webnovel

Kembali Ke Bumi

Saat ini spirit kucing dan Rafaela tengah menyusuri lorong gelap yang menghubungkan antara kawasan elemen padat dengan elemen cair. Karena sangat gelap, spirit kucing pun mulai menghidupkan cahaya matanya.

Cahaya mata spirit kucing yang menjadi penerang sepanjang lorong yang gelap. Cahaya yang terpancar dari nata spirit kucing berwarna merah dan sebelahnya berwarna biru seperti warna kelereng spiritualnya.

"Tuan, jika anda lelah, anda bisa tidur." saran Fengli kepada Rafaela.

"Aku tidak akan tidur. Kau pasti lebih lelah dariku. Aku dari tadi hanya berdiam diri saja di ekormu. Aku merasa sangat tidak berguna." cetus Rafaela dengan nada tinggi.

"Menjaga keselamatan anda dan membuat anda merasa nyaman adalah tugasku. Anda tidak perlu merasa sungkan denganku." ucap Fengli, berusaha membuat suasana sesantai mungkin.

"Apa aku bisa tidur?" tanya Rafaela kepada spirit kucing.

"Tentu saja." jawab spirit kucing dengan semangat.

Rafaela telah lama terlelap sampai dirinya tidak sadar jika mereka berdua telah sampai di dunia manusia. Spirit kucing langsung membangunkan Rafaela ketika mereka telah sampai di tempat seperti biasa.

Ternyata spirit kucing sedaritadi telah berubah wujudnya dari wujud selestial kembali ke wujud ilusi. Akan tetapi, spirit kucing membiarkan Rafaela untuk beristirahat sedikit lebih lama karena ia tahu jika Rafaela pasti merasa sangat lelah setelah melalui perjalanan begitu panjang dan melelahkan dengan tubuh fananya.

Karena merasa bahwa Rafaela sudah cukup untuk beristirahat, Fengli langsung membangunkan Rafaela. Rafaela pun akhirnya terbangun dan melihat ke sekitarnya.

Rafaela tidak menyayangka jika mereka benar-benar sudah sampai ke dunia manusia. Rafaela tidur begitu lama sampai ia tidak tahu ketika spirit kucing melintasi kawasan elemen padat, gerbang dunia tiga elemen, serta menembus atmosfer bumi. Untung saja efek ramuan yang diberikan oleh kakek tua penjaga Hutan terlarang masih ada, sehingga mereka dapat menemani atmosfer bumi tanpa terluka sedikitpun.

"Kita sudah sampai di bumi?" tanya Rafaela kepada spirit kucing.

"Benar, kita sudah sampai tuan." jawab spirit kucing.

"Aku pasti tidur sangat lama sampai tidak sadar jika kita sudah sampai. Padahal perjalanan benar-benar sangat jauh. Aku terlalu nyaman dalam tidruku. Maaf karena telah merepotkanmu." ucap Rafaela kepada spirit kucing.

"Anda tidak merepotkan sama sekali. Menjaga keselamatan anda adalah tanggung jawabku. Jadi, anda tenang saja. Anda tidak pernah merepotkanku. Membuat anda merasa nyaman juga sudah tugasku." ucap spirit kucing, mencoba menenangkan tuannya.

"Kita sudah melalui banyak hal dan kau juga telah banyak menolongku. Apa hutangmu belum lunas juga?" tanya Rafaela yang merasa sangat penasaran.

"Belum tuan, garis merah di leherku belum menghilang. Itu akan menghilang ketika anda telah mencapai tujuan anda. Artinya, hutangku kepada anda belum teelunaskan." jawab spirit kucing sembari memperlihatkan lehernya. Rafaela pun langsung memperhatikan leher spirit spirit kucing sampai garis itu benar-benae muncul.

Ternyata benar yang dikatakan spirit kucing, garis merah di leher spirit kucing belum menghilang. Hanya saja, durasinya lebih lama dibandingkan sebelumnya. Mungkin karena spirit kucing telah banyak membantunya selama ini. Serta tujuan Rafaela pun hampir tercapai.

"Ternyata benar-benar belum menghilang. Untung saja kau selalu berada di sisiku, sehingga kau tidak perlu merasakan sakit yang menyayat." ucap Rafaela, sembari menepuk-nepuk pundak Fengli dengan lembut.

"Benar. Setalah ini, kita akan kemana?" tanya spirit kucing.

