Di kantor kerja Ganyu, Panji sedang menjiplak stempel ke arah kertas seperti biasanya, asisten Ganyu yang sudah terbiasa sambil melihat Ganyu sedang memeriksa beberapa berkas kertas tentang kinerjanya. Lalu, mengangkat beberapa kertas yang sudah tidak berguna untuk dibaca hingga membuang ketempat sampah hingga melanjutkan untuk pekerjaan terakhirnya bersama Ganyu bahkan, mereka telah menyelesaikannya dengan cepat hingga Ganyu merasa lelah dan kedua tangan ke atas hingga Panji melihat ketek Ganyu hingga menurunkannya membuat Panji kecewa. Dia pun pergi menemui Panji walaupun dekat dengannya sambil merayu Panji setelah melaksanakan pekerjaannya serta merayu Panji setelah melaksanakan tugasnya hingga mengajak untuk pergi setelah menjelang siangnya membuat Ningguan tau tentang kegiatan mereka selain melaksanakan tugas tersebut yang berada didalam kantor. Mereka pergi ke kota untuk menyegarkan pikiran dan menghilangkan rasa negatif pada pikiran mereka, Panji melihat pelabuhan Liyue sambil melihat keindahan pelabuhan tersebut sambil melihat ke arah Ganyu.
"Kakak, bagaimana kita pergi dengan kapal sekoci ini? Aku belum lihat keindahan sungai ditempat ini",ucap Panji dengan senang melihat keindahan sungai besar tersebut
"boleh, Kakak ada dibelakangmu untuk menemanimu Panji",jawab Ganyu dengan lemah lembutnya kepada Panji hingga menaiki sekoci tersebut
Mereka melihat keindahan sungai yang mengalir serta melewati para perahu besar yang mengangkat makanan, barang-barang tertentu atau pesanan, sampai kembang api dimana Panji sangat menyukai kembang api tersebut hingga melewati perahu pembawa kembang api hingga Ganyu memegang perut samping dengan kedua tangannya agar tidak terjatuh atau tenggelam. Namun, Panji melihat ikan di tempat sungai sangat indah membuat Panji senang melihatnya bersama Ganyu untuk menghilangkan pikiran negatif padanya bahkan, melihat kedepan serta perahu yang dinaikinya mencoba untuk berbalik ke arah kanan dan menuju ke kota Liyue. Panji merasa senang bisa mengelilingi sungai yang pertama kalinya untuk melihat panorama di bawah air yang sangat banyak ikan. Ketika sampai dipelabuhan, mereka turun dari perahu bahkan, Panji melihat pemandangan indah di sungai tersebut hingga mereka pergi namun, Panji masih tetap melihat pemandangan indah di bawah laut.
"pemandangan indah Kakak",ujar Panji sambil menatap Ganyu
"iya sayang, yuk mau kemana lagi",ucap Ganyu dengan lemah lembut
"baik Kak",ujar Panji sambil memandang kedalam air sambil melihat mata ular yang mengerikan yang berada didalam sungai Liyue hingga Panji pergi menemui Ganyu
Ganyu melihat Panji yang mencoba untuk pergi dari pelabuhan Liyue yang sangat indah namun, dimata Panji sangat misteri karena, ditemukannya mata yang sangat besar dan mirip dengan ular besar, Yu Za Ma. Lalu, Panji melupakannya, hingga menemui Ganyu dan Keqing yang sedang menunggu kehadiratnya sambil pergi ke suatu tempat, Keqing tau bahwa Panji sangat menyukai kembang api, hingga memperlihatkan kembang api di suatu toko-toko ditempat lain. Bahkan, Panji masih kebingungan melihat benda-benda kembang api tersebut tidak ada kembang api yang dikeluarkan dari sumbunya.
