Di pagi hari, kantor kerja Liyue, Ganyu sedang menulis didalam kertasnya dan setelah itu melihat dan membacadi papan namun, diluar kantor muncul Panji yang tampak senang dan menemui Ganyu didalam ruangan tersebut, Ganyu melihatnya dimana Panji selalu lari kencang dan berteriak nama dirinya.
"Kak Ganyu! Kak Ganyu! Kak Ganyu!",ujar Panji teriak kepadanya dan menabraknya sambil memperlihatkan hasil ujian akhir semester mendapat nilai bagus berkat Ganyu,"lihat! lihat! Aku dapat nilai 100 matematikanya Kakak, waaah! aku senang sekali belajar sama Kakak",tambahnya
"duuuh, Panji!!!!!!",ujar Ganyu yang kaget dan terjatuh,"bagus Panji! aah, duh",mencoba untuk berdiri bersama Panji
"Kakak, kapan kita lihat kembang api?",ujar Panji yang sedang kebingungan
"haaah, iya nanti sama Kakak, sekarang Kakak istirahat dulu",ujar Ganyu sambil mengajak Panji keluar bersama setelah menyelesaikan nulis di kertasnya hingga pergi keluar dan melihat kondisi di kota Liyue,"mau kemana Panji?",tambahnya
"aaah, ketimur Kak, ada panggung ya Kakak?",ujar Panji yang sedang kebingungan atau kelupaan
"iya, mau kesana sama Kakak?",ujar Ganyu kepada Panji yang sedang senang bercampur kebingungan
"tentu saja Kak",ucap Panji yang sangat senang jalan-jalan bersamanya ke arah timur
"baiklah, yuk sama Kakak. Kakak juga bosan di kantor untung kasih istirahat untukku",ujar Ganyu yang sangat senang dengan aktivitas di luar kantor bersama Panji yang telah berhasil mendapatkan nilai 100 pada ujian akhir semester
Panji melihat Ganyu senang hingga melihat kedua tangan Ganyu merayu kepala Panji dengan pelan, hingga mereka melihat kedepan melihat para pekerja sedang membuat dan mememetuk palu ke arah kayu. Lalu, Panji melihat ke atas melihat orang-orang tersebut sedang memasang kayu yang sudah dibolongi persegi dan dipasangkan kedalam salah satu kayu yang sudah diberi bentuk yang sama pada kayunya, Ganyu melihat Panji sedang asyik melihat sesuatu selain melihat orang-orang yang sedang bekerja, dia selalu melihat dan mendengar suara nyanyian perempuan yang sedang latihan disuatu tempat Yun Jin namun, Panji tidak mau diganggu olehnya. Lalu, Panji pergi ke arah Ganyu dibelakangnya sambil memegang tangan Panji untuk menjauh dari Yun Jin yang sedang latihan nyanyiannya.
"kau habis dari mana Panji?",ujar Ganyu yang sedikit marah kepada Panji
"maaf Kak, aku hanya mendengar dan melihat Kak Yun Jin",ucap Panji yang sedih karen kesalahannya
"tidak apa-apa yuk, kita kemana lagi",ujar Ganyu sambil menarik tangan Panji dan tersenyum kepadanya
"hey, kenapa tidak ngajak aku haaah?",ujar Keqing sambil menatap Panji yang kaget dan melihat Ganyu yang baru sadar
"maaf Kak Keqing",ujar Panji yang gemetar,"Kakak tidak ada dikantor. Jadi aku mencari Kakak tidak ada dimana-mana",tambahnya
"haaah, harusnya ngajak aku Panji",ujat Keqing sambil memegang tangan Panji dari arah kiri,"yuk sekarang mau kemana?",tambahnya dengan wajah sedikit kesal kepada Panji
"mungkin kita ke alun-alun saja Kak",jawab Panji hingga pergi bersama mereka berdua
"boleh Panji, Kakak tetap bersamamu Panji",ujar Ganyu sambil tersenyum kearah Panji yang merubah Panji yang sangat cepat
Panji pun belum pernah senyuman Ganyu karena, yang dilihatnya adalah merenung bahkan, Panji merasa bahagia melihatnya namun, dia tidak akan lepas dengan Keqing yang selalu ikut dengan dirinya dan Ganyu kemana pergi untuk berpetualang di alam bebas. Lalu, mereka akan menelusuri kota-kota Liyue bagian timur karena, Panji belum pernah ketempat tersebut hingga sampai di apartemen dengan bergaya China kuno serta ada kuda yang menarik gerobak dengan membawa karung sampai membawa barang berat lainnya.
