
Not enough ratings
60 Chs

Hari ke-7

Abu Bakar Ash-Shiddiq

Bulan Jatuh Di Pangkuannya

Sebelum masuk Islam, Abu Bakar pernah bermimpi menyaksikan bulan turun ke Makkah dan bulan tersebut pecah. Kepingan-kepingannya tersebar dan masuk ket setiap rumah. Tidak ada satu pun rumah yang terlewatkan. Kepingan-kepingan bulan tersebut kemudian kembali menyatu, membentuk rembulan sempurna. Lalu bulan tersebut mendekati Abu Bakar perlahan dan jatuh ke pangkuannya.

Saat terjaga, Abu Bakar mencoba mencari makna dari mimpinya tersebut. Dia merasa itu bukan mimpi biasa. Kemudian dia menemui seorang ahli kitab. Mimpi itu adalah tanda-tanda kabar baik yang akan diterima oleh Abu Bakar. Akan datang seorang nabi. Abu Bakar akan menjadi pengikutnya dan menjadi salah satu orang yang paling gembira atas kehadiran sang nabi. Demikian ahli kitab menafsirkan mimpi Abu Bakar.

Dan mimpi itu pun menjadi nyata. Abu Bakar menjadi pengikut Rasulullah yang sangat mendukung dakwah Rasulullah. Rasulullah sangat bangga terhadap Abu Bakar karena mengimani Rasulullah di masa-masa Awal tanpa ragu dan berpikir-pikir dahulu. Rasulullah memuji Abu Bakar, "Setiap aku mengajak seseorang untuk memeluk Islam, pasti orang tersebut akan ragu dan meminta waktu untuk mempertimbangkan. Kecuali Abu Bakar. Dia langsung menerima tanpa keraguan sedikit pun. "

Abu Bakar banyak melakukan membebaskan sahabat yang berstatus Budak, di antaranya: Bilal, Amir bin Fahirah, Ummu Ubais, Zanirah, Nahdiah beserta putrinya, dan Hayy (budak perempuan yang pernah disiksa Umar bin Khattab). Perbuatan mulianya ini diprotes oleh ayahnya, Abu Quhafah. "Bukankah sebaiknya kamu membebaskan budak-budak yang kuat, lalu kamu jadikan mereka penjagamu?" ungkap sang ayah.

Abu Bakar menjawab dengan nada yang lembut, "Ayah, aku melakukan ini semata-mata karena Allah."