webnovel

4 Setan Gen Z

Author: WPS20vs_
Book&Literature
Ongoing · 1.4K Views
  • 8 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Chapter 1#Bertemu dengan arsya

Tak banyak ide, semoga suka ...

PROLOG.

Terdapat rumah tua yang angker tak layak huni.

menjadi persinggahan Ter akhir 4 remaja

yang masing masing mempunyai masa lalu dan

arah tujuan yang belum tercapai.

mereka semua itu ialah Basta,Tiar, Saka dan Arsya.

Namun ada salah satu dari mereka mempunyai

energi yang kuat yang menjadikan ke 3 temannya

harus bergantung padanya.

Di sanalah rumah Ter akhir mereka ber 4

harus di tinggal.

oleh karna itu rumah besar itu harus di runtuhkan menjadi tanah milik sang pejabat.

Suatu ketika ada anak indigo yang melihat

mereka dan tak lama kemudian mereka berteman baik sampai sampai dia di kucilkan dan keluarganya

tidak ingin dia menjadi pribadi yang buruk.

siapkah anak indigo itu menutup mata bathinnya?

kemanakah ke 4 setan gen z itu pulang?

setelah mereka bersahabat baik namun konflik

meracaukan segalanya.

...

BAB 1

.

.

.

Enjoy area ...

,,,

Happy reading ....

.

.

"Bas? gua laper bentar lagi melahirkan ini ya Allah !"

"Gak nyambung tolol!"

tiar mentoyoror kepala saka.

"Sumpah ahhh, aduh Bass, ahh !!"

Saka dengan rintihan gilanya.

Membuat Tiar menyinis kearahnya.

"Sabar elah. gua juga laper sak, jangan banyak betingkah." datarnya.

Mereka memang kumpul kumpul bertiga.

melihat rumah mewah tak layak huni itu seperti sebuah keajaiban.

"Bas, masuk AE anjir. gue laper !"

kakinya jingkrak jingkrak dan ber olahraga ( senam kaki)

"Ngape sih lu, bisa diem ga sak ?"

tanya Tiar.

"Udah Tiar kita cari tau rumah ini bisa ga jadi tempat sementara?"

"Kalo ada hantunya gimana?"

saka bertanya.

"Malah baguslah." Basta menyeringai.

"Ayo bas, gue laper juga ketular ulet bulu ini."

Tiar maksud itu si Saka.

"Ahh mampos laper juga, ape gue kate." menyandar tubuhnya ke basta.

"Diem ga sak, tubuh lu bau menyan."

Saka menjauh dan mengendus tubuhnya seperti anjing.

"Ayo Tiar !" ajak Basta meninggalkan

Saka yang masih sibuk mengendus endus.

...

Sesampainya di depan ...

"Ini pintu masuknya kan ya?"

tanya Tiar memeriksa dengan mata bulatnya.

"Pintu ke jalan Rahmat Allah."

Basta menjawab singkat.

"Ohh."

"Saka mana Bas, dia gila !"

Basta mencari ke belakang dan menoleh ke kiri ke kanan.

"Saka !! ayam bakar !" Basta teriak.

.

.

Tak lama saka muncul.

"Mana ayam bakar?"

saka sibuk mencari membuat Tiar cekikikan dan senyum Basta terlukis begitu sangat tampan.

"Canda, sorry." Basta menepuk bahu temannya yang kelaparan.

"Gua kira beneran."

Saka mendorong Tiar yang masih asik menertawakannya.

"Gue masuk duluan kalian diam

disini." perintah dari Basta.

"Siap !" jawab keduanya.

tap !

tap !

tap !

Derap langkah sendal Basta sudah di depan pintu papan yang tinggi.

"Permisi ! halo ! apa ada orang ?"

Basta menoleh kebelakang.

"Gimana ?" bisik Tiar.

Basta mengkode dengan bahunya.

"Belom ada sahutan ya?"

"Belom." Tiar mendengus.

membuat saka berjongkok karna pegal.

...

"Permisi ! halo ! ibu ... bapak !

mass !! Abang !! siapa lagi ya?

nenek !"

Basta mengetuk pintunya.

"Bas ! udah bas, ahh berisik anjir !"