Mereka menelusuri kota-kota bagian timur Liyue bahkan, melihat orang-orang sedang sibuk untuk mencari tempat hiburan serta tempat lainnya di mana mereka suka bahkan, Ganyu melihat orang-orang disekitarnya melihat tulisan di dinding sampai di tempat lainnya. berkat ada bacaan membuat orang-orang sangat menyukainya dengan gemar membacanya di tembok, Panji merasa kaget melihat orang-orang sedang berkumpul dan pergi ketempat lain.
"wah, berarti tempat ini sangat rame rupanya",ujar Panji dengan senang
"nah, sepertinya kita sudah sampai di alun-alun Panji",ujar Keqing yang tampak kesal kepada mereka berdua
"aku belum pernah kesini sebelumnya",ujar Panji
"ah masa Panji sayang? Sudah ah sama Kakak beberapa kali keliling ketempat ini",ujar Ganyu dengan nada sedikit keras kepada Panji
"oh, aku lupa lagi Kakak",jawab Panji dengan wajahnya memerah ke arah Keqing
"Hemhemhem, tidak apa-apa. Kau juga salah bicara dan kau selalu meninggalkan Kakak",ujar Keqing kepada Panji
"ya udah mau kemana dan mau lihat apa Panji?",ujar Ganyu dengan nada pelan
"keliling ke tempat ini, pasti ada yang berubah ditempat ini Kak",ujar Panji pergi mengelilingi alun-alun
Panji merasa senang dan tenang setelah menghadapi ujian besarnya, ujian akhir semester tentang ujian matematika yang sangat mematikan menjadi menyenangkan membuat Panji terbebas dari ujian lainnya. Lalu, melihat orang-orang yang berada di suatu tempat, bahkan ada yang sedih karena, mainannya mahal hingga membelinya membuat anak kecil merasa gembira untuk menolongnya. Ganyu dan Keqing melihat Panji merasa senang dari ujian akhir semester, lalu melihat Panji pergi untuk menemui mereka berdua membuat Ganyu senang hingga mencoba mendekatinya dengan memegang kedua pinggang Panji.
"sudah puas Panji",ujar Ganyu dengan lemah lembut
"sudah Kak, ternyata tempat ini sudah puas bagiku",jawab kepada Ganyu
"ya udah! lebih baik kita pergi kemana Panji? Ganyu?",ujar Keqing yang kebingungan
"yaaah, mungkin kita kebarat lagi Kak Keqing",ujar Panji dengan rasa heran melihat wajah Keqing yang cemburu
"baiklah, kita kebarat",ujar Keqing dengan wajah biasa saja
Mereka sudah puas dengan jalan-jalannya hingga mereka pun mencoba untuk pergi ke suatu tempat, Keqing akan bertemu dengan Xiangling dan Xiao dari anggota Liyue bahkan Panji melihat mereka sedang asyik berbicara membuatnya senang bercampur sedikit kebingungan.
"hai semua! Kalian berdua ada di restoran sini",ujar Keqing kepada mereka berdua sambil berdiri dihadapan dirinya termasuk Panji dan Ganyu
"tumben kalian bertiga habis dari mana saja?",ujar Xiangling ke arah mereka
"habis ngantar Panji jalan-jalan ke timur",jawab Ganyu ke Xiangling
"oh iya, nanti ada acara panggung Yun Jin disana", ujar Xiangling kepada Panji dan lainnya
"iya aku tau Kak",ujar Panji kepada Xiangling dengan rauk muka sedikit serius
"kenapa kalian tidak pergi kesana?",ujar Xiao
"ditempat itu lagi direnovasi",ucap Ganyu kepada Xiao,"lalu, kalian nanti malam ke tempat itu?",tambahnya
"yaaah, mungkin.... kita juga mau kesana melihat pertunjukkan Yun Jin Ganyu",ucap Xiangling dengan agak ragu-ragu untuk dijawab
"kalau kamu Panji? mau kesana juga?",ujar Xiao kepada Panji yang melihat Panji sangat senang
"aaah, aku..... aku...",jawaban Panji sangat kebingungan
"dia ingin melihat kembang api nanti malam",ujar Keqing dengan tegas,"yaaah, dia tidak sabar untuk melihat pesta kembang api ditempat ini",tambahnya
"ooh, kau mau lihat Panji pesta kembang api yang sangat indah nanti malam?",Xiao yang sangat melebih-lebihkan kepada Panji
"iya, aku mau melihat kembang api ditempat ini karena..... itu, hehehehehe",jawab Panji yang kebingungan untuk dijawab
"Panji memang sangat suka kembang api nanti malam, karena ada acara itu",ucap Ganyu dengan lemah lembut kepada Xiao dan Xiangling
"baiklah, selamat bersenang-senang Panji, Ganyu, Keqing. Kami akan pergi dulu",ujar Xiangling kepada mereka bertiga
"yaaah, hati-hati Kak Ling",ujar Panji sambil melihat Xiangling dan Xiao ke arah barat
Xiangling dan Xiao pergi ke suatu tempat, lalu Panji melihat Keqing yang sudah hilang amarahnya sambil mencoba untuk mendekati dirinya, hingga mereka pergi meninggalkan restoran dan pergi kesuatu tempat, ke kolam Luhua ditempat tersebut terdapat air biru yang indah membuat Panji rasa heran melihat panorama keindahan laut biru yang mengasyikkan. Lalu, mereka melihat keindahan Luhua bahkan, kolam-kolam yang berpuncak-puncak dari atas kebawah dengan jaraknya sangat dekat serta batu-batu nisan serta patung kuno membuat Panji sangat heran dengan keindahan tersebut kecuali Ganyu dan Keqing yang sudah tau tempat tersebut yang merupakan peninggalan negeri Liyue yang misterius. Setelah itu Mereka pergi ke arah patung yang ada dibelakangnya.
