webnovel

Bingung

"Fania kemana sih ?"

Tanya Raka, Fania yang pergi bersama dengan Andra rupanya tak berkata apa pun pada mereka semua, dan sekarang mereka jadi bingung sendiri mencari keberadaan tuan rumahnya.

Bagaimana mungkin mereka ada disana sedangkan Fania sendiri tidak ada disana, apa yang bisa mereka lakukan, bagaimana kalau justru mereka dianggap tidak sopan.

"Bisa gak dihubungi ?"

"Mana bisa, lo gak lohat ponsel Fania ada di ruang tengah ?"

Yuda mengangguk, benar juga Fania memang pergi tanpa membawa ponsel.

"Coba lo telepon Andra aja, tadi kan Andra yang teriak-teriak panggil Fania"

Wulan mengernyit, benar juga pasti Andra yang membawa Fania pergi sekarang.

Wulan lantas mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Andra, satu kali, dua kali, tiga kali tak juga ada jawaban.

"Bagaimana ?"

Tanya Anggi, Wulan mengangkat kedua bahunya sekilas, tak ada hasil apa pun karena Andra tak menjawab satu panggilan pun dari Wulan.

"Lalu kemana mereka ?"

"Lo punya kontak Icha gak ?"

"Mana ada, kenal juga baru"

Mereka sama-sama terdiam, lalu harus bangaimana sekarang, kemana mereka bertiga pergi.

Rasanya tidak mungkin kalau Fania dibawa hanya untuk menengahi mereka berdua, lagi pula Andra pasti keberatan jika harus membuat Fania tertekan.

"Kira-kira kemana ya mereka ?"

Tanya Gilang, mereka duduk ruang makan, masakan telah siap semuanya, tapi Fania justru membuat mereka ragu untuk mulai melahapnya.

Orang tua Fania juga tak kunjung datang, mereka malu untuk bersikap seenaknya disana, bagaimana pun mereka biasa bertingkah tapi jika saat seperti ini mereka masih bisa menjaga sikapnya.

"Coba telepon lagi Andra, mungkin sekarang bisa, siapa tahu aja tadi lagi nyetir atau apa"

Perintah Yuda, Wulan mengangguk dan kembali menghubungi Andra.

Dan ternyata benar, panggilan pertamanya langsung dijawab oleh Andra disana.

"Andra lo dimana, sama Fania gak, gue sama anak-anak cari Fania, lo bawa dia kemana ?"

Wulan memberikan banyak pertanyaan sekaligus, Wulan telah gemas dengan ketidak adaan Fania, kenapa Andra membawanya begitu saja tanpa pamit pada mereka.

"Maksud lo apa ?"

Tanya Wulan seraya melirik yang lainnya, mereka yang mula abai pada perbincangan Wulan, kini berbalik memperhatian Wulan.

"Hallo Fan, lo dimana, apa maksud ucapan Andra tdi ?"

Wulan kembali diam mendengarkan penuturan Fania, sesaat kemudian Wulan berubah panik, dan membuat mereka semua juga turut panik.

"Rumah sakit mana ?"

Mereka saling lirik satu sama lain, kenapa rumah sakit yang disebutkan Wulan, apa Fania drop lagi sampai harus kembali masuk rumah sakit.

"Gue kesana, tunggu sebentar"

Wulan menutup sambungannya dan mengajak mereka semua untuk ke rumah sakit menyusul tiga orang itu, Wulan tak sempat bercerita apa yang didengarnya di telepon tadi.

Mereka bergegas ke rumah sakit sesuai dengan kabar yang didapatkan Wulan, tak ada perbincangan apa pun selama di perjalanan, mereka fokus untuk bisa cepat sampai ke rumah sakit dimana Andra dan Fania berada.

Wulan telah mengatakan sesuatu yang bahkan mampu membuat mereka panik, padahal Wulan belum menjelaskan siapa yang sebenrnya masuk rumah sakit, mereka mengikuti pemikiran mereka saja jika Fania yang mungkin kembali drop sekarang.

"Mana sih, kok mendadak jauh, perasaan rumah sakit itu dekat ?"

"Ya sabar Lan, namanya juga panik ya inginnya langsung ada disana aja"

Ucap Anggi, Wulan menggeleng, apa benar seperti itu.

