webnovel

365 Hari Bersama Sahabat Nabi

Tersedia dalam Versi Cetak. Pemesanan hubungi via WA: 0812 8798 2492 Para sahabat adalah generasi yang mengalami hidup bersama dengan Rasulullah dan turut mengimani ajaran yang dibawanya. Mereka adalah generasi yang luar biasa. Mereka dididik langsung oleh Rasulullah saw. Keteladanan mereka adalah model yang layak bagi kita. Kita semua sangat membutuhkan figur seperti mereka. Terlebih di akhir zaman ini kita benar-benar mengalami krisis figuritas.

BiruTosca · History
Not enough ratings
60 Chs

Hari Ke-48

Ruqayyah binti Muhammad

Menghadap Allah Bersamaan dengan Kecamuk Badar

Anas bin Malik meriwayatkan, Utsman bin Affan keluar bersama istrinya, Ruqayyah, putri Rasulullah Saw. menuju negeri Habasyah. Lama Rasulullah Saw. tidak mendengar kabar kedua orang itu. Kemudian datang seorang wanita Quraisy berkata, "Wahai Muhammad, aku telah melihat menantumu bersama istrinya."

Nabi Saw. bertanya, "Bagaimanakah keadaan mereka ketika kau lihat?"

Wanita itu menjawab, "Dia telah membawa istrinya ke atas seekor keledai yang berjalan perlahan, sementara ia memegang kendalinya."

Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Allah menemani keduanya. Sesungguhnya Utsman adalah laki-laki pertama yang hijrah membawa istrinya sesudah Luth As."

Ketika sampai di Habasyah, kaum Muslim mendapatkan perlakukan yang sangat baik dari Raja Habasyah. Mereka hidup dengan nyaman.

Suatu hari, kaum muslim di Habasyah mendengar kabar bahwa kondisi Makkah telah aman. Terdorong oleh kerinduan yang mendalam terhadap kampung halaman, Utsman memutuskan untuk memimpin kafilahnya pulang ke Makkah. Ketika mereka sampai di Makkah, mereka mendapatkan bahwa keadaan Makkah makin parah. Penderitaan yang dialami kaum Muslim makin menjadi-jadi. Maka rombongan pun memasuki Makkah dengan sembunyi-sembunyi. Mereka ke rumah masing-masing ketika hari sudah gelap. Kerinduan Ruqayyah kepada ibu dan ayahnya makin membuncah. Namun kerinduan itu pupus begitu Ruqayyah sampai di rumah. Dia harus menerima kenyataan pahit, Sang Ibu, Khadijah telah wafat.

Namun perjuangan harus tetap dilanjutkan. Ruqayyah dan Utsman ikut hijrah ke Madinah. Ketika meletus Perang Badar, Ruqayyah jatuh sakit. Rasulullah meminta Utsman tidak ikut Perang Badar agar bisa merawat Ruqayyah. Rupanya Allah berkehendak Ruqayyah segera menemuinya. Ruqayah wafat saat Perang Badar berkecamuk, yaitu bulang Ramadhan tahun kedua hijrah. Zaid mengabarkan berita ini kepada Rasulullah di Badar. Jelang pemakaman Ruqayyah, kaum Muslim berhasil meraih kemenangan di Badar. Ketika Rasulullah tiba di Madinah, beliau menyaksikan kaum Muslim berduka ditinggal putri Rasulullah sejenak lagi akan dimakamkan.