Tiar kesal dan mulai memanas karna laper di perutnya.

"Panggil dah gantian !"

Basta terkulai di lantai dan melonjorkan kakinya.

"Woyy !! ada orang didalam !!

kalo ada bukain dong ! gila perut gua mau terbelah belah, laper !"

"Bas, Tiar ga sopan itu anjir."

Saka terlihat syok berat.

"Biar aja. lagian kita ini siswa yang terlantar 4 tahun lalu."

"Benar juga." Saka merespon dari jauh.

Krk !

pintu terbuka lebar dan menghasilkan deritan yang menyeramkan.

"Bas, lu yang masuk bas."

"Deh Dugong ! yang ke 2 ketok pintu siapa ?"

Tiar bergetar kakinya dan mengumpat di belakang Basta.

"Gua aja, gua laper." saka beranjak dan merenggangkan pegal pegal habis ber jongkok.

"Ayo masuk." ajak Saka pada ke duanya.

setelah di dalam ...

Bruaaak ! Ctar !!

Pintu tertutup otomatis.

"Hwaaaaaaaaa !!!" jerit saka dan Basta bersama.

tut.

Basta dan saka menoleh.

"Siapa kentut itu?"tanya saka.

"Gua takut .."lirih Tiar kentut dalam keheningan.

"Anj kentut lu ber nada." Basta

membuat kekehan.

"Ini dimana ..." saka menatap seluruh ruangan.

"Lobang pantat gua sak !"

cibir Tiar.

"Pake nanya." Basta menyemprot.

"Ini beneran di rumah yang besar tadi di depan gerbang itu kan?"

Basta menghela napas kasar.

"Lu ngomong lagi ye, mata lu ilang ?"

Tiar menangkup wajah Saka.

Saat ini mereka ber 3 sedang mencari sinyal makanan.

"Diem dulu kalian, kita cari dapur dulu aja gimana?"

"Gua ikut." Tiar paling bersemangat.

"Gua ikut juga." lanjut saka.

Kemudian mereka mencari dapur dan ternyata meja makan tersebut kosong.

Perkenalkan kami :

1. Nergan Sebasta Purbalingga.

(Basta) 18 thn.

2. Santiar Arravi Hankiya.

(Tiar) 17 thn.

3. Zen Sangkala.

(Saka) 17 thn.

...

Ketika mereka sibuk di dapur.

"KALIAN SIAPA ?"

"WHOAHHHHHH !"

terkejut bersama.

"Gila. ginjal gua senam aerobik."

Saka memegangi dada atas kirinya.

"Itu jantung, setan !" Tiar menepak perut saka.

"Lu aja setan." ucap saka ga mau kalah.

...

Setelah sekian lama ...

.

.

"Jadi kalian masuk ber 3 mencari makan?" ujar pemilik rumah.

Basta Tiar dan Saka mengangguk.

"Kenalin saya Arsya."

matanya berwarna merah membuat mereka ber 3 ketakutan.

"Ta---takut anjir Sya, plis !" Tiar memeluk Basta reflek.

"Gosah lu peluk peluk gua, jir!" melepaskan tautan dari Tiar.

"Saya sudah lama di sini, tak lama lagi kalian harus tinggalin rumah ini."

"Plis, bantuin kita cari makan? dimana makanan, ya?"

tanya saka tiba tiba datang.

"Gampang aja, tapi ada syaratnya."

"Apa tuh sya?" tanya Tiar.

Basta menyimak saja.

"Syaratnya adalah masukan Saya ke dalam pertemanan kalian, gimana?"

"BOLEH !" ucap mereka bersama.

"Siapa bos nya?" tanya Saka.

"Basta, lu aja lagi." Tiar menunjuknya.

"Gua turun tangan, Arsya aja ya guys jadi bosya."

Tiar dan Saka melongo.

"Siap ga?" tanya Arsya.

"Gue siap ! pasti dua tuyul ini

juga siap."

membuat Tiar dan Saka tersenyum walau tertekan.

"Wah seru juga pengalaman baru

nih, kalo Arsya jadi ketuanya."

Saka menyambar.

"Capek gue debat ama kalian Tiar,Saka. mending gantian ye." Basta melirik Arsya dengan senyuman.

