webnovel

29. Dingin Sekali

Meja mereka berdua sekarang sangatlah hening sekali, karena merasa semuanya sudah cukup Rose langsung bangkit berdiri. Dia ada jam kelas di jam 2 siang ini, meski sedikit terlambat. Dia tidak peduli. Lagipula nomor urutnya sangatlah terakhir untuk ujian praktek.

"Ya, bisakah kau datang ke studio ku jam delapan malam? Aku akan menunjukkan masterpiece ku. Kamu penasaran kan?" Tanya Jerome dengan tersenyum lebar.

"He'em. Aku akan segera kesana." Jawab Rose dengan melambaikan tangan nya dan berjalan di koridor kampus nya.

Jujur dia sangatlah aneh sekali saat ini. Dia masuk ke dalam kelas nya, tepat ketika namanya disebutkan. Dia langsung mematikan lampunya, dia menatap Jerome yang ada di ambang pintu. Mengedipkan matanya.

Lima hari yang lalu mereka telah menyiapkan hal ini dengan sangat baik sekali.

Mereka semua menyalakan lagu 'DOPE' Dari BTS. Untuk ujian praktek di Australia, lagu lagu Kpop sangatlah sering kali diputar.

"Cause we got fire fire, Higher higher, I gotta make it, I gotta make it....." Nyanyi Rose yang membuat semua orang yang ada disini melompat dan begitu seru sekali, seperti party dadakan.

Musik DJ yang dimainkan oleh Jerome sangatlah pas, lighting nya yang begitu redup dan berkelip kelip, suasana yang menarik.

"Gobunhe gobunhae!!" Teriak mereka semua.

Rose tertawa, dia menatap Jerome yang ada disebelah nya. Pria yang terkenal dingin sekali ini rupanya bisa di ajak kerjasama juga.

Musik itu berhenti dan mereka semua mengeluhkan Rose. Sedangkan Dosen Jay yang ada disana tersenyum lebar, memberikan sebuah tepuk tangan dan langsung menuliskan nilai A plus untuk Jerome dan Rose.

"Good work! A plus untuk kalian." Ujar Dosen Jay dengan mengedipkan matanya pada Rose.

"Wha... Gila sih Rose sama Jerome kolaborasi... Lo pasti panas deh." Ucap Chika yang langsung bicara disamping nya Wendy.

"Apaan sih!" Ketus Wendy yang jadi merah padam jadinya.

Ya tentu saja dia merasakan sangat marah sekali saat ini, bisa bisa nya dia disepelekan begitu saja oleh semua orang. memangnya dia ini apa?

Rose yang ada disebelah nya Jerome langsung memberikan sebuah high five.

"Thanks Jer... Gue jadi dapat pusat perhatian ahaha."

Rose langsung pergi dari ruangan itu dan dia hendak pergi ke kamar mandi wanita, dia kebelet pipis. Tapi tiba tiba saja seseorang pria menarik tangan nya dan mengatakan sesuatu.

"Aku telah mendapatkan rekaman mu tadi. Aku akan menunjukkan nya pada boss XY entertainment. Mungkin dalam waktu tiga hari dari sekarang kau akan mendapatkan wawancara." Kata Dosen Jay dengan mengedipkan matanya.

Membuat Jerome yang ada disana jadi kebingungan sekali. Kenapa Rose dan Dosen Jay dekat sekali?

"Good job Jerome." Ucap Dosen Jay dengan meninggalkan mereka dan menepuk pundak Jerome.

Jerome yang hendak naik tangga langsung batal. Dia menatap Rose yang ada disana dengan serius.

Dan menanyakan apa yang sebenernya terjadi disini.

"Kau pacaran dengan Dosen Jay?" Tanya Jerome.

"Ya engga lah, bentar tolong pegangin gitar ku. Aku kebelet pipis!" Kata Rose dengan tidak bisa menahan rasa pengen pipisnya ini. Dia merasa sangat tersiksa sekali saat ini.

Astaga kenapa saat dosen Jay mengedipkan matanya dia langsung berdebar? Dia jadi gugup bahkan saat dia buang air kecil.

"Rose ya, aku akan meninggalkan Gitar mu disini!! Ada Wendy!" Teriak Jerome.