"tempat ini luas sekali Kak",ujar Panji yang sangat terpesona dengan alam yang indahnya panorama kolam Luhua
"iya, sangat indah. sudah beberapa kali kami kesini",ujar Keqing yang melihat sungai yang mengalir dan menginjak kolam Luhua yang indah
"emang..... tidak apa-apa Kak di injak",ujar Panji kepada Keqing
"tidak apa-apa Panji, injak saja"ujar Keqing sambil pergi kesuatu tempat
"kolam yang indah",ujar Panji sambil memegang air biru yang suci menurut warga Liyue,"aku baru tau tempat seperti ini sebelumnya",tambahnya didalam hati
Panji pergi berkeliling di antara injakkan kolam Luhua bahkan, pergi menemui Ganyu yang berada didepan mata dan menyusul Keqing hingga melihat Panji mendekati Ganyu bahkan, mereka meninggalkan kolam tersebut sambil pergi ke suatu tempat dimana Panji tidak pernah berkunjung untuk petualang walaupun musuh besar sudah mati hanya musuh kecil yang mereka hadapi di berbagai tempat. Namun, Panji kelelahan hingga Ganyu dan Keqing merasa bingung melihat Panji tidak mau lari lagi membuatnya kecapean.
"duh Kak, hah hah tungguan atuh Kak!",ujar Panji dengan membuang nafas dengan enak
"Panji, kau kecapean?",ujar Keqing melihat Panji yang kecapean
"iya Kak, duh setiap hari kesini lari melulu Kakak cape sekali aduh",ucap Panji hingga menyingsoy kebawah,"aku benar-benar cape sekali",tambahnya
"oh, kenapa tidak memakai alat teleportasi saja. Kau banyak poinnya Panji",ujar Ganyu kepada Panji yang sedang kewelahan
"teleportasi.... alat ini bukan Kak",ucap Panji yang sedang bingung hingga mengeluarkan benda aneh berwarna biru di ujungnya
"iya itu Panji, alat ini cocok untuk pergi ketempat yang jauh Panji kenapa tidak memakai alat seperti itu sayang?",ucap Ganyu mencoba menjelaskan kegunaan alat tersebut
"baiklah, jadi yang kita lakukan.... memegang ini dan menentukkan tujuan kita ke mana gitu Kak?",ujar Panji sambil melihat beberapa tombol di tengahnya yang kecil yaitu, pergi ke Pelabuhan Liyue hingga sampai di tujuan
"nah itu bisa Panji, jadi nggak usah lari kesana kemari",ujar Keqing kepada Panji yang sudah tidak tahan untuk lari kesuatu tempat yang jauh
"iya deh, Kak Keqing jadi tidak usah lari kencang pakai alat ini juga sudah cukup bagiku",ujar Panji sambil melihat alat teleportasi,"untung saja aku menemukan alat ini di dalam lemariku. yah, selain katepel dan alat teleportasi yang merupakan alat misterius",tambahnya didalam hati
Akhirnya mereka sampai di pelabuhan Liyue hingga melihat pemandangan lautan serta beberapa kapal pengangkut yang berada disana, bahkan Panji melihat perahu tersebut sangatlah besar muatannya untuk singgah di armada Liyue membuat Panji sempat kebingungan melihatnya namun, sudah tau bahwa muatan besar tersebut merupakan kembang api maka dari itu, Panji mencoba pergi ke pelabuhan tersebut hingga Keqing menolaknya kepada Panji.
