Paul merupakan seorang siswa SMA teladan berumur 17 tahun yang mengalami kesialan dengan tertabrak truk yang berusaha menghindari seorang anak kecil yang berlari ke tengah jalan saat sedang berangkat sekolah berakhir kematian. Namun, saat Paul merasa hidupnya telah berakhir dengan menutup mata. Tiba – tiba saja ia bisa membuka matanya lagi dan terjatuh di sebuah lautan yang tidak diketahuinya sama sekali. Berenang sampai ke sebuah pulau dan melanjutkan petualangannya sebagai Flow Renn. (nama baru)
Bab 1
Pukul : 06.15
Bel kelas selalu berbunyi tepat pukul 06.30 di sekolah Paul.
"Sial! Kenapa aku bisa terlambat? Hal ini dapat menghancurkan rekor yang kumiliki tepat waktu masuk kelas sejak Sekolah Dasar." Dengan ekspresi panik Paul segera bersiap menuju sekolahnya.
Ini merupakan pengalaman pertamanya untuk terlambat datang ke kelas. Mungkin hal ini adalah kesialan pertama dan terakhir miliknya.
***
Karena di lain sisi ada seorang pengendara truk yang terkejut melihat seorang gadis menyebrang berlari kearah truk. Pengendara tersebut benar – benar mencoba menghindarinya.
"Oh tidak! Anak kecil sungguh makhluk yang bodoh!" Keadaan sang supir sangat panik melihat gadis itu.
Ia terpaksa harus mengambil pilihan sulit untuk menghindari bocah yang berlari ke tengah jalan. Hal itu menyebabkan supir truk menabrak seorang remaja yang saat itu sedang terburu – buru.
"Apa?" Dengan ekspresi terkejut pasrah tidak bisa menghindari truk yang melaju ke arahnya.
"Sakit, ini sangat sakit! Aku tidak bisa mengeluarkan suaraku. Darah? Ini berasal dari kepalaku. Pengelihatanku, aku sangat sulit melihat disini. Apakah aku akan mati? Aku hanya tidak ingin terlambat masuk kelas! Mengapa hal ini harus terjadi? Aku benar – benar sial." Sambil menangis akhirnya Paul menghembuskan nafas terakhirnya.
Pukul : 06.27
Sebuah kecelakaan mengakibatkan 1 orang pelajar dan supir tewas di tempat. Belum sempat Paul sampai ke sekolah ia mengalami kesialan dan tewas seketika.
***
Ya, aku benar – benar sudah mati. Setelah merasakan hal yang sangat menyakitkan itu akhirnya aku terbebas dari perasaan itu. Ahhh, aku dapat melihat langit. Anginnya benar – benar kencang. Jadi surga adalah tempat seperti ini. Tapi mengapa aku terbang? Wah, ada laut...
"Heh? Aku masih bisa membuka mataku? Langit? Aku terjatuh? Air?"
Blurrr!!!
Tidak aku tenggelam. Apakah di surga masih bisa merasakan sakit karena tenggelam. Ini bukan surga!
"Argh, blug blug blug"
Setelah aku mengalami kematian bukankah seharusnya aku pergi ke surga? Aku adalah orang yang baik sebelumnya. Mengapa aku harus terjatuh ke sebuah lautan seperti ini?
"Aku tidak melihat apapun selain air disini. Dimana aku sebenarnya? Bukankah seharusnya beberapa waktu yang lalu aku telah mati? Lalu, bagaimana bisa?"
Aku benar – benar tidak tahu tempat apa ini. Mengapa hanya ada air? Aku mati saat hari masih pagi, dan disini sudah terlihat gelap.
"Tidak, sebelum itu apakah aku harus keluar dari lautan yang luas ini? Jangan bercanda! Jika memang ini mimpi sungguh sangat kelewatan aku tidak terbangun dari tidurku setelah tertabrak dan merasakan sakit tadi. Sungguh, takdir bodoh macam apa ini ya tuhan!"
Baik aku akan mencoba untuk tenang dan mencoba mengetahui arah angin dengan jariku yang basah dan aku harus tetap megambang disini.
Dugaanku benar, angin darat pasti terjadi di malam hari.
"Benar – benar seperti orang bodoh saja. Harus berenang melawan angin darat. Jika saja aku tidak terjatuh di lautan bodoh ini aku tidak akan mau melakukan hal ini."
Setelah berteriak seperti itu aku segera berenang ke arah darat dengan petunjuk angin darat. Selain itu, aku merasakan sebuah kejanggalan pada tubuhku saat terjatuh tadi tubuhku tidak hancur dari ketinggian seperti itu.