"Sebenarnya aku belum tahu rencanaku akan kemana setelah ini. Lebih baik kita beristirahat terlebih dahulu saja. Setelah aku menatapkan rencanaku, baru kita akan pergi." tutur Rafaela.

"Baiklah." jawab spirit kucing.

Fengli dan tuannya, Rafaela berjalan-jalan di jalanan kota seperti biasa. Ketika mereka tiba di sebuah gang, terlihat sekumpulan anak SMA sedang membullly seorang gadis seumurannya. Ketika Rafaela dan spirit kucing melihat hal itu, mereka pun segera membantu gadis yang di rudung sekumpulan anak itu.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Rafaela, sambil berjongkok membantunya berdiri.

Ketika Rafaela menyentuh anak itu, Rafaela pun langsung sadar ada yang aneh dengan anak itu. Aura dan aroma yang tidak asing terpancar dari tubuhnya. Semua terlihat sangat jelas ketika Rafaela menyentuhnya. Rafaela pun dapat menebak identitas asli anak itu.

"Kau bukan manusia." ungkap Rafaela, membuat anak itu menatap wajah Rafaela. Awalnya anak itu hanya menatap ke arah bawah dan tidak berani mengangkat wajahnya.

"Apa maksudmu? Bagaimana kau... Tidak, kau pasti salah sangka." ucap gadis itu dengan terbata-bata. Lalu gadis itu pun ingin segera kabur dari sana. Aka tetapi, Rafaela langsung menghalangi jalannya dan membuat gadis itu tidak bisa keluar dari sana.

"Kau menyangkal. Jika kau manusia, kau pasti akan mengatakan aku gila terlebih dahulu. Ternyata kau benar-benar bukan manusia. Kau berasal dari suku bunga, benar bukan?" tebak Rafaela, membuat gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap Rafaela dengan tajam.

"Bagaimana kau tahu tentang suku bunga?" tanya gadis itu.

"Sebelum aku menanyakan hal itu, aku akan menanyakan satu hal lagi. Kenapa makhluk dari suku bunga sepertimu dapat di bully oleh sekelompok manusia?" tanya Rafaela, menginterogasi gadis itu

"Bukan urusanmu!!!" sentak anak perempuan itu.

"Eeh, anak kasar. Siapa yang mengajarimu bersikap tidak sopan kepada yang lebih tua?" ucap Rafaela.

"Hahaha Lebih tua? Kau hanyalah manusia biasa. Aku tidak tahu kau tahu tentang suku bunga darimana, tapi kau pasti tahu dengan jelas jika usia suku bunga tidak seperti usia manusia." ucap anak itu sambil menertawarkan Rafaela.

"Tentu saja aku tahu, karena aku juga berasal dari suku bunga. Aku adalah tuan putri dari suku bunga." ungkap Rafaela kepada anak itu.

"Hahaha!!! Kalau kau adalah tuan putri, aku adalah Ratu suku bunga." canda gadis itu, sembari tertawa terbahak-bahak.

"Dia benar-benar putri suku bunga." ucap spirit kucing.

Spirit kucing yangg sedari tadi mengawasi di luar gang pun tiba-tiba masuk dan membuktikan kebenaran dari ucapan Rafaela. Ketika gadis kecil itu melihat spirit kucing, matanya langsung berbinar.

Sepertinya gadis itu jatuh cinta dengan spirit kucing pada pandangan pertama. Gadis itu langsung mendorong tubuh Rafaela dan mendekat ke arah spirit kucing.

"Kau pasti berasal dari suku spirit. Aku tidak tahu jika ada spirit yang sangat tampan sepertimu. Kau sangat mirip dengan K-Pop anggota BTS, Jimin. Sumpah!" ucap gadis itu dengan semangat.

Rafaela pun segera tertawa ketika mendengar ucapan dari gadis itu. Bisa-bisanya dia menyamakan spirit kucing dengan anggota BTS yang bernama Jimin.

"Kau sedang bermimpi? Gadis suku bunga sepertimu bisa-bisanya mengidolakan K-Pop. Jangan-jangan kau anggota fanatic. Oh, apa jangan-jangan anak-anak tadi membullymu karena masalah ini? Sepertinya kau terlihat sangat fanatic sekali." sindir Rafaela.

"Bukan urusanmu!!!" sentak gadis itu, berbicara tidak sopan kepada Rafaela.

"Mohon bersikap sopan kepada tuan putri suku bunga." himbau spirit kucing memperingatkan.