"lah, kenapa Kak?",ujar Panji yang mencoba ingin tau isi didalam kapal besar tersebut
"jangan Panji! mereka sedang sibuk mengangkat barang-barang berharga Panji dan tempatnya untuk menyimpan berbagai penyimpanan barang berharga di sana",ujar Keqing mencoba memberi tau kepada Panji hingga mengerti
"oh, baiklah",ujar Panji yang sudah tau sambil menatapnya lagi
"ahahah, lebih baik jalan-jalan saja menggunakan teleportasimu Panji sama Kakak, yuk sepertinya ada yang lebih menyenangkan daripada ditempat ini",ujar Ganyu yang tersenyum kepada Panji
"baiklah,kita kemana sekarang?",ucap Panji sambil memegang alat teleportasi
"sebaiknya kita pergi ke Desa Qingce bagaimana?",ujar Keqing yang serba tau tempat daerah Liyue hingga melihat Ganyu yang siap untuk ikut bersamanya
"boleh juga Keqing",ujar Ganyu kepada Keqing sambil menghadap Panji,"Panji, mau kesana sekarang?",ucap Ganyu kepada Panji yang sedang menyalakan alat teleportasinya
"baiklah, kita akan pergi ke desa Qingce",ujar Panji yang sudah mengatur teleportasi kesuatu tempat
Begitu mereka pergi ke desa tersebut, akhirnya mereka sampai di pedesaan Qince bahkan, melihat kemana-mana untuk menjelajahinya, Panji baru tau tempat Desa Qince hingga Keqing mengajak Panji dan Ganyu ke suatu tempat untuk meminum teh hangat. Pops Kai merupakan pemilik lahan teh di desa Qince serta pembuatan teh yang cocok dalam kondisi cuaca maupun teh yang beraneka macam rasa buatannya hingga Panji merasakan teh hangat yang sangat lega dan rasa tenang dalam pikiran mulai meresap yang lebih mendalam. Ganyu hanya melihat mereka berdua, Keqing dan Panji yang menikmati teh hangatnya namun, Pops Kai mengambil teh untuk Ganyu hingga meminumnya dalam kelembutan teh asli buatannya.
Namun, saat meminum teh di dalam gelasnya Panji tiba-tiba saja, Panji membayangi sang Ayah yang telah tiada, sejak Panji umur empat tahun, Aji selalu menggendong Panji dimana Panji sangat senang bermain dengan Ayahnya di tempat yang luas hingga sang Ibu Panji, Rosa merasa senang melihat mereka berdua bermain bersamanya di alam terbuka. Aji melihat Panji yang senang hingga dia bosan digendong sang Ayah, Panji memilih untuk berjalan bersama Aji sambil melewati bunga-bunga di tempat yang luas serta beraneka macam bunga yang lainnya. Rosa pergi untuk menemani mereka berdua, hingga mereka pergi sambil berfoto dimana mereka suka hingga Panji kecil senang dengan foto didalam handphonennya hingga Panji memegang handphone milik sang Ayah hingga mencoba memotret bunga yang ada disekitarnya. Aji melihat Panji dengan memotret dimana Panji suka karena, tidak tau tempat-tempat dia memotret hanya memotret pemandangan gunung, bukit, dan pohon selain memotret bunga yang berada disekitarnya. Namun, saat Aji mengajak Panji untuk pulang kerumah tiba-tiba saja, ular menggigitnya dibagian kaki kanan hingga terasa sakit membuat Aji kaget dan berusaha untuk membawa Panji pulang kerumah sambil mengobatinya.
"tidak apa-apa jagoan Papap, Papap melihat kamu sangat jago untuk pergi kemana kau suka",ujar Aji yang sangat senang dan mencoba menyembuhkan kakinya Panji
"sayang, dia tidak apa-apa kan?",ujar Rosa yang sedang mengkhawatirkan kaki kanan Panji yang sakit
"dia tidak apa-apa sayang",jawab Aji yang santai hingga mengambil obat untuk Panji lalu, diobatin oleh Rosa, Ibunda Panji
"tidak apa-apa Panji, Ibu yang akan membersihkan lukamu",ujar Rosa dengan senyumannya kepada Panji yang mencoba menahan rasa perih di kakinya
"duh..... Mamah, sakit sekali ya Mah",ujar Panji kepada Rosa yang mencoba menahan rasa sakit dari gigitan ular
"hmmm, iya tidak apa-apa sayang, kau tidak demam sayang",ucap Rosa yang sudah senang melihat kaki Panji sudah sembuh dari gigitan ular putih
"sayang, apakah Panji sudah di obat?",ujar Aji kepada Rosa
"sudah Papap",jawab Rosa dengan pelan dan mendekati Aji
"Hmmm, Papap yang akan memperbankan kakimu Panji, jagoan Papap",ucap Aji kepada Panji yang mencoba keluar air mata sedikit sambil menatap Ayahnya yang melakukan perban kepadanya
"nah sayang, sudah diperbanin",ujar Rosa sambil menghadap Panji yang menahan rasa perih di kaki kanannya,"Papap, tidak apa-apa dengan Kaki Panji?",tambahnya sambil khawatir dengannya
"tidak apa-apa yang penting, anak kita selamat dan kaki kanan Panji akan sembuh beberapa minggu lagi",ujar Aji yang sedikit senang ke arah Rosa dan Panji