"Panji, kenapa kau sikapnya seperti itu? ini masih bendanya saja Panji belum di sulut",ujar Keqing melihat Panji yang kurang senang
"aku hanya bingung saja Kak",ujar Panji,"tidak ada kembang api disini hanya benda aneh seperti ini",ucap Panji dengan lesu
"begini Panji, benda seperti ini memang kembang api, masih ada didalam sumbunya belum di hidupkan",jawab Ganyu dengan lembut
"ooh, tidak bisa menyalakannya sekarang Kak Keqing?",ujar Panji kepada Keqing
"tidak Panji, cuaca seperti ini tidaklah cocok untuk menyalakan kembang api",jawab Keqing dengan heran
"hmmm, lalu kita mau kemana sekarang?",ucap Panji yang sedang kebingungan kepada mereka berdua
"mau ke timur Panji di sana ada pertunjukkan nyanyi dari Yun Jin tapi malam Panji, soalnya panggungnya belum beres lagi di buat",ujar Keqing dengan candanya
"yaaah, tapi nanti malam gitu Kak Keqing?",ucap Panji kepada Keqing
"tentu",jawab Yun Jin dari belakang
"eeeh!",ujar Panji yang kaget sambil menatap Yun Jin dengan pakaian khas Tiongkok kuno
"salam nak, namaku Yun Jin. Kau siapa?",ujar Yun Jin dengan lemah lembut karena, vokalis Tiongkok yang terkenalnya kepada Panji
"salam namaku Panji Purnama Syahputra, panggil aku Panji",jawab Panji dengan hormat kepadanya
"kau bukan orang sini ya tuan Panji?",ujar Yun Jin kepada Panji
"tentu, kenapa kau tau bahwa aku bukan orang sini",ucap Panji dengan kebingungan
"Panji.... yaah, Panji Purnama nama yang cocok dan bajumu sangat khas dengan namamu di awan malam purnama",ujar Yun Jin dengan baik kepada Panji
"terimakasih Yun Jin",ujar Panji dengan baik kepada Yun Jin sambil melihat dia pergi untuk latihan nyanyi lemah lembut Yun Jin
"yuk, mau kemana Panji?",ujar Ganyu hingga melihat Panji sedang menatapnya
"terserah Kakak, aku bingung deh ditempat ini Kakak",ujar Panji sambil menatap Ganyu dengan wajah memerah
"Hmmm, ya udah kita keliling saja di tempat ini, kau belum pernah melihat tempat ini kan sayang",ujar Ganyu sambil merayu Panji
Mereka berkeliling di Liyue bagian timur, Panji melihat Ganyu saja belum pernah bosan dibandingkan dengan Keqing yang berada di sebelah kanan hingga mereka berhenti sambil pergi untuk duduk sambil pemandangan indah hingga melihat pelabuhan Liyue dari atas membuat Panji senang melihatnya dari atas selain melihat dekat sungai.
"waaah, indah sekali pemandangannya Kak",ucap Panji melihat pemandangan indah dari atas hingga melihat perahu yang berdatangan serta perahu pembawa barang-barang antik dan barang-barang lainnya
"hebat bukan Panji?",ujar Keqing mencoba menggoda Panji dari belakang sambil memegang kedua pundak Panji hingga melihat semua perahu besar pergi ke dermaga
"mereka bawa apa Kak Keqing?",ujar Panji yang sedang heran melihat beberapa perahu pergi ke dermaga
"bawa apa ya Panji?",ujar Keqing yang berpura-pura kebingungan, karena didalam perahu tersebut berupa kembang api yang sangat besar,"Kakak tidak tau Panji",tambahnya sambil tersenyum kepada Panji
"Hmmm, mungkin bawa makanan Panji",jawab Ganyu sambil tersenyum hingga melihat pemandangan indah di tepi sungai Liyue yang sangat luas dengan jawaban lelucon kepada Panji
"yaaah, bukannya kembang api Kak?",ujar Panji bernada sedih
"mungkin datangnya telat kali Panji",ucap Keqing dengan lelucon kepadanya
Saat mereka pergi kembali ketempat duduk dan membiarkan mereka berdua duduk, tiba-tiba Panji melihat sesosok mata yang menyeramkan yang sangat jelas hingga mengikuti perahu yang sangat besar membawa pengangkutan barang-barang antik dari berbagai tempat. Lalu, mata tersebut tidak muncul kembali membuat Panji serius melihatnya hingga berpaling, melihat Ganyu dan Keqing sedang berbicara hingga menemuinya dan duduk disamping Keqing hingga menatap Ganyu yang sedang ramah kepadanya.