"Apa dia benar-benar berasal dari suku bunga? Kenapa aku hanya melihat aura manusia biasa saja?" ucap gadis itu, menebak-nebak.

"Entahlah, aku sudah bosan menjelaskan hal ini untuk yang kesekian kalinya. Fengli, kau yang jelaskan." perintah Rafela.

Fengli pun langsung menjelaskan semuanya kepada gadis dari suku bunga itu. Gadis itu pun hanya mengangguk-angguk, tapi dia terlihat tidak begitu perduli.

Kemudian giliran Fengli bertanya kepada gadis itu tentang identitasnya dan kenapa dia bisa berada di dunia manusia seorang diri. Karena gadis itu menyukai spirit kucing, ia pun langsung menceritakan semuanya tanpa ragu.

Gadis itu bercerita mulai dari awal ia datang ke dunia manusia. Awalanya gadis itu datang ke dunia manusia bersama ibunya hanya untuk berjalan-jalan saja. Akan tetapi, karena melihat keunikan dunia manusia, orangtuanya pun merasa betah dan memutuskan untuk tinggal di dunia manusia.

Saat itu gadis itu masih berumur 50 tahun, usia kanak-kanak manusia yan berumur 8 tahunan. Dia bersama keluarganya merasa betah tinggal di dunia manusia dan menjalani kehidupan layaknya manusia biasa.

Sayangnya ketika orangtuanya mendengar kabar bahwa dunia bunga sudah kehabisan prajurit karena sudah lama berperang, tapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk melawan dan hanya bisa bisa bertahan sehingga prajurit semakin banyak yang gugur.

Orang tua gadis itu memutuskan untuk kembali ke dunia bunga dan ikut berperang melawan suku serangga. Sedangkan anaknya, gadis itu dipaksa untuk menetap di dunia manusia. Bukan karena mereka ingin meninggalkannya, tapi karena mereka ingin menjaganya karena dunia manusia lebih aman dibandingkan dengan dunia bunga.

Awalnya gadis itu tidak mau berpisah dengan kedua orangtuanya. Akan tetapi, ia harus menerima kenyataan karena ketidakberdayaan. Orangtuanya lebih memilih dunianya dibandingkan dirnya sendiri.

Sejak saat itu, gadis itu hanya bisa tingga di dunia manusia dan menjalani kehidupan layaknya manusia biasa tanpa kedua orangtua. Dia dianggap sebagai anak yatim piatu. Oleh sebab itu, teman sekolahnya selalu mengejeknya sebagai anak yatim piatu atau anak buangan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang membullynya.

Karena telah terbiasa hidup di dunia manusia dan hidup dengan cara manusia, gadis itu sudah lupa cara membangkitkan kekuatan suku bunga yang ada di tubuhnya. Disamping dia sudah lama menjadi penduduk suku manusia dan berbagi dengan manusia serta memakan makanan manusia. Dia juga tidak pernah membudidayakan kekuatannya sejak kecil.

Gadis itu harus menjalani hidupnya sebagai manusia bumi selama ini. Mengharapkan orangtuanya pulang tidak akan mengubah apapaun. Ia pun semoga berfikir bahwa orangtuanya tidak akan pernah kembali karena telah gugur dalam peperangan.

Hingga saat ini gadis itu belum mendapat kabar jika dunia bunga benar-benar sudah dihancurkan. Dia juga tidak perduli dengan dunia kelahirannya, karena semua kenangan dirinya hanya ada di bumi.

Sebuah jalan lagi untuk Raafela. Rafaela tidak perlu ke dunia bunga untuk mencari penduduk suku bunga yang selamat lagi. Dia sudah menemukan penduduk suku bunga di bumi manusia. Hanya saja Rafaela tidak yakin jika anak itu bersedia membantunya.

Anak itu terlihat sangat rumit dan tidak bisa dimengerti dengan benar. Mungkin karena kehidupannya sangat keras sehingga membuatnya seperti itu.

Dia adalah rakyat suku bunga, tapi bertempat tinggal di bumi manusia. Sedangkan Ayah dan ibunya harus meninggalkannya untuk membantu dunia bunga dari serangan suku serangg yang biadab. Tentu saja, kepentingan suku bunga sama sekali tidak berarti baginya dan ia tidak mau tahu tentang hal itu. Gadis itu juga mengatakan bahwa dia tidak pernah lagi merasakan kebahagiaan ataupun kesedihan karena hatinya sudah mati rasa.

Next chapter