"tapi, Papap kapan aku ingin melihat kembang api. Aku senang melihatnya",ujar Panji dengan rauk muka sedihnya karena tidak bisa melihat kembang api diluar rumah karena sakit kaki bagian kanan yang tidak bisa bergerak dan harus di istirahatkan
"tidak apa-apa Panji, yang penting kau sembuh dulu kakimu baru kita lihat kembang api kapan pun dimana pun berada sayang",ucap sang Aji kepada Panji
Panji merasa sedih karena, tidak bisa melihat pemandangan indah kembang api diluar rumahnya hingga, malamnya Panji mendengar suara kembang api yang sangat riuh diluar rumah hanya itulah suara yang didapatkannya membuat Panji mencoba menahan dari rasa sedih karena, tidak bisa melihat kembang api yang sangat besar. Lalu, kedua orang tua Panji, Rosa dan Aji melihat Panji sedih karena hal itu hingga menemaninya di malam hari agar Panji tidak sedih membayangi atau mendengar suara kembang api diluar rumahnya. Aji memberikan senyuman untuk Panji hingga Panji kebingungan dan tersenyum kepadanya.
"Papap, apakah Papap dengar itu?",ujar Panji yang sangat senang mendengar suara ledakkan diluar rumah
"Papap tau Panji puteraku",ujar Aji yang senang dan menemaninya
"Mama tau Panji kau sedih tidak bisa melihat kembang api",ujar Rosa kepada Panji hingga menggaruk kepala Panji dengan lemah lembut,"nanti ya, kapan-kapan kita bisa melihat kembang api ya diluar rumah",tambahnya
"iya Mamah, Papap",ujar Panji yang senang mendengar hal tersebut dengan menguji kesabarannya
Aji mencoba berbicara dengan Panji agar melupakan tentang kemarin maupun tentang kembang api, hingga Panji merasa senang bisa bermain dengan sang Ayahanda yang selalu bercandaan kepadanya. Lalu, Rosa tidak akan pernah diam saja, sang Ibu akan memberikan candaan kepada Panji dan Aji hingga mereka bersenang-senang membuat Panji tertawa terbahak-bahak, karena semakin tertawa karena Rosa selalu candaannya hingga Aji sulit untuk berhenti tertawa tentang hal lelucon dari sang istri.
"hahahaha, Mamah sayang leluconmu membuat Papap tidak bisa berhenti",ujar Aji mencoba berhenti tertawa
"ya sudah! ya sudah! kalian ingin mendengar cerita hal lelucona dari Mamah",ujar Rosa yang sudah merasa bosan memberikan cerita lelucon kepada mereka berdua
"Papap sama Mamah, hebat cerita leluconnya",ujar Panji kepada mereka
"aaah, itu sudah lama sayang",ujar Rosa dengan rasa malu kepada Panji
"yaaah, memang sudah lama",ujar Aji kepada Panji tentang cerita lelucon tersebut
Akhirnya, mereka pergi meninggalkan Panji agar tidak sedih tentang kembang api yang dia tunggu-tunggu, lalu tertidur di atas kasur agar melupakan segalanya tentang keindahan kembang api. dari tahun ke tahun, Panji mencoba untuk melihat kembang api pada saat hari raya besar namun, tidak ada kembang api dimana pun berada hingga menangis karena, Papap selalu berbohong kepada Panji karena, menepati janjinya hingga mengikhlaskannya dengan tepat janji sang Ayah. Kemudian, melihat Rosa yang senang menjahit dan menyambungkan ke sisi kain akan menjadi pakaian nanti disaat pentas fashion yang akan mendatang, Panji hanya melihat saja sambil lesu dan kurang semangat karenanya. naik ke atas dengan anak tangganya sambil menatap angin malam tak berwarna warni hingga pergi ketempat tidur walaupun, Kaki Panji sudah sembuh.
saat menginjak kelas 3 SD, tiba-tiba saja Rosa berlari ke dalam kamar Panji sambil memberi tau kepadanya sang Ayah meninggal karena, menghilang didalam hutan papua yang belantara hingga Panji ikut sedih mendengarnya. Lalu, Panji merasa sedih dan turut duka cita atas hilangnya sang Ayahanda, Aji Purnomo Syaporo karena membela negaranya yang sudah gugur di tanah Papua. semua kawan-kawan dari Polri sampai kawan-kawan alumni ikut bela sungkawa mendengar Ayahanda Panji meninggal bahkan, tubuh Aji hanya bagian tangannya saja yang didapatkannya. Lalu, dimakamkannya di pemakaman umum hingga mereka meninggalkan sang Ayahanda Panji maupun kawan-kawannya dianggap teman yang setia dan pemberani. disaat menjelang besar, Panji tidak melihat kembang api diluar hanya langit-langit kosong yang tidak ada hiburannya membuat Panji sedih memikirkan Ayahanda yang telah lama meninggal serta menghilang secara misterius sambil pergi menemui Rosa yang menunggu Panji di lantai atas.