"eh Panji, tumben disini",ujar Ganyu dengan senyumannya
"Kak Ganyu, apa benar di laut Liyue sangat indah?",ujar Panji dengan serius kepadanya
"tentulah Panji",jawab Keqing sambil berdiri hingga pergi ke pemandangan sungai Liyue melihat seluruh para awak kapal sedang mengangkat beberapa kembang api yang sangat besar, namun melihat mata ular yang sangat besar muncul di belakang kapal kecil,"huh, mata apa itu? tampaknya seperti ular",ujar Keqing di dalam hati sambil pergi menemui Panji dan Ganyu
"Kak Keqing, kok wajahnya seperti itu",ujar Panji melihat rauk muka yang tidak senang dan kebingungan
"Kakak.... melihat sesuatu didalam air itu Panji",jawab Keqing kepada Ganyu dan Panji
"emangnya, kau melihat siapa?",ucap Ganyu kepada Keqing
"melihat mata ular di dalam sungai Liyue Ganyu dan Panji",jawab Keqing yang sedang kebingungan
"ular, Hmmm kemungkinan aku melihat dia..... sebelumnya..... Kak Keqing",ujar Panji dan kaget,"tidak salah lagi, Kak Keqing udah melihatnya rupanya",tambahnya didalam hati
"jadi, ular yang kemarin itu.... masih hidup",ucap Keqing yang baru tau tentang Yu Za Ma yang masih hidup
"iya, Yu Za Ma masih ada disini, Kak Ganyu",ucap Panji dengan serius kepada Ganyu
"dia sembunyi didalam sungai Liyue rupanya, pintar sekali ular itu",ucap Keqing sambil melihat ke sungai Liyue tersebut
"berarti dia masih sembunyi di balik sungai itu?",ujar Ganyu yang sedang heran melihat sungai Liyue sambil melihat gerak-gerik kapal pengangku barang dan tak lama kemudian, muncul mata ular dibelakang kapal hingga menghilang begitu saja serta memperlihatkan sebuah ekor muncul berbentuk cincin dan menghilang begitu saja
"apakah Kakak melihatnya?",ujar Panji kepada Ganyu
"iya, Kakak melihatnya Panji",ucap Ganyu yang sudah tampak pergerakkan ekor hijau serta mata ular yang mengikuti kapal pembawa barang,"apa yang kita harus lakukan, dia ada dilautan?",tambahnya
"entahlah, apakah kita harus pergi kesana juga Panji? Ganyu?",ujar Keqing ingin pergi kedalam lautan Liyue
"sepertinya, Kak Keqing benar kita harus memeriksanya",ucap Panji yang ingin tau keberadaan ular Yu Za Ma
Akhirnya, mereka akan pergi kedalam dasar laut, hingga mereka turun dan mendapat pernafasan didalam air, Panji terkejut melihat pemandangan tersebut dimana semua ikan berada di lautan hingga sampai di daratan bawah laut. Lalu, mereka berjalan kaki bersama-sama Panji merasa takjub keindahannya tanpa fokus mencari ular di bawah laut Liyue.
"hey Panji! fokus dulu jangan melihat ikan di tempat ini!",ujar Keqing dengan marah sedikit kepada Panji
"oh iya, baiklah Kak",jawab Panji sambil mengeluarkan busur panah hingga berjalan dan mencari ular didalam air
Akhirnya, mereka berlari dan disebelah kanan Panji muncul pergerakkan ular yang sangat cepat hingga bersiap mengeluarkan satu anak panah namun, meleset dimana ular tersebut sangat lincah dengan pergerakkannya. Lalu, sang ular Yu Za Ma kembali dan mencoba untuk menyerangnya kembali ke arah Ganyu membuatnya kaget hingga mengenainya sedikit dibagian tangan yang siap melepaskan anak panahnya. Panji menghindar dari serangan ular yang mencoba menyerangnya bahkan, bersiap untuk melepaskan satu anak panah ke arahnya hingga membeku namun, beberapa saat kemudian sang ular datang menyerang Keqing hingga dia mengeluarkan jarum besi kecil ke arahnya membuat Keqing kaget dan menghindar sambil mengeluarkan serangan pedang ke arah depan. dengan kekuatan pedang Keqing, serangan normalnya namun, sang ular berhasil menghindar dari serangannya, hingga Panji dan Ganyu mengeluarkan anak panah ke arah ular tersebut namun, ekor ular mampu menghindar atau menyapu anak panah Panji sambil kabur dari serangan mereka bertiga membuat Keqing marah melihatnya.
