Kembali ke mobil Rv-nya yang mewah, Eddie melihat seorang wanita cantik berpenampilan seperti seorang milf menunggunya, wanita itu memiliki rambut pirang panjang, dia mengenakan setelan putih yang terlihat sangat cocok untuk tubuhnya. Selain itu, matanya yang biru semakin menambah tingkat kecantikannya yang khas wanita barat.
Dia terlihat tenang dengan aura elegan bak seorang ratu.
Wanita itu tak lain adalah Alex Wesker! Salah satu dari tiga belas orang penting yang ada dalam rencana Wesker. Hanya dia dan Albert yang selamat, tak perlu di pungkiri bahwa wanita ini seorang jenius ulung dengan IQ di atas rata-rata!
"Eddie, kenapa kamu tiba-tiba melakukan kencan buta ini?"
Alex bertanya tanpa memalingkan wajahnya dari tablet yang ia pegang.
"Karena aku merasa bosan, selama ini aku terus dipantau oleh Spencer tanpa henti. Aku melakukan kencan buta ini hanya untuk bersenang-senang."
"Ketika saatnya tiba, aku akan menyingkirkan tua bangka itu. Sebelum aku bisa melakukannya, aku sungguh tak berdaya."
Jawab Eddie dengan senyum kecut.
Awal pertemanannya dengan Alex sedikit rumit, Eddie berdebat panjang lebar dengan wanita dingin ini, mencoba meyakinkannya bahwa selama ini dirinya sedang di tipu dan di manfaatkan oleh Spencer.
Tentu saja Alex tak percaya dengan perkataan Edie, toh, dari luar dia terlihat seperti pemuda manja yang suka mengigau. Tapi saat dia mulai menyelidiki lebih dalam, ternyata benar bahwa selama ini Spencer memanfaatkan dirinya! Dia telah di tipu oleh si tua bangka itu.
Akhirnya hubungannya dengan Eddie semakin membaik, dan sekarang bisa dikatakan mereka adalah partner yang tak terpisahkan.
"Lalu bagaimana dengan hal-hal hebat yang telah kamu janjikan kepadaku? Apakah kamu telah melupakannya?"
Alex mematikan tablet, dia memandang Eddie sambil memiringkan kepalanya.
Dia tahu bahwa ada "Sesuatu" di tubuhnya, anggap saja sebagai penyakit, seperti kanker. Jika tak segera di sembuhkan, maka dia akan bermutasi menjadi monster.
"Saya telah meniliti beberapa hal, baik serum serta obat yang ada sekarang tak akan cocok untuk anda. Tunggu sampai serum versi terbaru muncul. Saat itu terjadi, anda akan mendapat kekuatan tanpa harus berubah menjadi monster."
Jawab Eddie sambil tertawa percaya diri.
"Kamu sedang membicarakan tentang G-Serum kan?" Alex terus menatap Eddie, matanya yang lentik berkedip beberapa kali.
"Tidak, aku berbicara tentang Serum lain, Serum buatanku sendiri. Aku perlu beberapa waktu untuk menyempurnakannya, tidakkah kamu percaya padaku?"
Eddie mendekat ke arah Alex, segera dia mengecup pipi wanita itu. Tangannya melingkari pinggangnya yang ramping.
Sedikit memalingkan wajahnya, alex berkata. "Tentu saja aku percaya padamu. Tidak ada orang lain yang bisa membuatku percaya selain kamu, lebih baik kamu tidak berbohong kepadaku." Sedikit rona merah terlihat di pipi Alex.
"Tentu saja. Jangan khawatir, kondisimu akan segera membaik. Aku janji!"
---
Di dalam vila mewah bertema abad pertengahan. Eddie duduk di atas sofa empuk sambil menyalakan sebatang rokok. Rokok ini adalah hasil penelitiannya sendiri, sembilan puluh sembilan persen lebih aman dari rokok pada umumnya.
Eddie terus memilah data-data penting untuk penelitiannya. Di vila ini hanya ada tiga orang, orang itu tak lain adalah Alex, Stewart (Pembantu terpercaya Alex), serta Eddie sendiri.
Jujur saja, ketika dia membaca novel, anime, atau fanfiksi favoritnya. Hampir semua karakter utama mendapat cheat atau sistem kan?
Sayangnya Eddie tak mendapat hal tersebut, tanpa sistem atau cheat, agak sulit untuk bertahan di dunia Resident Evil ini. Yang mana Zombie berkeliaran di mana-mana. Untungnya tuhan cukup baik, di dunia ini kepalanya menjadi cukup encer, yang mana membuatnya sedikit mudah dalam merencanakan berbagai hal.
Dengan otaknya yang encer, Eddie berusaha keras mereplikasi G-Serum yang dikembangkan oleh William saat ini. Dengan kemampuannya, dia yakin bisa meningkatkan serta menyempurnakan Serum yang telah ada. Yang di butuhkannya sekarang hanyalah waktu serta kesabaran!
Walaupun tanpa sistem, sangatlah mungkin untuk menjadi kuat layaknya superman! Dengan Serum yang ia kembangkan, kekuatan, kecepatan, bahkan keabadian bukanlah hal yang mustahil lagi!
Saat Eddie sibuk dengan dirinya sendiri. Tiba-tiba suara telepon berdering terdengar, panggilan telepon itu datang dari ponsel milik Alex.
Alex mengangkat panggilan itu, dia terus mengangguk, keningnya berubah sedikit mengerut. Seakan dia mendapat sebuah informasi buruk dari seorang penelepon tersebut.
Beberapa saat kemudian, Alex menutup telepon. Dia berkata kepada Eddie. "Eddie, Spencer baru saja menelepon, dia memintaku pergi untuk bertugas di proyek yang baru."
"Sungguh? Kamu akan pergi sekarang?" Tanya Eddie dengan ekspresi ingin tahu.
"Tidak, dia menyuruhku untuk segera bersiap-siap. Bagaimanapun eksperimen yang di lakukan di kota ini (Raccoon City) tetaplah yang utama." Alex menggelengkan kepalanya.
"Pasti proyek tentang keabadian kan? Sepertinya Spencer telah bertindak."
"Pak tua itu sangat terobsesi dengan hal tersebut."
Eddie berkata dengan ekspresi mencibir.
"Kamu tahu segalanya, bukankah begitu? Sungguh aneh kamu terus bertindak layaknya pria kaya manja selama ini."
Alex tersenyum manis. Pria ini sangat licik, selama ini berpura-pura seperti orang bodoh, tapi di balik fasad itu, dia benar-benar orang yang pintar! Bahkan Spencer tak mampu mengetahui sifatnya yang asli!
"Omong-omong, sebelum keberangkatanmu. Mari lakukan hal yang menyenangkan, kebetulan sekarang sudah cukup larut. Ayo segera beristirahat ke kamar."
Eddie berkata dengan senyum lebar. Dia menatap wanita cantik berusia tiga puluhan ini dengan kekaguman, walaupun sudah mencapai usia kepala tiga, tapi sosoknya masih terlihat seperti seorang wanita berusia dua puluh tahun! Sungguh wanita yang cantik, Eddie sangat heran kenapa dia masih belum menikah. Tapi hei, karena dia ter-isekai ke dunia ini, tentu saja orang yang akan menikahinya tak lain adalah *cough* dirinya sendiri...
Alex tak menjawab perkataan Eddie. Dia hanya menatap wajah Eddie dengan tatapan kosong, setelah itu dia berbalik dan melangkah ke arah kamar dengan sepatu hak tinggi yang ia kenakan. Tentu saja dia tak menolak permintaan Eddie!