PT. Rafif Buana pukul 14.30
Akhirnya Keenan sampai juga di kantor itu. Meski begitu banyak liku-liku yang ia hadapi hari ini, ia masih tetap bersyukur rapat penting ini tetap berjalan seperti mana mestinya.
"Selamat siang pak, ada yang bisa di bantu?" tanya seorang resepsionis kantor.
"Ya mba, saya mau bertemu dengan pak Rafif. Yang punya perusahaan." Jawabnya
"Maaf pak! Apa bapak sebelumnya sudah bikin janji." ucap resepsionis itu lagi memastikan.
"Bilang saja saya dari PT. Ken Group."ucap Keenan.
"Baik pak, sebentar saya hubungi dulu." ucap resepsionis itu lagi.
Setelah menunggu kurang lebih 5 menit, akhirnya Keenan, sekretaris dan juga assisten nya masuk ke ruang rapat.
Semua hal mereka bahas tentang proyek yang akan di kerjakan dalam bulan depan.
PT. Rafif buana yang bergerak di bidang properti mempunyai saham 60 persen dan sisa nya adalah saham PT. Ken Group yaitu 40 persen.
"Baik pak Rafif, terimakasih atas waktunya. Semoga kerjasama kita ini berjalan dengan baik." Ucap Ken sembari menjabat tangan pak Rafif.
"Sama-sama pak Ken. Semoga ke depan nya kita bisa punyak proyek yang lain. Terimakasih sudah bergabung dengan perusahaan kami."
Keenan yang masih berjabatan tangan itu pun mengangguk paham seraya tersenyum.
Lalu mereka keluar dari ruangan rapat tersebut dan berpamitan pulang.
Tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Keenan memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya karena ia sudah merasa sangat lelah sekali.
.
.
.
Arsy yang sudah tiba duluan di rumah setelah dari makam itu, tidak serta turun dari mobil nya. Dia mencoba menyeka air mata nya yang dari tadi terus mengalir tanpa hentinya.
Arsy masuk ke dalam rumah, hanya ada bunda yang sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah kesayangan nya. Ia lantas duduk bersandar di sofa empuk itu.
Bu Retno tampak kebingungan melihat putri nya tidak pulang dengan ayahnya. Dengan segera Bu Retno bertanya pada gadis itu.
"Arsy, ayah kamu mana?" tanya Bu Retno
"Ohh, itu Bun. Ayah tadi ada rapat di kantor. Untuk kerjasama sama perusahaan apa ya....Arsy lupa nama perusahaan nya Bun." jawab nya
"oh gitu. yaudah kalau gitu."
"arsy ke kamar dulu ya bun. Mau bersih-bersih badan. Udah gerah."
"Hmmmm." jawab Bu Retno sembari mengangguk.
Arsy kemudian meninggalkan wanita paruh baya itu sendiri di ruang tamu yang sedang asyik membaca majalah nya.
Setibanya di kamar nya, Arsy sejenak merebahkan tubuh nya di kasur sebelum ia memutuskan untuk mandi.
Setelah 5 menit rebahan di kasur, ia bangkit dan segera melepaskan hijab nya. Di raih nya handuk dan juga kimono nya di pintu kamar dan berlalu ke kamar mandi.
Selesai mandi dan berganti pakaian, ia tak lupa mengenakan hijab instan ketika di rumah. Parfum pun selalu ia semprot kan walau sedang di rumah.
Arsy mulai turun menuju meja makan untuk mengisi perut nya yang sudah keroncongan.
Ayah nya ternyata sudah pulang ke rumah tepat 15 menit yang lalu. Saat ia berada di kamar nya.
Arsy di hampiri lelaki paruh baya itu ketika ia masih menikmati makanan nya.
"Arsy, kamu ada rencana malam ini?" Tanya ayah nya.
Arsy tampak hanya menggelengkan kepalanya saja pertanda ia tak memiliki acara apapun nanti malam.
"Kenapa yah?" tanya nya balik pada ayahnya.
"Ayah minta tolong untuk kamu temani ayah ke acara reuni ayah kuliah dulu." jawab ayah.
Sontak permintaan sang ayah membuat nya tersedak. Ia di minta menemani ayah nya ke acara reuni yang range nya sudah pada tua semua.
"T-tapi yah..." ucap nya
Belum sempat ia melanjutkan kata-katanya, ayanya sudah lebih dulu memotong ucapannya.
" Tapi apa Arsy? Kamu gak mau temenin ayah?" ucap sang ayah.
" Bukan gitu yah. Tapi kan ada bunda yang harus nya temenin ayah." ucap nya.
Tiba-tiba saja Bu Retno datang menghampiri ayah dan anak tersebut setelah mendengar pembicaraan mereka.