"dasar, kemana dia pergi? Ayo kejar dia",ujar Keqing sambil berlari kedepan
"baiklah",ucap Panji sambil mengeluarkan pelindung air, blue circle ke arah depan"
"ayo Panji! cepetan! kita kehilangan jejak!",ujar Keqing dengan watak kerasnya kepada Panji
"iya segini juga sudah cepat Kakak",jawab Panji dengan tegas dan melihat sang Yu Za Ma yang sedang menggerakkan ekornya dan naik ke atas daratan
begitu mereka sampai di tempat daratan, yang ternyata mereka berada di tempat pulau kemarin, pulau kematian hingga Keqing terkejut melihat kedepan dan kesamping yang merupakan pulau kematian yang sudah pernah di pulau tersebut. Lalu, Panji melihat tanah yang tampaknya seperti bekas galian yang sangat panjang hingga merupakan jejak sang ular Yu Za Ma. Bahkan, mereka akan mengikuti pergerakkan ular tersebut kesuatu tempat, hingga mereka melihat jalur pergerakkan ular yang membingungkan mereka bertiga.
"baik! kita kemana Panji? Apakah kita harus pergi kedepan atau kesamping Panji",ujar Keqing yang sedang kebingungan
"Hmmm, sepertinya aku sama Kak Ganyu pergi ke arah kiri Kak Keqing", jawab Panji
"lalu, aku mencarinya ke arah mana? Kau meninggalkan aku sendirian mencari ular besar seperti itu",ujar Keqing dengan sedikit kesal ke arah Panji
"begini, bagaimana kita berpencar Kakak akan pergi ke arah kanan dan kau Keqing, pergi ke arah depan sementara Panji pergi ke arah kiri bagaimana?",ujar Ganyu untuk membagikan tugas kepadanya
"aku takut.... akut takut Kak Ganyu, aku benar-benar takut kepada ular",ujar Panji dengan gugup
"laaah, masa takut sama ular. harus berani dong",ujar Keqing dengan lebay kepada Panji
"benar, aku memang trauma Kak Keqing",jawab Panji dengan gugup tersebut
"sudahlah Panji, yuk kita berpencar sekarang",ucap Keqing sambil berpencar
Panji melihat mereka mulai berpencar hingga mencoba memegang Ganyu yang siap untuk berpencar hingga memegang kaki kirinya karena trauma ular, Ganyu tersinggung melihat kelakuan Panji yang gemetar dan ketakutan akan di gigit ular.
"kenapa Panji memegang kakiku?", ucap Ganyu kepada Panji
"aku takut Kak Ganyu, aku takut di gigit ular, boleh pergi bersama Kakak ke arah kiri", jawab Panji yang sedang menggigil
Ganyu tau sikap Panji yang sangat takut kepada Ular dibandingkan yang lainnya, hingga memutuskan untuk pergi ke arah kiri sambil mengikuti jejak pergerakkan ular tersebut kesuatu tempat. Mereka pergi ke dalam hutan, sambil melewati beberapa rumah-rumah bergaya china sudah hancur karena perang yang bergejolak, Ganyu merasa heran dan kebingungan melihat rumah-rumah yang hancur akibat perang dahsyat serta tidak ada penyebab perang yang ditimbulkannya. Panji tidak pernah menjawab sepatah apapun hanya pergi kedepan dan mencoba mencari tau tempat yang hancur misterius di desa tersebut.
"apa yang terjadi ditempat seperti ini, tempat yang mengerikan",ujar Ganyu didalam hati
"sepertinya bekas perampok Kakak, mungkin mereka mencuri dan menjarah tempat ini", jawab dalam kemungkinan melihat desa yang misterius hancur mendadak
"apakah gara-gara ular Panji?",ujar Ganyu kepada Panji dengan melantun pertanyaannya
"iya bersama perampok Kak Ganyu. Aku baru tau tempat ini",ujar Panji serta menjawab pertanyaan dari Ganyu
"kemana semua warga di tempat ini ya Panji? Kakak masih bingung tapi, kau sudah menjawabnya dengan kemungkinan tentang tragedi ditempat ini",ucap Ganyu yang masih setengah percaya dengan Panji dan setengahnya tidak percaya dengannya
"oh", ujar Panji sambil terheran-heran hingga menemukan sebuah kendi yang berisikan bubuk putih,"bubuk apa ini?",ujar Panji sambil pergi ke arah Ganyu
"sini Panji, Kakak sudah muak ditempat itu",ucap Ganyu yang bosan di tempat desa mati
namun, Ganyu melihat pergerakkan semak-semak hijau didepannya dan muncul koloni makhluk tanah cokelat yang mencoba menyerangnya hingga Panji bersiap melepaskan satu anak panah kedepan hingga berhasil dibekukkan. Lalu, Ganyu akan mengeluarkan serangan pemanah yang kedua, dimana anak panah tersebut akan mengeluarkan bekukkan musuh dalam satu anak panah saat musuh telah terbebas dari serangan Panji bahkan, tak lama kemudian musuh mulai hancur berkeping-keping. Panji berlari ke arah depan dan berada disamping Ganyu.