Yuda menghentikan laju mobilnya dan mereka turun bersamaan, menasuki rumah sakit dan bertanya dimana keberadaan Fania sekarang.

"Tidak ada pasien atas nama Fania yang masuk hari ini"

Raka mengernyit, bagaimana mungkin tidak ada, Raka mengganti namanya menjadi Andra dan masih juga tidak ada.

"Kok gak ada sih, yang masuk rumah sakit siapa sebenarnya ?"

Tanya Raka tak mengerti, Wulan justru tersenyum mendengarnya, lagi pula siapa yang bilang kalau Andra dan Fania yang menjalani perawatan.

"Apaan sih lo ?"

Tambah Raka, tidak mungkin jika Wulan mengerjai mereka saat ini, tidak lucu juga jika iseng sampai harus datang ke rumah sakit seperti ini.

"Wulan ?"

"Yang masuk rumah sakit itu mamihnya Andra"

"Astaga"

Ucap Raka kompak dengan yang lainnya, Raka mengusap wajahnya rasanya kurang ajar sekali Wulan telah membuat mereka sepanik itu.

"Bodo amat"

Ucap Raka seraya berjalan duduk, Wulan menggeleng dan bertanya keberadaan pasien atas nama Hesti.

Setelah mendapat jawaban, mereka lantas pergi menuju Andra dan Fania disana, baguslah karena ternyata tiga orang itu sekarang baik-baik saja.

"Dra"

Panggil Yuda, Andra menoleh tanpa berkata apa pun juga, matanya sudah berubah karena tangisnya sejak tadi.

"Apa kabar om ?"

Tanya Anggi yang menyalami hormat Kurnia disana, yang lain mengikutinya bergantian.

"Gimana Fan ?"

Fania hanya mengangkat satu alisnya tanpa berani mengatakan apa pun, biarkan saja keluarga yang menjelaskan kalau memang mereka berkenan.

"Yang sabar Dra, gue gaknsangka kalau lo justru pergi kesini, gue fikir lo pergi ke rumah Icha tadi"

ucap Raka, Andra mengusap wajahnya tanpa berniat menjawab kalimat yang didengarnya.

Andra masih tidak bisa fokus dengan keadaannya saat ini, Dokter telah mengatakan jika kondisi Hesti sangat kritis.

Padahal Andra sempat berfikir jika keadaannya tidak akan terlalu parah, karena Hesti tertabrak motor bukan mobil, tapi ternyata salah pada kemyataannya keadaannya sama saja buruknya dengan tertabrak mobil.

Mereka semua duduk, rasanya canggung juga untuk banyak bicara, mereka datang terlambat jadi tidak tahu kabarnya, dan untuk bertanya pun tidak enak juga.

Anggi melirik Fania dan berisyarat mempertanyakan semuanya, tapi Fania menggeleng begitu saja.

"Apa tidak ada yang boleh masuk buat melihat tante di dalam ?"

Tanya Gilang, Kurnia menggeleng, Dokter memang belum nengizinkan siapa pun masuk saat ini.

Mereka harus menunggu sampai kondisinya sedikit membaik baru boleh ditemui, dan itu juga yang membuat Andra semakin kacau sekarang.

"Aku beli minum dulu ya"

Ucap Icha, Andra mengangguk dan membiarkan Icha pergi, kepergian Icha disusul oleh Wulan dan Anggi.

Mereka benar-beanr penasara dengan keadaan Hesti di dalam sana, dan Icha pasti mengetahui tentang itu karena Icha telah disana sejak tadi.

"Cha, gimana keadaannya ?"

"Dokter bilang kritis Lan"

Wulan melirik Anggi, separah itukah, kecelakaan seperti apa yang dialami Hesti.

"Kejadiannya baru ?"

"Iya, katanya tertabrak motor, kepental gitu makanya jadi kritis sekarang"

Wulan mengangguk, sedikit penjelasan dan mampu membuat rasa penasaranya menghilang.

"Sedih banget gue kalau udah ada kejadian kaya gini, kasihan banget sama Andra"

Ucap Anggi, mereka tahu perceraian orang tua yang dialami Andra, dan itu sudah sangat menghancurkan Andra.

Dan sekarang Andra harus mendapatkan lagi ujian yang tak kalah menghancurkan, rasanya terlalu menyedihkan, Andra selalu memperdulikan Fania tapi akhirnya justru keluarganya yang celaka.