Aku tidak akan memikirkan itu sekarang dan harus tetap fokus menjaga tubuhku tetap aman dan tidak terjadi kram saat berenang.
***
Clash!!! Clash!!!
Suara guntur bergemuruh bersama awan hitam dan badai terjadi.
Kenapa harus terjadi badai sekarang? Walaupun hal ini sia – sia aku akan mencoba untuk berenang ke dalam air sampai melewati badai ini. Tapi aku benar – benar harus menahan nafasku. Masalahnya adalah berapa lama aku bisa bertahan.
Sudah berapa lama aku menyelam dan menahan nafasku? Aku tidak melihat tanda – tanda ada sebuah pulau. Aku akan ke permukaan untuk melihat apakah sudah melewati badai.
Clash!!!
Petir itu membuatku terkejut dan kakiku terasa sangat sakit karena mengalami kram. Aku tidak bisa melanjutkannya.
"Arghhh..., kakiku! Arghhhh, siapapun tolong aku! Arghhh blplplblpppl"
Hahaha, menyedihkan! Aku tenggelam? Apakah aku akan mati lagi? Tidak, aku tidak mau! Takdir macam apa yang saat ini menimpaku. Kesialan beruntun menghampiriku. Untuk apa aku menangis, aku tahu tidak ada yang akan mendengar dan menolongku disini.
Ah, aku benar – benar berharap ada sebuah pertolongan dan keselamatan untuk diriku. Sungguh menyedihkan, saat ini pun harus menahan nafasku demi mengharapkan sebuah pertolongan. Dadaku terasa sesak sekali, tapi aku berharap bisa bertahan.
Dengan itu, Paul kehilangan kesadarannya...
[ New Skill ] – Kebal Suhu Rendah diperoleh
[ New Skill ] – Nafas Panjang diperoleh
[ New Skill ] – Perenang Handal diperoleh
[ New Skill ] – Bernafas di Air diperoleh
Selamat anda telah mendapatkan beberapa skill baru!
Suara siapa itu? Mengapa aku bisa mendengarnya? Apakah itu artinya aku masih hidup?
Baiklah, kupikir masih bisa membuka mataku lagi. Dan apa yang ada dihadapanku? Bukankah aku tenggelam, dan mengapa aku bisa bernafas?
Apakah notifikasi yang sedang aku lihat ini benar – benar bisa memberiku sebuah skill seperti sebuah game? Tenang, aku harus segera pergi dari lautan ini.
"Aku akan melakukan sesuatu dengan notifikasi ini nanti."
***
Sebelum itu, aku harus segera ke permukaan setelah kakiku tidak terasa sakit lagi. Sementara itu, karena telah berhasil memperoleh skill bernafas di dalam air aku akan menunggu sebentar lagi disini.
Paul sangat berkonsentrasi dan fokus agar ketenangannya tidak kacau. Padahal keadaan disekitarnya sangat mengerikan dan gelap karena berada di dasar laut.
Hal itu merupakan fakta bahwa Paul telah tenggelam sangat lama. Ia harus segera ke permukaan.
Setelah beberapa saat, kakinya terasa lebih baik dari sebelumnya sehingga ia bergegas menuju ke permukaan.
"Aku sudah merasa lebih baik sekarang, aku harus ke permukaan agar mengetahui tempat apa ini sebenarnya."
Paul terus berenang menuju ke atas permukaan. Namun, dengan sekuat tenaga pun itu tidak membuatnya cepat keluar dari sana.
"Aku merasa sudah lama bergerak ke atas, tapi sama sekali belum melihat cahaya seakan sudah dekat dengan permukaan. Ini meyakinkan aku bahwa aku berada masih berada di tengah laut saat ini."
Setelah bergumam dan mengetahui kondisi saat ini, Paul tidak menyerah dan terus berenang menuju ke permukaan. Saat itu, banyak sekali kejanggalan yang terjadi di dalam laut tersebut.
Contohnya, Paul tidak melihat adanya ikan berbahaya seperti hiu yang ada di kehidupannya sebelumnya. Tekanan air yang tidak terlalu berat untuk dirasakan seorang manusia. Paul sangat penasaran dengan apa yang terjadi dan tempat apa yang saat ini ia sedang berada.
"Akhirnya aku sampai di permukaan."
Paul sampai di permukaan dalam waktu yang lumayan lama. Karena saat di permukaan, hari sudah hampir pagi.