webnovel

3 Times

Pertemuan kita selalu di hiasai oleh senyuman. Aku selalu menatapmu dibawah pohon sakura yang bermekaran indah. Aku belum sempat bertanya kepadamu tentang perasaanmu saat kita bersama, namun jika aku menanyakannya saat ini apa kau akan memberikan jawabannya padaku? Jika aku tidak melewati garis yang memisahkan kita ini, apa kau akan melewatinya untukku? Atau, apa kau membalikkan badanmu dan berjalan meninggalkanku?

Tarin_Swan · Teen
Not enough ratings
30 Chs

CHAPTER 27: HILANG

Berlalunya hari membuat segalanya semakin terasa hampa. Menatapnya dari kejauhan kini bagaikan sebuah kebiasaan bagiku, aku yang tidak berani melangkah maju dan Yi Ahn yang semakin melangkah menjauh membuat jarak antara kami semakin terlihat jelas. Dunia yang Yi Ahn jalani perlahan merebutnya dariku, aku tidak bisa lagi meraihnya bagai langit biru yang terpisah jauh dariku. Yi Ahn perlahan menghilang dari hidupku seperti saat aku belum mengenalnya hari itu.

Aku menjalani hidup baruku sambil berusaha keras melupakan ketidak hadirannya dalam hidupku lagi, aku berusaha keras menyembunyikan rasa kehilanganku dengan senyum palsu yang tersungging di ujung bibirku. Aku terus berusaha sambil berharap perasaan yang terpendam dalam hatiku ini dapat terbunuh seiring berjalannya waktu, aku berusaha membunuh perasaan yang menyesakkan hatiku. Namun semakin besar usahaku untuk membunuhnya, rasa rindu semakin menyesakkan, rasa kehilangan semakin menghantui, dan rasa cinta semakin membesar dalam hatiku. Aku tersiksa oleh perasaan yang belum tentu Yi Ahn juga rasakan setelah kami semakin jauh setia harinya, aku tidak pernah tahu apa dia juga merasakan apa yang aku rasakan? Atau ini hanya perasaanku saja?

000

Keramaian terdengar memenuhi Aula utama Universitas, suasana semakin ramai karena program studi kami yang mengadakan acara Aula utama Universitas sebagai ujian akhir untuk angkatanku. Aku bergerak sibuk mempersiapkan dekorasi Aula yang akan di pasang untuk pembukaan acara, langkah kaki serta bisikan kecil terus terdengar dari berbagai sisi. Seseorang terasa menepuk kecil pundakku membuatku menoleh cepat

"So Eun -ah, ini susunan acarahari ini" sahut Ha Ni sambil menyodorkan lembaran kertas padaku.

Aku pun mengangguk cepat sambil menerima lembar susunan acara dari Ha Ni, aku membalik - balik sekilas susunan acara itu lalu kembali menatap Ha Ni "apa panggungnya sudah selesai?" tanyaku. Ha Ni menggeleng kecil

"belum, masih penataan kursi juri serta monitor presentasi" jelasnya cepat.

Aku hanya mengangguk kecil lalu melambaikan tangan pada Ha Ni yang pamit untuk membagikan susunan acara pada peserta laiinya. Aku berbalik hendak melanjutkan persiapan, namun getar ponselku menghentikan gerakanku, aku mengeluarkan ponselku dari saku celana cepat melihat nama Yi Ahn yang tertera di layar membuat senyumku memudar perlahan. Aku menghembuskan nafas besar dari mulutku sejenak lalu menggerakkan jariku membuka pesan itu

"apa kau sibuk?"

Aku menggerakkan jariku perlahan menutup ponselku hendak mengabaikan pesan itu, namun aku kembali mengangkat jariku membalas pesan yang masuk itu. Setelah membalas singkat aku menutup ponselku cepat lalu memasukkannya kembali dalam saku celana, tak lama getar singkat kembali terasa dari ponselku, aku kembali membuka ponselku cepat

"apa ujian akhirmu belum selesai? Baiklah kalau begitu, semoga berhasil!"

Aku menghembuskan nafas besar dari mulutku lalu menutup ponselku mengabaikan pesan itu, kembali melanjutkan persiapan yang belum ku selesaikan.

000

Aku berdiri di atas podium dengan layar besar di belakangku menampilkan proyek yang telah aku kerjakan. Mataku berputar menatap seluruh isi ruangan, namun pandanganku terhenti pada Yi Ahn yang duduk di salah satu kursi penonton entah sejak kapan. Kami saling menatap diam sejenak sampai lampu kursi penonton di matikan, sebagai tanda bagiku untuk memulai presentasi. Aku menmutar mataku panik berusaha melihat lebih jelas apa benar pria yang aku lihat itu Yi Ahn namun usahaku sia - sia, lampu kursi penonton telah padam total dan aku terpaksa harus memulai presentasi.

Tepuk tangan meriah terdengar dari seluruh isi Aula setelah aku membungkuk sopan menyelesaikan presentasiku, aku menegakkan kembali tubuhku lalu membuka mulutku

"sekian presentasi saya hari ini" tutupku sopan.

Lampu kursi penonton Aula kembali menyala perlahan, membuatku dapat kembali melihat dengan jelas selurus isi Aula. Mataku langsung tertuju pada kursi tempat aku melihat sosok pria tadi, namun kuris itu telah kosong entah sejak kapan. Harapan di mataku pun meredup dan nafas kecil terhembus dari mulutku.

Aku tidak mengerti kenapa aku menjadi sangat menyedihkan seperti ini, aku menggeleng kecil heran pada diriku yang masih berharap bahwa Yi Ahn akan datang padaku di saat yang tidak terduga. Aku tidak percaya perasaanku ini merubahku semakin terlihat menyedihkan.

***