webnovel

Kemunculan Alex Kembali

Dita memulai harinya seperti biasanya. mencium ibunya dan berangkat ke sekolah. ditengah perjalanan menuju sekolah, dia melihat irma yang juga menuju kesekolah. dia bergegas mengejar irma untuk menyapanya. dita sangat ingin sekali mendapatkan kembali sahabat satu-satunya yang dia miliki itu. dia berusaha mengabaikan rasa bimbang yang ada dalam benaknya hanya demi mempertahankan persahabatannya dengan irma. baginya perkataan irma mungkin ada benarnya. walaupun tidak bisa saling memiliki sebagai pasangan, setidaknya mereka bisa saling memiliki sebagai sahabat.

"Bang Alex.." teriak dita saat tangannya tiba-tiba ditarik oleh seseorang dan membawanya menjauh dari sekolah. "dit, aku mau ngomong sama kamu." kata alex yang masih memegang erat tangan dita karna takut dita pergi gitu aja. "apa sih bang? mana pacar abang itu. kalau abang tarik dan bawa aku kesini hanya untuk menjelaskan dan minta maaf, abang gak usah buang-buang waktu dengan kayak gini. lagian aku udah maafin abang kok. jujur, hatiku memang sakit melihat dan mendengar semuanya. dan bahkan sekarang pun masih sakit. tapi aku udah gak peduli lagi. masalahku yang sekarang udah semakin banyak dan bahkan tidak bisa ku kontrol. aku gak benar-benar gak ada waktu untuk membahas tentang aku sama abang lagi. sekarang udah ya, aku mau ke sekolah jadi tolong abang lepasin tangan aku dulu. aku gak mau terlambat dan menambah masalah lagi. kalau abang mau ngomong, kita bisa ngobrolnya nanti sepulang sekolah. aku bisa sempatkan waktu untuk..." mulut dita tertutup oleh tangan alex dan alex juga berusaha membawa dita pergi jauh untuk sementara waktu.

.

"Abang mau apa sih? aku mau dibawa kemana? aku harus kesekolah bang. tolong dong abang ngertiin posisi aku. aku gak mau gagal tahun ini apalagi sampai dikeluarkan lagi dari sekolah bang, aku udah kelas tiga." oceh dita yang takut dia diculik oleh alex. "Turun.. Nanti pulang sekolah, aku jemput. usahain sebisa mungkin irma pulang lebih dulu dari kamu. abang gak mau kalau irma marah dan libatin kamu karna abang jarang ada waktu buat dia." kata Alex yang telah mengantar dita kembali kesekolah tepat waktu.

.

"Dit, kamu masih marah ya sama aku?" kata irma yang berusaha meminta penjelasan kepada sahabatnya itu. "nggak kok ir, aku gak marah. aku ngerti kok, walaupun sulit untuk memahami hal itu, tapi aku mau berusaha terima kau apa adanya. kau itu satu-satunya sahabat aku ir. aku gak mau kehilangan orang yang masuk kedalam daftar orang yang paling berharga dalam hidup aku." kata dita sambil tersenyum. irma merasa sangat bahagia dan langsung memeluk dita. "makasih ya dit. aku bisa terima kok kalau kita gak bisa lebih dari sebatas sahabat. ayo kita pulang bareng." kata irma sambil menawarkan dita untuk pulang bareng dirinya. "Maaf ir, aku ada janji sama mama. jadi aku mau langsung ke saloon mama aja." kata dita lembut agar penolakkannya itu tidak dicurigai oleh irma. "yaudah deh, aku pulang duluan ya. salam buat tante. hari sabtu aku main ke rumah kamu." kata irma sambil melangkah pergi dari sekolah pulang ke rumah.

.

"kita mau kemana sih bang?" tanya dita penasaran kepada alex yang sedang fokus menyetir mobil. "ke restaurant tempat makan malam kita pertama" jawab alex yang semakin mempercepat laju mobilnya." dita pun hanya bisa duduk diam seakan pasrah dengan keadaan dan suasana canggung di dalam mobil.