...

Arsya sudah menyiapkan beberapa kamar untuk mereka. dengan kamar sendiri sendiri.

"Basta, Tiar Saka !" teriak Arsya dari bawah.

Seketika mereka ber tiga berlari bermain lomba siapa sampai dia yang memerintah.

"Mamposs gua menang !" Basta pertama.

Namun Tiar dan Saka setara.

"Lu aja Sak." timpal Tiar.

"Ahh lu lah. kok gua?"

"Nanti biar gua yang kalah." Basta mengalah pada mereka.

"Arsya lu nanti antri duluan ye."

"Siap."

"Antri ?" tanya Tiar dan Saka tidak mengerti.

...

Mereka ber 4 akhirnya keluar rumah mewah itu untuk mencari makanan.

"Harum banget surga !" Tiar mendekati bau nasi goreng.

tangan Tiar meraih piring manusia yang menyantap makanannya.

Namun tidak bisa tangannya menembus piring.

Mulut Tiar ikut bergerak karna lapar.

"Cari pembeli yang makan tanpa basmalah." sergah Arsya pada ketiga temannya.

Terlihat Basta memperhatikan baso malang dengan 3 pembeli.

"Semoga yang ini lupa ber doa."

tangan Basta menggosok gosok karna sudah tak tahan lagi.

bismillah ...

"Aa ...-" Basta tidak bisa meraih mangkuknya karna menembus tangannya.

"Baso malang tolong lah!" teriaknya antusias.

"Gua dapet !" kata Saka beruntung.

"Mana !?" Tiar dan Basta menoleh.

"Gua gak makan ahh." tanya Basta.

"Daging babi kah?"

"Iya." Basta mendengus.

"Gua kan keristen bye2 !"

Saka memakan sate babinya dengan lahap.

Sementara Saka tersadar bahwa dia harus berhenti makan, di saat ke tiga temannya belum kebagian.

"Kenapa Sak?" tanya Arsya peka.

"Gua lupa maap, gua nunggu kalian

deh maap ya."

"Makan aja lagi, makanan di sini banyak."

"Tolong lah !! sate ayam, mie goreng

nasi kuning, bubur ayam, pecel ayam

semua gak bisa gue makan." Basta kelelahan.

"Bentar gua bantu." Arsya melihat dengan energinya.

1 detik

2 detik ..

"Ada yang lupa ber doa, tapi menu nya somay?"

"Gapapa somay sumpah dari pada makan kadal rebus." Basta sudah tak tahan ingin makan.

"Nih somay lu."

"Whoahh Sya ! makasih."

Basta melahap somaynya sambil bergoyang goyang.

"Tiar gimana?"

Namun dirinya udah mendapatkan 3 porsi baso bandung, soto daging dan ayam rica rica."

"Gue dapet banyak !" mulutnya sibuk mengunyah.

"Bawa pulang itu semua !" kata Saka.

"Diam kau !" Tiar masih kesal pada Saka.

"Tara !!!" Arsya mengejutkan mereka semua.

Tangannya membawa batagor, pisang coklat dan telor gulung.

"Dih gak salah, pfft !" tanya Tiar menahan tawanya.

"Di sekian banyak makanan di sini

lu milih jajanan sd !?" kata Basta mengunyah somaynya.

"Saya mengingat mendiang adek, dari dia Sd trus sakit minta beli ini. tapi ga saya belikan."

"Uhuk uhuk ! loh maap gak tau." Tiar

keselek dan mengambil air minum yang tidak di doakan pembeli.

Tiar terkejut ternyata air Fanta.

"Manis banget ahhh."

"Sorry Sya." Basta menunduk rendah.

"Santai aja, di rumah gua simpan pecel ayam. ayam geprek ayam bakar

padahal."

"Nasinya?"

"Nasinya tinggal comot."

sambar saka mengambil dengan tangan.

"JOROK !" tukas Basta dan Arsya ⁹barengan.

Sementara Saka terkekeh seperti anak kecil.

...

TBC.