"dia sudah hancur rupanya",ujar Panji dengan senangnya
"iya, kita harus tau tentang kronologi tempat yang tadi Panji",ucap Ganyu kearah Panji dengan serius sambil berjalan untuk mencari ular hijau didalam hutan
Tak lama kemudian, mereka menemukan sebuah bukit dan Panji mengetahuinya dimana dia berhasil meloloskan diri dari serangan musuh bersama Qinlin hingga bersembunyi dibalik gua yang berada di atas bukit. Lalu, melanjutkan untuk mengikuti jejak ular besar yang misterius serta melihat beberapa ular putih mati di depan mata membuat mereka terkejut hingga Panji gemetar dan ngeri melihatnya sambil bersembunyi di belakang Ganyu.
"Kakak, aku tidak tahan lagi melihat dia",ujar Panji sambil menggigil dan menjauh dari ular putih yang sudah mati
"mereka..... mati? bagaimana bisa?",ucap Ganyu yang kebingungan melihat semua ular putih mati mengenaskan
"Kak, apakah mereka masih hidup?",ujar Panji sambil berada disamping kanan Ganyu
"tidak, mereka tidak hidup Panji. jangan takut, Kakak tau kau takut sama ular bukan?",jawab Ganyu dengan santainya sambil memegang Panji yang sedang ketakutan
Mereka melanjutkan perjalanannya kesuatu tempat namun tiba-tiba, di depan mata melihat Keqing sedang bertarung sendirian melawan para koloni ular serta ular hijau yang sedang menyemburkan api ke arahnya membuat Ganyu khawatir sambil melepaskan satu anak panah ke arah ular hijau. sang ular mencoba untuk menangkis serangan anak panah hingga melanjutkan menyerang Keqing yang sedang mundur.
"gawat, aku harus menyerang dia dari samping Kakak",ujar Panji hingga bergerak ke arah samping sambil menyiapkan tiga anak panah ke arah ular hijau dan mengenainya
"oh, bagus Panji",ujar Ganyu yang telah berhasil mengenai kepala ular sampai tubuhnya membeku dan tidak bergerak sama sekali
Namun, tiba-tiba tubuh ular yang awalnya hijau berubah menjadi biru hingga bekukkan es mulai mencair membuat mereka kaget melihatnya bahkan, berteriak histeris sambil bersiap untuk menyerang mereka yang telah berkumpul bersama Keqing. Lalu, ular didepannya akan menyemburkan angin es ke arah mereka membuat Panji kaget melihatnya sambil menghindar bersama yang lainnya.
"bagaimana ular itu berganti elemen?",ujar Keqing yang sedang kebingungan
"jangan-jangan, dia mempunyai dua atau tiga elemen Kakak",ucap Panji yang sudah mengetahui kekuatan sang ular Yu Za Ma
"tiga elemen?",ucap Ganyu yang sedang kebingungan dengan jawaban Panji
Yu Za Ma mencoba untuk berteriak histeris, namun tiba-tiba muncul satu kepala dibelakangnya muncul tiba-tiba, dengan setengah tubuhnya berwarna merah yang merupakan elemen api sambil menghadap mereka membuat Panji gugup untuk melawannya. Ganyu tau, bahwa Panji sangat takut akan ular besar yang akan menyerangnya, lalu Keqing menyuruh mereka berdua untuk menghindar karena dua elemen akan menyatu dan menyerangnya ke arahnya. Panji melihat dua kepala ular yang sangat berbisa tak bisa diam saja sambil mengeluarkan bola api ke arahnya namun, Ganyu telah melakukan baku tembak dengan anak panahnya dan mendekatinya sambil mendarat secara bersamaan.
