webnovel

Perjalanan Pulang

"Sudah?" tanya Rafaela kepada Fengli, spirit kucing.

"Sudah tuan, kita harus segera berangkat." cwrus Fengli, memberi aba-aba.

"Tunggu! Ada yang terasa mengganjal. Bukankah kau akan memiliki perasaan jika melakukan hubungan suami istri denganya? Lalu kenapa, apa kau?" ucap Rafaela dengan sengaja menggantung perkataannya.

" Benar, Aku tidak melakukan hubungan itu dengannya." jawab Fengli yang membuat Rafaela ersontak, menatap dengan tajam wajah Fengli.

"Apa? Kenapa?!! Apa jangan-jangan kau tidak ingin melakukannya?" sentak Rafaela dengan ekspresi yang dilebih-lebihkan.

"Tidak, bukan aku yang tidak mau melakukannya, tapi dia yang tidak mau."

ucap spirit kucing menjelaskan kepada Rafaela.

"Dia yang tidak mau? Kenapa?" tanya Rafaela yang masih dengan ekspresi yang dilebih-lebihkan.

"Aku juga tidak tahu. Dia bilang karena semua terasa lebih cepat, dia masih belum siap." ujar Fengli, spirit kucing.

"Kenapa kau tidak memberitahunya jika melakukannya, hatimu akan mencair dan menyukainya? Jangan membuatnya terlalu lama menunggu!" sentak Rafaela, memberi saran kepada Fengli.

"Aku hanya tidak ingin memaksanya." tutur spirit Fengli, dia menundukkan wajahnya dengan menciut.

"Dasar bodoh!" cerca Rafaela kepada Fengli, spirit kucing.

Setelah berbicara begitu lama, akhirnya mereka pun segera beranjak. Mereka pun harus melewati tebing angin, kawasan elemen gas, naik ke atas laut mati, kemudian kembali ke elemen padat dan menuju gerbang.

Fengli kemudian kembali ke bentuk selestialnya yang berbentuk kucing putih raksasa. Kemudian Fengli mempersilakan Rafaela agar segera duduk di dalam ekor panjangnya.

Rafaela segera naik ke dalam ekor Fengli, spirit kucing dan spirit kucing pun melingkarkan ekornya untuk menjaga keselamatan Rafaela agar tidak jatuh. Mereka berdua menuju tebing angin yang pernah ia lewati. Karena sudah tahu bagaimana rute dan bahaya yang ada di dalamnya, Fengli pun sudah tidak heran lagi.

Setelah melawan kencangnya angin yang bertiup di dalam tebing angin, akhirnya spirit kucing pun berhasil melewatinya serta membawa Rafaela dengan selamat. Untung saja tebing angin saat ini sangat stabil, tidak seperti pertama kali mereka melewatinya. Ketika mereka pertama kali melewati tebing angin, mereka harus dihadapkan sebuah insiden yang membuat perjalanan mereka tertunda.

Setelah keluar dari tebing angin, mereka pun menyusuri kawasan elemen gas. Ketika mereka melewati gas milik dunia serangga, Rafaela meminta spirit kucing untuk berhenti dan memastikan sesuatu.

"Fengli, sekarang kita di mana?" tanya Rafaela kepada spirit kucing.

"Sekarang kita sudah berhasil melewati tebing angin dan sekarang kita sudah berada di kawasan elemen gas." jawab Fengli, spirit kucing.

"Elemen gas? Kalau begitu, bisakah kau berhenti di batu gas dunia serang dan memastikan sesuatu?" tanya Rafaela kepada spirit kucing sambil memintanya untuk memeriksa batu milik dunia serangga.

"Baik, tuan." jawab Fengli, spirit kucing dengan singkat.

Mereka akhirnya sampai di batu gas milik dunia serangga. Pada saat itu juga Rafaela memerintahkan spirit kucing untuk segera memeriksa batu itu.

Fengli masih berada pada bentuk selestial kucing raksasa dan tidak menurunkan Rafaela dari ekornya. Fengli kemudian mulai memeriksa batu gas racun dunia serangga tersebut.

"Bagaimana? Apa kau sudah memeriksanya?" tanya Rafaela kepada Fengli dengan serius.

"Saya sudah selesai memeriksanya Tuan. Sesuai yang dikatakan Chrystal, hambatan ini membantu gas beracun yang ada di dalam tidak bisa keluar. Formasi yang kupasang di sini juga masih terlihat sangat kokoh. Sepertinya gas beracun tidak mempengaruhi batu gas ini." jelas spirit kucing kepada Rafaela.

"Benarkah? Kalau begitu baguslah. Ayo kita lanjutkan perjalanan kita." perintah Rafaela kepada Fengli.

Sebelumnya ketika mereka pertama kali datang ke dunia tiga elemen, Chrystal datang menyambut mereka sebagai penunjuk jalan menuju kawasan penduduk dunia tiga elemen. Ketika mereka berada di kawasan batu racun gas tujuh dunia, mereka melakukan sesuatu terhadap batu racun dunia serangga.

Rafaela yang memiliki dendam terhadap suku serangga sengaja memerintah Fengli agar menutup batu racun dunia serangga. Hal itu mereka lakukan agar racun di dunia serangga tidak dapat disaring oleh batu racun dunia tiga elemen.