"Mamah, Papap gimana sekarang? Apakah Ayah tenang di sana?",ujar Panji dengan nada sedih mengingat sang Ayahanda Panji, Aji telah keramatullah
"iya, tapi itu sudah takdirnya Panji. Teman-teman Papap berusaha mencari mayatnya tapi, tidak ditemukan sayang",ucap Rosa dengan rasa sedih kehilangan suami sambil melanjutkan makan bersamanya
"tidak ada kembang api, tidak ada Papap. Aku ikhlas kehilangan Papap, oh Papap sandainya Papap disini aku bisa melihat kembang api, aku senang sekali melihat keindahan kembang api tapi, sekarang tidak ada sesuatu yang indah di luar malam yang dingin dan sepi",ujar Panji didalam hati sambil melanjutkan makanannya
Panji pergi ketempat tidur, lalu Panji tidak bisa tidur karena, memikirkan Aji, sang Ayah yang telah tiada dan tidak bisa menghibur bahkan, pergi menemui Rosa yang sedang membuka acara di televisi hingga melihat acara menghibur agar Panji tidak memikirkan sang Ayah yang telah tiada. hingga melihat acara favoritnya walaupun Panji sangat bosan dengan acara tersebut hingga langsung tidur tanpa Ayahanda yang telah meninggal dunia, namun Panji menghadapi rasa mengingat dan melihat rauk wajah Aji didalam mimpinya hingga berusaha untuk melupakannya.
"Papap, seandainya ada di samping, aku tidak jauh darimu Papap. Aku ingin sekali melihat Papap tertawa bersama Ibu, aku ingin sekali berkumpul bersama Papap untuk melihat keindahan kembang api",ujar Panji dengan sedihnya kehilangan Ayahanda yang telah pergi,"aku ikhlas kepada maha kuasa atas kepergian Papaku untuk meninggalkanku di dunia ini. Aku tau, kematian seseorang tidak dari jaraknya, tidak dari kebaikannya, tidak dari sikap apapun, maupun tidak dari hal lainnya hanya maha kuasa sang pencipta yang mengetahuinya semoga Papap bisa tenang disana Papap",tambah dengan tangisan kehilangan Ayahanda dan mencoba menutup kedua matanya untuk tidur
Panji mencoba menutup kedua matanya dengan pelan setelah mengingat kenangan Aji sang Ayah Panji ingin memperlihatkan kembang api dimalam hari atau pada saat menjelang hari-hari besar pada malam hari. Namun, semuanya hanya palsu serta kehilangan Ayahanda yang hendak bertugas di Papua dan tidak ada kabar apapun sebelum Aji meninggal maupun ucapan kepadanya hingga Panji mengikhlaskan segalanya walaupun sudah terlambat baginya. Begitu bayangan Panji dimasa lalunya tertidur, Panji berada di atas paha Ganyu yang tenang dan bahkan mengingat kenangan Aji, Ayahanda Panji yang telah lama meninggal beberapa waktu yang lalu namun, sekarang sudah menemukan mayat Ayahanda. Kemudian, ketika bangun melihat wajah Ganyu yang sangat senang membuat Panji kebingungan melihat rauk muka Ganyu begitu halus lalu, Ganyu akan membersihkan kedua air mata Panji karena, bayangan mimpi mengingat masa lalu ketika Aji, Ayahanda masih hidup.
