Burung-burung itu berkicau, bertengger di dahan pohon yang sangat tinggi. Rose menyeruput teh hangat nya dengan memandang pemandangannya dipagi hari yang begitu menyegarkan sekali. Kenapa dirinya saat ini? Kenapa dia sedikit labil dengan keadaan sekitarnya? Apakah karena badai yang datang kemarin malam? Perasaan nya jadi berubah-ubah saat ini.
"Rose ya... Kau harus bicara dengan ibumu. Dia akan pergi ke Prancis untuk pembukaan produk skin care pemutuh terbarunya." Kata Amber dengan menyiapkan makanan untuk teman nya ini.
"Hmm... Aku tidak peduli lagi dengan nya. Biarpun dia akan pergi ke Eropa pun, aku tidak peduli." Jawab Rose dengan masuk ke dalam kamar mandi dan segera membersihkan tubuh nya.
Dia ada kelas siang hari ini, jam 2 siang dia harus pergi ke kampus nya dan menyiapkan semua musik yang akan dia gunakan sebagai sample debut nya dalam kurun waktu 2 bulan an.
Amber menatap kamarnya Rose yang tidak seperti biasanya, ini lebih rapi sekali. Tadi pagi dia juga menemukan sebuah vacum clenaer yang sepertinya baru saja digunakan, apakah ini tanda nya kemarin malam Pak Jay dan Rose melakukan sesuatu? Agar mereka saling nyaman?
Karena tidak ingin pikiran nya terus terusan kotor, Amber segera menatap kamar nya Rose kembali, dan menatap sebuah kertas kecil yang ada di lampu tidurnya. Dia ingin membukanya, tapi tiba tiba saja Rose kembali lagi ke kamar dengan mengambil handuk.
"Ya, jangan lihat lihat kamar ku. Pergilah." Kata Rose dengan mengayunkan tangan nya, tanda mengusir.
Di dalam kamar mandi Rose jadi tidak nyaman. Pasti ini karena dia baru saja bermalam dengan Dosen Jay untuk yang kesekian kalinya. Dia menatap wajah nya yang begitu kusut sekali, tapi dia mewajarkan hal itu.
Rose mengoleskan produk skin care ibunya, itu adalah pertama kalinya dia memakai skin care. Besok dia harus pergi ke ulang tahun nya Wendy dengan menjadi wajah yang baru. Dia harus mempersiapkan semuanya dengan baik.
Rose mengoleskan beberapa cairan itu ke wajah nya. Mengusap usap nya dengan sangat baik.
"Ahh... Ini bagus sekali. Rupanya ibuku cukup pintar." Kata Rose dengan tersenyum tipis.
"Ya Mis Rose! Jangan memakai skin care dengan menyikat gigi! Kau tahu cara menggunakan nya kan??" Tanya Amber yang menunggu teman nya itu diluar.
"Jangan merendahkan ku! Aku juga seorang wanita, aku tahu cara menggunakan ini!" Teriak Rose dengan merasa sangat bad mood sekali.
Dia bahkan jarang sekali menggunakan pelembab pada wajah nya dan ini lah sebab nya kenapa dia sering disebut sebagai 'Wajah berdaki' untung saja meskipun dia malas merawat wajah nya, dia jarang sekali berjerawat, dia bahkan jarang sekali mengalami muka berminyak.
"Aku tidak percaya dia adalah anak dari agensi XY entertainment. Cih. Dia berani berani nya membohongi ku. Bukankah anak dari XY entertainment begitu tampan? Tapi..."
Rose menutup mulutnya dengan sangat terkejut sekali akan hal ini. Dia sampai sampai tergelincir dan membuat ujung bibirnya jadi berdarah karena tergores kuku nya saat menutup mulutnya.
Bruk!
Amber yang ada diluar terkejut, dia langsung menerobos pintu kamar mandi yang tidak terkunci itu. Dan lihatlah... Ini sangatlah membuatnya jadi merasa aneh sekali....
"Ya... Kenapa kamu ada di bawah ahahahaha!bwahahahaha! Kau jatuh? Tergelincir? Bwahahahaha!!" Tawa Amber yang bukannya menolong malah tertawa.