Wendy yang ada disana menatap gitarnya Rose, dan dia langsung masuk ke dalam kamar mandi tanpa basa basi lagi.

Dork! Dok! Dok! Dok! Dia mengetuk pintu dengan sangat keras sekali hingga dia tidak tahankan diri.

"Dasar bajingan! Keluarlah!!" Teriak Wendy.

Tapi dia menggedor pintu yang salah. Dia mengetuk pintu bagian kiri padahal Rose di bagian kanan pojok.

"Kau memanggil siapa?" Tanya Rose dengan merasa bingung jadinya.

Wendy yang ada disana sedikit malu tapi dia menarik rambutnya Rose dan memasukkan wajah gadis itu ke wastafel yang Telah dia isi dengan air dengan penuh.

Membuat Rose kesusahan bernapas. Bahkan dia menelan beberapa airnya.

Rose terbelalak. Wendy yang disana tidak berhenti disana saja, dia menarik rambutnya lagi dan menggeret nya hingga keluar dari kamar mandi.

"Ya ya Wen, cukup cukup ini udah keterlaluan tau." Kata teman teman nya

Wendy yang ada disana menarik tas berisi gitar itu, kemudian dia mengangkat nya tinggi tinggi.

"Ya!!!" Teriak Jerome yang segera menghentikan gerakan nya Wendy yang ceroboh itu.

Dasar wanita ini membuatnya kesal saja. Ia langsung menarik gitar itu dari tangan nya gadis ini dan kemudian menarik balik rambutnya Wendy.

Tak! Itu bahkan membuat otot otot nya Wendy jadi berbunyi.

"Kau kejam sekali dengan teman mu sendiri." Ucap Jerome dengan suara nya yang serak basah dan begitu berwibawa Sekali.

Rose yang ada disana jadi kebingungan sekali, apa yang harus dia lakukan dengan anak ini? Sedangkan Jerome tiba tiba saja menarik tangan Rose secara perlahan. Rose menarik tas gitarnya balik.

"Are you okay?" Tanya Jerome dengan menatap wajah dan rambutnya Rose yang berantakan. Akan jadi pusat perhatian dan cemoohan nanti nya.

"Aku punya topi dan kau harus berganti pakaian, baju lengan panjang ku dulu. Ini bersih." Ujar Jerome dengan mengantarkan Rose kembali ke dalam kamar mandi. Ia pun masuk ke dalam nya.

"Ka-kau... Tidak harus mengantarkan ku..." Ucap Rose yang kedinginan.

"Tak apa. Aku akan mengantarkan mu. Akan bahaya jika kamu jatuh sendirian." Jawab Jerome dengan wajah nya yang dingin itu.

Wendy menahan tangan nya Jerome tapi langsung ditepis. Ini sangat menyebalkan sekali. Dia merasa sangat frustrasi sekali entah mengapa. Rose yang ada disana segera masuk meskipun dia jadi agak risih. Tapi tidak ada pilihan lagi. Dia sendiri pun takut dengan Wendy.

.

.

.

.

"Lain kali hati hati...." Ucap Jerome dengan menatap wajah nya Rose yang memerah karena ketakutan.

"Ka-kamu seharusnya tidak meninggalkan ku..." Lirih Rose dengan menundukkan kepalanya. Dia memainkan kuku jari nya hingga tidak beraturan.

"Kau bisa melukai jari cantik mu." Ucap Jerome dengan menggenggam tangan nya Rose.

Hari ini sedang turun hujan yang sangat deras sekali, jadi akan sangat dingin sekali. Ia bahkan menggigil tak karuan. Ini begitu dingin.

"Ah... Jadi mereka berkencan?" Kata Dosen Jay dengan menatap dua mahasiwa nya yang sedang bergandengan tangan nya.

"Hm, i don't care. Anak muda." Ujar Dosen Jay dengan menggunakan payung nya dan berjalan ke arah parkiran.

Meski dia rasa ada yang aneh akan hal ini.

"Jerome... Thank you so much." Ucap Rose dengan memeluk pria itu.

Suasana yang dingin ini jadi mencair karena tubuh nya Jerome.

"Mm... Mereka beneran berkencan." Celetuk Dosen Jay yang berjalan begitu saja.

Next chapter