"maaf Kak, aku memang menangis begitu",ujar Panji yang sedang malu dan menatapnya kepada Ganyu mengeluarkan air mata dipipinya
"tidak apa-apa Panji, setiap orang punya ingatan masa lalu aku baru tau sikapmu itu memang penyimpanan ingatan tentang Ayahmu",ujar Ganyu dengan senyumannya kepada Panji
"iya, Ayahku ingin mengajak aku ke luar melihat, sebuah kembang api di udara untuk menghiburku tapi, Ayahku telah tiada",ujar Panji dengan nada sedikit bercampur sedih mengingat sang Ayahanda meninggal
"Kakak tau, kau senang melihat kembang api kan?",ujar Ganyu sambil menggaruk kepala Panji hingga memeluknya dengan lemas,"kau suka kembang api, nanti kita akan meninggu di jembatan kota malam",tambahnya kepada Panji
"sungguh Kak? Aku tidak sabar untuk melihat pesta di tempat Kakak",ujar Panji yang terlalu semangat kepadanya
"iya Panji, sama aku juga ingin melihat kembang api",ujar Keqing dari belakang Panji
"aku senang sekali, melihat kembang api. Sebelumnya, aku.....",ujar Panji dan ditutupi mulut oleh satu jari Ganyu
"sudahlah Panji, biarlah berlalu sekarang kita akan melihat kembang api di malam hari",ujar Ganyu mencoba menutup mulut Panji yang mengingat masa lalu
"iya Kak",ujar Panji dengan baik kepada Ganyu
Mereka pergi meninggalkan desa Qince sambil melihat keindahan dimalam hari yang dipenuhi bintang yang bersinar terang serta bulan purnama yang bercahaya besar di atasnya hingga mereka bersiap-siap untuk meninggalkan desanya ke kota Liyue untuk melihat dan meriahkan kembang api di kota tersebut. Seluruh desa telah menyalakan lampu lantera kuno China dimana-mana, serta seluruh warga Liyue melihat pentas Yun Jin yang siap ditampilkan dengan suara merdu didalam mulutnya. Panji, Ganyu, dan Keqing melihat orang-orang berbondong-bondong mendapatkan tiket untuk menonton Yun Jin bernyanyi di atas panggungnya.
"rame sekali ditempat ini Panji",ujar Ganyu dengan lemah lembut sambil melihat orang-orang berusaha mengambil tiket melihat Yun Jin
"iya Kak, lalu dimana kita bisa melihat kembang api?",ucap Panji yang kebingungan namun, merasakan lengan kanannya ditarik kesuatu tempat,"eh Kak Keqing!",tambahnya
"ayo! ayo Panji! Kakak juga tidak sabar untuk pergi ke sana, ayo tinggalkan Ganyu disana",ujar Keqing yang mencoba leluconin Panji
"duuuh! Kak Ganyu!!!!!!",teriak Panji dengan sedih
"huh, dasar ya udah aku nyusul Panji!",mencoba berlari ke arah Panji dan Keqing
Ganyu melihat mereka berdua, Keqing mencoba bersenang-senang bersama Panji hingga menemui jembatan yang sudah dijanjikkan hingga Ganyu melihat mereka sudah berhenti berlari karena, sudah sampai di jembatan tersebut sambil menunggu munculnya kembang api di depan mata. Panji tidak sabar untuk melihat pesta tersebut, bahkan tidak sabar untuk menunggu kembang api yang ditunggu-tunggu.
"oh iya, ngomong-ngomong di tempat ini kelihatan tidak Kak?",ujar Panji sambil menghadap Keqing yang sangat senang dengannya
"yaaah, coba saja nanti Panji kau pasti akan senang melihatnya",jawab Keqing mencoba untuk menunggu kembang api dimalam hari
"sepertinya sebentar lagi akan muncul Panji",ujar Ganyu sambil tersenyum ke arah Panji yang sedang ingin melihat keindahan kembang api di udara
Beberapa saat, muncul sebuah meteor dari bawah ke udara yang ternyata adalah kembang api, hingga Panji melihatnya serta mendengar ledakkannya sama dengan ledakkan kembang api sebelumnya membuatnya senang melihatnya. Lalu, warna warni pun membuat Panji terhibur hingga, Panji punya ide agar tidak membosankan dalam melihat keindahan kembang api yang warna warni yang ada di udara, Panji melihat salah satu kembang api yang siap mengudara berwarna putih dan menebak warna pada saat muncul warna yang berbeda.