Rafaela memerintahkan Fengli untuk menutup lubang gas racun dengan membuat formasi di sekelilingnya. Formasi tersebut dibuat secara sempurna oleh Fengli, sehingga sampai saat ini tidak ada sedikitpun asap racun yang keluar dari batu dunia serangga. Otomatis dunia serangga saat ini mengalami bencana kabut racun karena racun dalam dunia mereka tidak dapat disaring dengan baik di kawasan gas beracun dunia tiga elemen.

Setelah memeriksa batu racun tersebut dengan baik, mereka pun langsung melanjutkan perjalanannya di kawasan elemen gas dunia tiga elemen. Bahkan kali ini pun kawasan gas sangat aman. Kawasan gas terlihat lebih bersih dari hari sebelumnya. Mungkin suku tiga elemen membersihkan gas yang ada di sana untuk berjaga-jaga agar tidak menghambat acara pernikahan yang berlangsung beberapa hari lalu.

Saat ini spirit kucing dan Rafaela berada di bawah jurang curam. Kali ini spirit kucing harus bersiap-siap membawa Rafaela terbang ke atas dengan kecepatan tinggi.

"Tuan, kali ini kita berada di bawah jurang curam. Anda harus berpegangan erat-erat. Aku akan membawa anda naik ke atas dengan kecepatan tunggi seperti aku membawa anda mendekat ke atmosfer bumi." cetus Fengli, memperingatkan Rafaela.

"Baiklah, kita bisa pergi sekarang. Aku sudah memperkuat pertahanan." jawab Rafaela, memberi intruksi.

Kemudian spirit Fengli mulai mempersiapkan kekuatan magisnya. Meski tanpa kelereng spiritual, Fengli tetaplah seorang master kekuatan magis. Ia dapat menggunakan kekuatan magisnya dengan jumlah besar, meski tanpa kelereng spiritual.

"Hati-hati tuan, aku akan berangkat sekarang juga." cetus spirit kucing memperingati Rafaela.

"Kau bisa tenang." jawab Rafaela, berharap spirit kucing agar tidak terlalu mengkhawatirkannya.

Kemudian spirit kucing pun mulai mempersiapkan dirinya dan merekabpun terbang dengan kecepatan tinggi menuju dataran atas yang bertempat di laut mati, elemen cair dunia tiga elemen. Ketinggian jurang itu sama dengan jarak ketinggian antara atmosfer bumi dengan permukaan bumi.

Setelah meluncur dengan cepat seperti rocket, spirit kucing dam Rafaela pun akhirnya sampai di pantai laut mati kawasan elemen cair dunia tiga elemen. Spirit kucing dan Rafaela kali ini tidak bisa menggunakan kekuatan magis nya untuk menyeberangi laut mati. Jika mereka memaksa, maka hal buruk akan menimpa mereka.

Fengli kembali ke bentuk ilusinya dan menurunkan Rafaela dari ekornya. Mereka harus menyeberangi laut mati yang sangat luas itu tanpa menggunakan kekuatan magis sedikitpun.

Mereka pun mulai menyeberangi permulaan laut mati yang padat itu. Laut mati memiliki permukaan yang padat seperti tanah ketika diinjak. Akan tetapi, dapat mencair ketika disentuh dengan tangan. Sayang sekali mereka tidak bisa menyeberangi laut mati dengan kekuatan magis ataupun dengan cara terbang di atasnya.

Meski terbang jauh di udara, tetap saja gunung berapi laut mati dapat mendeteksi kekuatan magis spirit kucing. Sebelumnya Chrystal sudah memperingatkam hal ini kepada spirit kucing sebelum Rafaela dan spirit kucing berangkat.

Gunung berapi laut mati sangat sensitif dengan kekuatan magis bentuk apapun. Oleh karena itu, mereka tetap tidak bisa menggunakan kekuatan magis mereka. Sebelumnya mereka pernah dikejar tsunami ketika melewati laut mati dengan mengeluarkan kekuatan magis mereka.

Hal itu harus mereka hindari sebisa mungkin. Sebab, tsunami yang terjadi di laut mati akan mengurangi air yang ada di laut dan membuat beberapa bagian milik dunia lain yang menurut pada mata angin akan terkuras dan membuat dunia tersebut kemarau. Hal ini pasti akan merugikan suku tiga elemen serta dunia yang bersangkutan.

Mereka pun hanya bisa menyusuri laut mati dengan cara yang sama, yaitu dengan cara berjalan kaki. Mereka paling lama menyususuri laut mati karena mereka hanya bisa berjalan kaki.

Setelah berjalan sangat lama, akhirnya mereka pun sampai di titik awal sebelum menginjak laut mati. Meski titik awal tersebut adalah daerah gersang, tidak seperti pantai yang ada di ujung laut mati.

Ketika mereka telah sampai, spirit kucing pun sudah mulai bisa menggunakan kekuatan magisnya. Spirit kucing kembali ke bentuk selestialnya yang berbentuk kucing putih raksasa dan mempersilakan Rafaela untuk kembali berlindung di dalam ekor spirit kucing.

Next chapter