Dalam keheningan dita kebingungan dengan sikap alex yang sedari tadi tidak bersuara. "kita lagi nunggu orang ya bang? abang udah setengah jam nyulik aku dan bawa aku ke tempat ini tanpa ada kejelasan apa yang sebenarnya mau abang omongi ke aku." kata dita sewot. "dit, kamu ingat gak kejadiaan disaat aku ngungkapi isi hatiku ke kamu?" kata alex. "iya. dan bodohnya aku, aku mau percaya dan terbuai dengan kata-kata yang seharusnya aku sadar kalau itu hanya sebuah senjata bagi orang yang sedang berburu mencari mangsa. bukan.... bagi orang yang sudah menargetkan dan mengunci mangsanya. dan disaat si mangsa sudah terkunci, orang itu mulai meluncurkan serangan. tapi beruntungnya, si mangsa memiliki orang-orang yang baik dan peduli dengan dia. jadi dia bisa tersadar dan bahkan terbebas." kata dita dengan nada yang cukup sinis memotong omongan alex yang belum sempat dia selesaikan.

"kamu masih marah ya dit? aku minta maaf dit. iya, aku akui memang tindakan aku bisa dikatakan jahat dan cukup kejam. iya, awalnya aku memang memiliki rencana untuk mendekati kamu hanya untuk menjauhkan sandra yang terlalu terobsesi dengan aku. NGGAK.. terobsesi dengan kenaikan popularitasnya dikampus. aku gak akan mampu dengan tega nyakitin kamu. aku udah anggap kamu sebagai adikku sendiri. belum lagi kamu itu teman bahkan sahabat terdekat adikku." terang alex yang berusaha meminta maaf dengan dita. dita hanya bisa berfikir dan merenungkan setiap kata yang keluar dari mulut alex.

dita adalah orang yang cukup dewasa walaupun dia masih duduk di bangku sma, tapi melalui rasa sakit serta kepedihan hidup yang sudah dia lalui dan dapat, dia mampu mengotrol rasa amarah dan sedihnya. dia juga dapat dengan mudah memahami sesuatu dan tidak memendam perasaannya terlalu lama.

"aku sebenarnya sudah memaafkan abang, tapi yang aku bingung itu adalah. kenapa abang tiba-tiba menghilang, seakan abang memang sengaja menjauh. dan sekarang abang tiba-tiba muncul, terus bawa aku kesini dan ceritakan semua itu. aku gak tau apa tujuan abang sebenarnya. tapi aku merasa kalau abang sekarang lagi benar-benar butuh bantuan" kata dita penasaran.

tetesan suara hujan mulai memecahkan suara mereka direstaurant itu. air hujan yang mengalir dijendela seakan menambahkan rasa bimbang dihati alex. dia ingin sekali menjauh dari sandra dan meminta bantuan kepada dita, tapi dia juga tidak ingin perasaan atas keanggunan dan kepolosan dita saat dipesta waktu itu muncul kembali. ditambah lagi dengan kedekatan dita dengan adik kesayangannya itu.

alex takut bahwa dita menceritakan semuanya nanti kepada irma. alex paling takut nantinya irma ikut campur dengan urusan dia dan sandra. alex paling takut kalau sandra nanti akan menyakiti irma, ditambah dengan informasi yang dia ketahui, bahwa sandra memiliki Frits yang tidak lain adalah sepupu sandra yang merupakan ketua gangster dan musuh terberat alex.

"kamu benar dit. abang sebenarnya ada sedikit masalah dan memang lagi butuh bantuan kamu. melihat sikap kamu ke sandra di pesta waktu itu, abang yakin kalau kecerdikan dan keberanian kamu, kamu bisa mengatasi kelicikan sandra. kamu mau gak bantu abang?" tanya alex berharap dita setuju membantu dirinya. "sebelum aku setuju dengan rencana yang abang bikin, aku perlu memahami bagaimana ceritanya dan dimana letak titik permasalahannya dan apa yang harus aku lakukan untuk membantu abang.." kata dita meyakinkan alex.

"jadi gini sebenarnya dit..."

Next chapter