"itu biru!",ujar Panji melihat kembang api muncul warna biru
"ooh, kau suka main tebak warna kembang api rupanya",ujar Keqing kepada Panji,"baiklah kita main tebakkan warna kembang api",Tambahnya
Akhirnya, Panji dan Keqing berame-rame menebak warna kembang api di udara membuat Ganyu bertambah senang dan berada di belakang Panji saat Panji naik ke sisi jembatan hingga mendengar tebakkan warna pada kembang api. dengan warna biru, merah, abu-abu, dan putih sudah terjawab oleh Panji sementara Keqing, menjawab warna ungu kuning, orange, dan warna hijau hingga mereka bersenang-senang dengan melihat kembang api tersebut. lalu, melihat berbagai jenis kembang api di udara, Panji pun baru menyadarinya ada beberapa jenis kembang api di udara hingga tampak seperti ledakkan dua kali serta muncul beberapa bola api kecil disetiap sampingnya. Selain itu, kumandanglah penyanyi Yun Jin yang merdu hingga warga Liyue maupun diluar Liyue berdatangan sambil mendengar Yun Jin bernyanyi merdu
"haaah, rasanya menyenangkan nebak warna itu Panji",ujar Keqing tampak senang bisa menebak warna kembang api yang sudah selesai
"waaah, indah sekali rupanya Kak",ucap Panji dengan rauk muka senang bisa melihat kembang api pertama kalinya
"iya Panji senang ya melihat kembang api pertama kali kau mampir kesini dan Asistenku di kantorku",ujar Ganyu yang senang bersama Panji
"emang Kakak belum pernah melihat kembang api?",ujar Panji
"permah Panji",jawab Ganyu kepada Panji
"sepertinya sudah beres ya Kakak?",ujar Panji dengan senangnya melihat kembang api yang berwarna warni
"iya sudah beres",jawab Ganyu
"oh iya, suara Kak Yun Jin membuat kita terhibur ya? Dia penyanyi terkenal di kota ini kah?",ujar Panji kepada Ganyu dan Keqing
"tentu, dia hadir disini untuk menghibur warga",jawab Keqing kepada Panji
"suaranya merdu ditempat ini Kak",ujar Panji dengan mendengar alunan vokalis dari yun Jin dengan langgenan musik tradisionalnya
"mau lihat kebawah Panji?",ujar Ganyu ingin mengajak Panji melihat pentas Yun Jin
"tidak Kak, aku hanya disini sama Kakak berdua",jawab Panji kepada mereka
"melihat pemandangan kembang api?",ujar Keqing kepada Panji dengan wajah sedikit serius
"yaaah, tapi lagu Yun Jin juga terdengar ditempat ini Kakak",ujar Panji dengan langsung dijawab kepada Keqing
Akhirnya mereka melihat pesta kembang api tersebut dan usai, lalu mereka pergi untuk mencari makanan di kota Liyue sambil jalan-jalan dimana orang-orang berbondong-bondong untuk membeli dan memakannya di dalam restoran hingga Panji ingin pergi membeli mie bersama Ganyu dan Keqing walaupun pesanan mereka berbeda. Panji sudah melihat keindahan kembang api dimalam tersebut, bahkan senja di kota malam sebagai tempat hiburan bagi masyarakat awam ataupun tidak untuk melihat keindahan kota-kota Liyue yang bersifat tradisional. Lalu, mereka berkeliling kota Liyue sambil mendengar alunan musik serta vocal Yun Jin membuat semua terhibur dan bergembira di pesta tersebut. Dengan meriahnya, Mereka berada dijembatan kota malam sambil melihat kota-kota dari kejauhan dengan panorama warna kuning keemasan yang cantik untuk menghibur hatinan senang.
"waah, kota ini ada perkembangan juga yaaah Panji?",ujar Ganyu yang senang melihat kota Liyue ada perubahan sedikit
"iya Kak, tempat ini membuatku terhibur melihat pemandangan kota Liyue Kak",ujar Panji yang sangat senang melihat pemandang kota Liyue dari kejauhan
"apakah kita kesana?",ujar Kqing kepada Panji dan Ganyu
"tidak, kita sudah berkeliling sebelum sampai di tempat ini Keqing",jawab Ganyu sambil pergi dan memegang tangan Panji kesuatu tempat, gunung Tianheng
"Kakak mau kemana?",ujar Panji kepada Ganyu yang akan pergi ketempat yang lebih indah setelah melihat kota Liyue berwarna kuning
Ganyu mengajak Panji untuk pergi ke gunung Tianheng melihat seribu bintang di atas langit yang gelap denga bintang bercahaya putih tulang yang indah hingga Panji terkesan melihatnya. Bahkan, senang dengan panorama di atas Liyue tersebut selain kembang api.
"waah, tidak seperti kemarin Kak",ujar Panji sambil melihat Ganyu yang sedang tidur dan membuka keteknya hingga Ganyu melihat dirinya
"eeeh, Panji!!!",ujar Ganyu kepada Panji sambil menutup keteknya namun, mencoba mendekatinya dengan tatapn wajah merayu Panji hingga mencium dahinya,"nah ini gantinya Panji",tambahnya
"aaah, Kakak!!!",ujar Panji yang cemburu sambil duduk dan melihat ke udara hingga melihat Ganyu membuka keleknya hanya bercanda saja kepadanya namun, melihat Keqing membuka keleknya dan tidak mau kalah dengan Ganyu
"Hmm, Panji",ujar Keqing dengan nada merayu kepada Panji yang sedang duduk dan memandang ke udara
"aaah, ya ampun, Kak Keqing! Kak Ganyu!",membuat wajah Panji memerah hingga mereka berdua sambil berdiri dan menghadap Panji sambil mencium kedua pipi Panji membuatnya malu rasanya