"huh, dia juga kuat rupanya",ujar Panji yang tampak kesal melihat dua kepala ular dengan kekuatan dua elemen yang berbeda
"panji awas!!!",ujar Keqing melihat salah satu ular biru mengeluarkan es ke arahnya sambil menggagalkan dengan pedangnya, Thunder Penance hingga serangan dilontarkannya hancur berkeping-keping serta sang ular biru terlempar ke belakang sambil berteriak dalam kalahnya bertarung
Panji dan Ganyu sudah mendarat bersamaan, lalu melihat ular Yu Za Ma membalasnya dengan mengeluarkan jarum besi ke arah Keqing hingga Panji mengeluarkan satu anak panah dan mengenai beberapa jarum pesi yang tajam mulai terjebak di dalam es sambil menyusul Ganyu mengeluarkan satu anak panah untuk membeku pergerakkan ular tersebut hingga berhasil mengenainya. Namun, serangan tersebut bekukkan dari Panji hanya sebentar, membuatnya kaget sambil melihat ular bergerak sangat cepat sambil mengeluarkan bola api beberapa kalinya sambil melakukan zik-zak bahkan, Panji akan melontarkan anak panahnya dimana Yu Za Ma sangat ingin membunuhnya hingga Ganyu mengeluarkan satu anak panah dan telah membekukkan satu kepala badan ular merah. satu ular biru akan membalas ke arah Ganyu hingga Keqing menghentikan serangan tersebut, serangan dilakukan ular biru berupa semburan jarum besi dan berhasil digagalkan oleh pedang Keqing.
"mereka kuat sekali",ujar Keqing yang gemetar dan melihat ular biru menghadapnya
"mereka.... sama sekali mati rupanya Kak",ujar Panji sambil melihat setengah ularnya lagi, ular merah telah melelehkan es dari serangan Panji
"aku tidak akan kalah darinya!"ujar Keqing sambil maju dan menggibasnya dengan pedangnya
Sang Ular melihat pergerakkan Keqing yang sangat cepat, dengan menggibasnya yang sangat cepat, bahkan bersiap menerima serangan terakhirnya, Starward Sword ke arahnya hingga mengenai serangannya. Panji dan Ganyu, melihatnya dimana Keqing telah berhasil membunuh Yu Za Ma yang terbaring atas serangan Keqing namun, ular tersebut mulai bangkit lagi dan bersiap untuk menyerang mereka hingga dia tidak bisa bertarung hingga mundur ke arah Panji dan Ganyu. dua serangan elemen didalam mulutnya kedua kepala ular sudah disiapkan namun, Panji dan Ganyu tidak pernah diam saja sambil mengeluarkan empat anak panah, ice meteor ke arah dua wajah ular tersebut dan tiba-tiba saja muncul serangan api dengan baling-balingnya dan berhasil mengenainya. XiangLing muncul dari udara bahkan, turun sambil mengambil tongkat apinya sambil melihat Ganyu dan Panji yang tidak jadi menyerang ular yang sudah terjatuh.
"hai semuanya! Maaf, aku terlambat kesini untuk mencari kalian",ujar XiangLing kepada mereka yang kewelahan perang melawan Yu Za Ma
"hah, untunglah ada kau Ling",ucap Keqing yang merasa aman dari serangan Yu Za Ma
"kalian butuh bala bantuan?",ucap XiangLing kepada mereka
"huh, padahal udah siap memanah ke arah dia",ujar Panji yang sudah lelah serta bersiap untuk membunuhnya namun, tidak diserang
"baiklah Panji, kita akan melawan dia. Di mana dia Panji?",ucap XiangLing yang sedang maju kedepan dan mendekati mereka yang kewelahan bertempur melawan ular Yu Za Ma
Mereka pun bersiap untuk melancarkan serangannya ke arah ular tersebut, Keqing melihat ular Yu Za Ma yang mencoba membelah menjadi dua bagian warna merah yang merupakan elemen api dan biru merupakan elemen air dan es. Mereka kaget melihatnya, dengan dua musuh mereka akan siap melakukan serangan yang mereka punya bahkan, satu ular akan menghadapi dua Genshin Impact. Panji akan melawan ular merah api bersama Ganyu disampingnya dengan pemanahnya lalu, dengan jurusnya Blue Meteor.
