webnovel

1

'Namun aku tahu seharusnya hatiku tidak aku tinggalkan bersama dengan kepergiannya di tengah hujan malam ini. Bukan cinta seperti ini yang aku mau, tidak disaat semua impianku hampir tercapai dan mengorbankan segalanya hanya untuk satu malam. Aku harus kembali pada jalanku semula dengan semua motivasi dan- delete'

"Delete"

Millie menghela nafasnya gusar. Kalimat yang diketiknya tidak terdengar penuh rasa cinta lebih seperti seminar motivasi bertemakan telenovela. Ia menghapus folder yang sudah ia kerjakan seminggu belakangan ini yang-tentunya tidak membuahkan hasil. Isi kepalanya terputar mengingat kejadian yang harus menempatkan dirinya di posisi ini.

Dua bulan lalu saat ia mengadakan acara fan meeting untuk perilisan novelnya yang baru, Millie mendapat tantangan untuk membawakan karya barunya nanti dengan genre romance. Awalnya Millie hanya mengiyakan hal itu sebagai gurawan semata, namun publisher yang mengontraknya membawa gurawannya ke ranah yang serius dan menjadikan Millie tawanan setelah hari itu berlangsung.

Bahkan Anne-sang publisher owner terus menghubunginya untuk meminta perkembangan dari cerita yang sedang Millie kerjakan. Ia tahu itu hal bagus karena dirinya semakin 'terurus' namun ia tidak bisa mentoleransi lagi pesan telepon yang didapatnya dari Anne sebanyak tiga sampai empat kali dalam sehari. Itu membuatnya semakin terbebani. Millie tahu Anne sangat bergairah dengan trobosan gurauannya yang dianggap jenius berhubung peminat bukunya semakin menurun. Ia juga mendapatkan terror dari penggemarnya di sosial media. Sulit, hari-harinya sebagai penulis semakin terasa berat.

Lagi pula ia dikenal sebagai penulis novel fantasy, Millie sudah menerbitkan banyak buku bahkan series dengan tema yang sama dan banyak mendapat penghargaan namun penggemar setianya tidak pernah complain. Menurut Millie adanya penurunan penjualan bukunya adalah hal bagus ia akan lebih mudah untuk menempatkan dirinya dihati penggemarnya. Yah, tapi itu bukan cara para industry berkerja, mereka selalu menuntut dirinya untuk lebih.

Semenjak hari itu Millie menjadi kentang sofa di apartementnya sendiri dan matanya hanya melekat pada laptopnya. Jarinya sudah banyak mengetikan cerita dengan tema yang berbeda-beda mulai dari cerita cinta picisan, cinta anak sekolah, cinta antara bos dan sekretaris barunya, bahkan drama rumah tangga yang berujung masuk ke dalam tema action. Millie tidak sebodoh itu untuk tidak mencari referensi yang membangkitkan suasana cinta di hatinya untuk menulis, ia sudah menonton puluhan film dan series romance namun itu hanya berakhir di riwayat televisinya.

Bagi Millie semua usahanya sia-sia ia sudah memohon pada Anne untuk menghentikan tindakan konyolnya, tapi Anne berkata

"Millie sayang, kau belum bekerja dengan gigih, kau hanya bermalas-malasan. Cobalah mencari referesnsi baru dari lagu contohnya, atau kau bisa pergi ke toko buku terdekat lalu membeli novel dengan genre yang sedang kau kerjakan. Kau tahu buku terlaris disana berceritakan kisah patah hati seorang gadis yang ditinggal mati pacarnya dan semua orang berburu untuk membeli cerita yang kau anggap picisan itu- kau tahu mungkin kau harus membuat cerita dengan kisah yang sama- patah hati. Mudah bukan Millie sayang, aku mau cerita yang kau buat tetap fresh, ringan namun penuh love…"

Oh Anne- jika wanita nyentrik bereyeliner panjang itu tahu Millie ingin sekali melemparkan tumpukan series novelnya dan menyerahkan pekerjaan ini pada wanita itu. Mulutnya selalu mendumal setiap mengingat ucapan Anne 'mudah bukan Millie sayang'. Cih, jika mudah ia pasti sudah menyelesaikan cerita barunya itu sejak lama.

Cinta dan patah hati. Bila dipikir-pikir dari dua hal itu mana yang lebih menyakitkan untuk dijalani. Banyak yang mengatakan jika mencintai seseorang banyak pengorbanan dan merelakan orang yang dicintai pun juga bentuk dari cinta seseorang. Bila mencintai dapat semenyakitkan itu, apakah patah hati akan semenyenangkan mencintai seseorang? Dan apakah harus patah hati terlebih dahulu baru seseorang bisa menemukan arti cinta?