"Bunda gak bisa Arsy. Bunda lagi gak enak badan. Lagian kan acara ayah malam. Takut nanti bunda makin meriang." Ucap Bu Retno yang sebenarnya lagi pura-pura sakit.
Arsy mengernyitkan kan dahi nya. Ia seolah tak percaya kalau bunda nya lagi tak enak badan.
"Yaudah deh, mau gimana lagi." ucap Arsy lirih.
"Yaudah, kita berangkat jam 7. OK!" ucap pak Rafif.
Arsy yang mendengar hanya bisa mengangguk.
Pak Rafif dan Bu Retno berlalu meninggalkan putri nya yang masih asik menyantap makanan nya.
Mereka tersenyum saat berbalik badan, Karena aksi mereka berjalan sesuai rencana.
.
.
.
Sementara Keenan yang sudah kembali ke rumah pun menerima ajakan sang papa untuk menemani nya ke acara reuni itu.
"ken, jangan lupa nanti malam temani papa ya ke acara reuni kampus papa." ucap pak Rahman mengingat kan.
"sama mama aja ya pa, Ken capek baru pulang kantor." ucap nya lirih
"Ya kamu gimana sih Ken, tadi kamu bilang bisa temani papa." Ucap pak Rahman.
Keenan melihat seisi rumah, tapi ia tak dapati sosok sang ibu dimana-mana. Dia juga tak mendengar suara sang ibu dari tadi.
"Mama mana pa?" Tanya nya memastikan.
"mama kamu pergi arisan sama temennya. Ada acara amal dari arisan mereka." Jawab pak Rahman.
"Yaudah lah, Ken siap-siap dulu pa kalau gitu." ucap nya seraya berlalu ke kamar nya.
Pak Rahman yang mendengar jawaban putra nya merasa senang dengan apa yang sudah ia dan istrinya rencana kan. Begitu pun Bu Rossa yang sedari tadi ngumpet di kamar dan menguping pembicaraan suami dan putra nya itu tersenyum lebar.
Pak Rahman pun memasuki kamar nya. Ia juga ingin bersiap-siap untuk menghadiri acara reuni itu.
"mudah-mudahan rencana ini berhasil ya ma." ucap nya pada sang istri ketika di kamar.
"iya pa!" jawab Bu Rossa.
.
.
.
Arsy tampil dengan setelan kemeja dan juga celana berbahan silk dengan hijab segiempat motif bunga. Dia juga mengenakan heel warna krem yang bikin tampilan semi formal nya semakin mempesona.
Arsy dan ayah nya kini berada di tempat acara reuni tersebut. Netra nya mulai menyapa ke seluruh arah, dan ia hanya melihat orang tua yang berada disini.
Pak Rafif menemui beberapa teman nya dan memperkenal kan putri nya pada mereka. Banyak yang kagum atas kecantikan nya, tak sedikit juga yang ingin Arsy menjadi menantu dari mereka.
"aduh Arsy, disini itu gak ada yang seumuran Lu. Gimana jadi nya lu harus menikmati acara ini yang semua hanya di isi sama orang yang udah pada tua." Umpat nya dalam hati.
Ia memutuskan kan untuk izin ke toilet, karena ia merasa canggung berada di acara ini.
" ayah, Arsy izin ke toilet sebentar." ucap nya.
"Yaudah, jangan lama-lama ya."ucap ayahnya.
Tapi di pertengahan ia melihat sosok yang ia rasa membuat kesal dirinya. Netra mereka saling bertemu. Ia bertemu dengan Keenan yang tadi siang sempat beradu mulut dengan nya.
"ngapain lu disini?" Tanya nya penuh penekanan.
"Suka-suka gue lah. Emang ada larangan gue gak boleh kesini!" ucap nya Keenan dengan kesal.
"Lu ikutin gue ya? Masih gak terima gara-gara ketumpahan kopi tadi siang." ucap Arsy.
"Ngapain gue ikutin lu? Dasar emang cewek aneh." Ucap Keenan sembari meninggalkan nya begitu saja.
Lelaki tampan yang menggunakan kemeja putih dan juga celana jeans itu pergi menemui ayah nya.
Arsy pun yang tak terima di bilang cewek aneh akhirnya mengikuti Keenan dari belakang.
Keenan menghampiri ayah nya yang ternyata sedang asyik ngobrol dengan ayah nya Arsy.
Masing-masing dari mereka memperkenalkan anak nya. Justru itu sangat membuat Keenan dan Arsy terkejut saat mereka tau kalau ayah mereka adalah teman saat masih kuliah.
Terlebih Arsy yang paling terkejut saat tau sosok Keenan merupakan rekan bisnis ayah nya dalam proyek yang akan di jalankan.