"baiklah, ini yang terakhir untuk melawan ular merah itu",ujar Ganyu kepada Panji
"siap Kak!!!",ucap Panji sambil mengeluarkan tiga anak panah dan tubuhnya berada disebelah Ganyu
begitu mereka menyatu, sang ular merah bersiap mengeluarkan bola api didalam mulutnya, lalu Panji dan Ganyu telah bersiap untuk mengeluarkan serangan ice meteor dan mengenai bola api tersebut hingga tubuh ular merah terpentar kebelakang. Panji dan Ganyu melihat sang ular merah terjatuh bersama ular biru yang ikut terjatuh juga berkat XiangLing dan Keqing yang sangat lelah.
"akhirnya, mereka sudah mati rupanya",ujar Keqing yang merasa senang
"belum, mereka belum mati rupanya",ujar Ganyu yang melihat kedu ular kembali hidup
"apa?! Ba bagaimana bisa Ganyu? Panji?",ujar Keqing yang heran melihat kedua ular mulai hidup sambil berteriak histeris untuk membalas kekalahan mereka,"apa yang kita lakukan", tambahnya
"ini tidak bisa dibiarkan, api dan es sama seperti itu yang mereka punya",ujar Xiangling
"tunggu, Kakak Xiangling benar kita harus mengeluarkan elemen air dan es lalu, untuk Kak Keqing tetap menggunakan elemen elektro dari belakang",ujar Panji dengan tepat dalam menghadapi dua ular yang akan siap menyerang mereka
"aku setuju",ujar XiangLing sambil menggerakkan tongkatnya
"baiklah Panji, pemanahku sudah siap",ujar Ganyu yang siap memanah ke arah mereka bersama Panji yang telah bersiap memanah ke arah dua ular
Akhirnya, Panji dan Ganyu menyiapkan anak panah ke arah ular merah hingga disusul oleh XiangLing dengan tongkatnya yang berputar ke arah ular biru, beberapa saat serangan pun dapat dipukul oleh dua elemen di pihak Panji serta Ganyu dan Xiangling, lalu kedua ular tersebut tidak pernah bosan serangan yang mereka keluarkan bahkan, susul serangan Keqing yang akan mengeluarkan Starward Sword hingga dua ular pun berteriak yang merupakan kekalahan yang didapatkannya. dua ular mulai mengalami kekalahan besar yang berhadapan dengan empat orang negeri Liyue, hingga Dua ular mati membuat Panji dan Keqing merasa aman dari serangan dua ular tersebut.
"Apakah, ular itu sudah mati Panji?",ucap XiangLing kepada Panji
"iya",ujar Panji sambil melihat kondisi lingkungan yang mulai gelap gulita,"kak Ling datang dengan mengguanakan apa kesini?",ujar Panji kepada Xiangling
"Lumina dan Aether",jawab Xiangling kepada Panji sambil melirik kebelakang tidak ada mereka berdua yang disebutkan,"dimana mereka?",tambahnya
"mendingan kita jalan saja semuanya",jawab Ganyu kepada Panji dan lainnya
"apa kau gila Ganyu? Kita jalan kaki di pulau mati ini mencari perahu?",ujar Keqing yang tampak kesal di pulau mati atau pulau tak berpenghuni
"semuanya, aku melihat kapal layar di sana",ujar Panji sambil menunjukkan sebuah kapal besar dan mulai mendekatinya
"wah bagus Panji, untunglah kita selamat",ucap Keqing dengan senang melihat Panji telah menemukan penyelamat dari sebuah kapal pengangkut sesuatu
Panji melihat kapal pengangkut berat yang datang hingga berhenti di tepi pantai hingga mereka naik ke atas kapal dan meninggalkan pulau mati, lalu Panji kebingungan melihat isi di dalam kapal besar tersebut yang ternyata sebuah kotak besar yang berisikan kembang api membuat Panji merasa senang mendengarnya. Beberapa saat, mereka sampai di pelabuhan Liyue sambil melihat Shenhe sedang menunggu kehadirat barang-barang yang sudah dipesan namun, melihat Panji, Ganyu, Keqing, dan Xiangling yang baru saja tiba di pelabuhan tersebut sambil menceritakan tentang kematian dua ular yang ada di pulau mati yang misterius sehingga, pesta Liyue akan meriah tanpa gangguan apapun membuat Panji senang mendengar tentang pesta meriah besok sambil ingin melihat kembang api dimalam hari.