"Dasar Dajjal." Ketus Rose dengan meminta tolong Amber untuk menolong nya.
Sedangkan Amber hanya tertawa dan akhirnya membantu wanita ini untuk bangkit berdiri. Ini sangatlah membuatnya tertawa sekali. Tidak tau kenapa dia suka sekali menatap wajah yang ada didepan nya ini.
"Aku harus bertemu dengan Jerome. Dia memberikan ku inspirasi lagu. Kau tau kan, dia pemain keyboard terbaik." Kata Rose dengan berusaha untuk tampil feminim saat ini.
Jerome adalah orang yang pernah membuatnya berdebar dulu, mungkin dua tahun yang lalu? Tapi dia melupakan kenangan pahit itu hanya karena buku diary nya dibuka oleh salah satu orang yang ada dikelas nya.
"Ya... Kau masih mengingat kenangan itu? Bahkan mungkin saja Jerome sudah lupa. Apa yang harus kau cemaskan?" Tanya Amber dengan membantu Rose untuk menuangkan air di bath up.
"Ya Amber, apakah tubuh ku bagus?" Tanya Rose dengan berusaha membuka bajunya.
"Ya! Don't do that! Aku akan keluar!" Teriak Amber yang sadar jika teman nya itu begitu stress.
Dia tidak habis pikir dengan Rose, kenapa anak itu terlalu pemikir? Kenapa pikiran nya begitu panjang sekali? Jujur dia merasa kagum dengan Rose yang tampil lebih dewasa.
Rose didalam kamar mandi hanya menghela napas nya. Dia tidak tau harus menjadi seorang yang seperti apa nanti.
"Benar, seniman mudah sekali labil. Aku benci sekali perasaan ini...." Ucap Rose dengan menatap tubuh nya yang begitu bagus sekali.
Dia bahkan menyentuh kulitnya sembari bergumam.
"Aku sedikit bersyukur terlahir menjadi putrinya. Dia pasti menjaga kulit ku hingga sempurna..." Kata Rose dengan cengiran nya.
---***---
Kampus, 13.45 GMT+11
"Aku bingung kenapa kamu sekarang ada disini." Ucap Rose dengan merasa sangat sebal sekali.
"Sudah kubilang aku bisa membuat lagu yang bagus. Kamu mau mendengarkan sample nya? Kita akan kerja sama untuk festival musik London 4 bulan lagi." Kata Jerome yang sangat bersih keras akan hal ini.
Rose menarik Hoodie nya dan dia merapikan rambutnya yang terikat. Membaca lirik lagu nya Jerome. Dia merasa sangat tersentuh.
"Apakah ini tentang putus cinta? Sudah banyak orang yang menggunakan tema ini." Kata Rose dengan merasa tidak akan berhasil.
"Ya... Apa salah nya mencoba? Kau adalah penyanyi yang kompeten, musisi yang sangat berbakat. Dan kerja mu begitu baik. Ayah ku akan dengan sangat mudah membuat mu terkenal." Kata Jerome dengan merasa sangat bahagia sekali akan hal ini.
Dan setelah itu Rose meminum es coklat nya.
"Aku tidak ingin membicarakan hal ini terlalu lama, tapi kita harus mulai yakin akan hal ini." Ucap Jerome dengan menatap file yang diberikan oleh Rose.
Dia langsung memegang nya dan menancapkan nya ke ponsel nya. Memasang earphone nya.
"Ya! Kau!!--"
"Aku sudah mendengarnya." Ucap Jerome dengan tersenyum lebar.
"Oh ya, bagaimana dengan pasangan? Kamu telah menemukan nya?"
Rose menggelengkan kepalanya. Dia memakan macaron warna merah di hadapan nya. Rasanya manis sekali, dia suka.
"Aku tidak akan datang ke acara itu. Lagipula... Ulang tahun Wendy tidak berarti bagi ku. Aku dan dia juga tidak dekat. How about you?"
"Same like you. Bagaimana jika kita mengerjakan musik nya? Bersama sama?" Ujar Jerome dengan wajah nya yang masih sama, datar. Tidak berekspresi sama sekali.
"Tidak bisa. Aku... Aku... Ada makan malam dengan keluarga." Jawab Rose dengan mengangkat kedua alisnya.