You May Also Like

[Bukan] Bodyguard

Kim Yerin. Pecinta hujan yang selalu merindu akan kehangatan yang telah lama hilang menjadi buih dalam memori senja. Kehilangan orang tercinta tentu saja bukan perkara mudah bagi seorang gadis manja sepertinya. Kehilangan semangat hidup dan menjadi seorang yang sangat tertutup, mungkin adalah imbas yang paling kentara terlihat. Sudah lebih dari 5 tahun Yerin hidup sebagai lautan tanpa mentari. Ia adalah genangan dalam yang layak diselami namun selalu terhalang gulita yang menyelimuti. Sedangkan neneknya semakin menua dan tak mungkin menjalankan perusahaan seorang diri. Ia sangat membutuhkan cucu satu satunya itu sebagai penerus dan pewaris tunggal. Hingga akhirnya neneknya memutuskan untuk menghadirkan seseorang yang mungkin saja bisa membuat tawa Yerin kembali. Seseorang yang mungkin bisa membawa Yerin ke jalan dengan benderang harapan. Choi Jungkook, seorang anak pelayan dari keluarga Kim yang sudah mengabdi selama bertahun-tahun bahkan sebelum Yerin lahir. Bukan kebetulan juga bukan perencanaan, Nenek Kim sedikit menaruh harap saat ia pertama kali melihat Choi Jungkook mengunjungi ayahnya yang sedang bekerja dikediamannya. Tentu Choi Jungkook tidak pernah menolak perintah, terutama dari nenek Kim yang sudah dia anggap sebagai neneknya sendiri. Diumurnya yang ke 17 akhirnya Jungkook memenuhi permintaan nenek Kim untuk menjadi seorang bodyguard bagi seorang Kim Yerin. "Jung... Kenapa kau mau berteman denganku?"

Athena_Park · Book&Literature
Not enough ratings
47 Chs

Harry Potter's Guardian Angels and The Sorcerer's Stone

Saat membaca perkamen itu ia benar – benar terkejut “Big No...... Kau pikir aku mau melakukannya?” Key hanya tersenyum meremehkan, “Hya... kau kira aku bodyguard yang selalu mengikuti Harry Potter kesana kemari – Micheoseo???” Sherly terus meluapkan kekesalannya. “Kalau begitu temui ayahku dan katakan keputusanmu” Key memasang senyuman licik membuat Sherly makin kesal, lalu sesuatu mulai terpikir di benaknya “Key.... bukankah kau seorang pangeran?” Key hanya mengerutkan dahi heran dengan arah pembicaraan Sherly jadi ia hanya diam “Jangan katakan kalau kau yang memprovokasi ayahmu.... kau pikir itu lucu hah!!!” tuduh Sherly da berteriak pada key “Tch..... lalu apa untungnya untukku?? Kau pikir aku mau repot-repot mengantar perkamen kalau bukan ayah yang menyuruhku mana mungkin aku sudi” “Percuma saja aku tidak mau dan tidak tertarik dengan tugas ini, apa kau berniat menjadikanku Bodyguard atau kau pikir aku stalker hah???” “Ahhhh...... sudah kuduga akan begini, sebenarnya sudah kubilang pada ayah agar mengurungkan niatnya menyuruhmu tapi dia tetap bersikeras, ckckckcckck Kau tau kan apa kata ramalan itu.... Pangeran Kegelapan masih ada dan tidak sulit menemukannya karena dia mengincar kehidupannya kembali dan Harry Potter....” “Lalu apa hubungannya denganku?” Ujar Sherly enteng sambil meminum segelas air untuk meredam emosinya. “Jelas sekali kau menolak menjaga Harry karena takut pada Pangeran Kegelapan kan?” “Uhuk......huk....... Mwo????” tiba – tiba Sherly tersedak begitu mendengarnya “Wae??? Kau masih tak mau mengakuinya?” “Nuguya?? Jika yang kau maksud aku, kau salah aku tidak penah takut Voldemort aku hanya.... tidak mau terlihat makin aneh” geram Sherly kesal “itu hanya alasan kan, sebenarnya kau hanya..... takut” “Terserah apa katamu, Kau hanya ingin aku terus membuntutinya kan, okey akan aku lakukan, Apa kau puas sekarang!!!” Sherly melotot dan menggebrak meja lalu pergi..

Emma_JM95 · Book&Literature
Not enough ratings
22 Chs