webnovel

Permintaan Seorang Adik

Percikan air di jalanan yang basah akibat derasnya hujan yang turun terus menemani laju kendaraan bang alex yang membawaku pulang menuju rumah. agak aneh sebenarnya disaat aku menyetujui untuk ikut kedalam rencana bang alex. tapi aku juga tidak ingin sahabatku yang paling kusayang ada di dalam bahaya. aku berharap disaat irma mengetahui semuanya nanti, dia dapat mengerti bahwa tujuanku dan bang alex yang sebenarnya adalah untuk melindungi dia dari sandra yang sangat terobsesi dengan abangnya.

"bang, apa nggak sebaiknya kita ceritakan semuanya kepada irma? aku khawatir dia akan salah paham dengan aku, aku sangat paham dengan sifatnya. aku gak peduli kalau nantinya dia bakalan marah dengan abang. tapi aku gak mau dia nantinya marah denganku dan merusak persahabatan kami. aku udah janji dengan dia untuk gak ninggalin dia sendiri dalam suasana apa pun. karena dia sering merasa sendiri dan kesepian." kata dita yang mengkhawatirkan sabatnya yang tidak lain adalah adiknya alex.

"aku tidak menyangka bahwa irma sering merasa kesepian. memang benar kalau aku semakin jarang meluangkan waktuku untuknya. aku harus berbuat sesuatu untuk itu." kata alex dalam benak pikirannya.

alex menghentikan mobilnya dipinggir jalan karna takut perbincangan antara dia dan dita mengenai adik kesayangannya itu dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. "ada saatnya nanti kita kasih tau irma, dit. yang sekarang kita bisa lakukan adalah meminimalisir kemungkinan terburuk yang mungkin akan dilakukan sandra ke irma. abang harap kamu bisa mengerti ya dit." kata alex meyakinkan dan tanpa sengaja memegang tangan dita.

keduanya terdiam terpaku menatap satu sama lain. seakan ingin mengatakan sesuatu yang sebenarnya sudah terpendam sejak lama, tapi takut bahwa dita nantinya akan memiliki fikiran buruk dan semakin membenci dia. alex menatap mata dita sangat dalam dengan penuh arti dan semakin erat menggenggam tangan dita seolah tidak ingin melepaskan dita dengan mengulang kebodohannya karena sandra berhasil mengancam dan membodohinya.

Perlahan tangan alex membelai pipi kiri dita dengan sangat lembut dan hati-hati. dita juga seolah menikmati sentuhan tangan alex yang membuat dirinya seakan melayang. seolah takut dilempar kembali ke lubang yang sangat dalam, dita menghentikan tangan laex yang sangat lembut terhadap pipinya. dita juga sangat mengerti dirinya yang memang saat ini tidak bisa mengontrol nafsunya terhadap pria tinggi dengan dada bidang dan berbulu tipis itu.

"bang..." kata dita yang melepas sentuhan alex di pipinya. seolah menahan hasratnya yang sebenarnya merasakan lembut dan hangatnya belaian alex. ditambah dinginnya cuaca yang saat ini memang sangat mendukung kedua sejoli itu untuk bersentuhan dan saling menghangatkan satu sama lain.

dita menatap alex dengan ragu namun ingin. alex pun juga menatap dita dengan penuh keyakinan bahwa dirinya tidak akan meninggalkan gadis seksi namun tomboy itu. alex menggenggam tangan dita yang menahannya dan mencoba menyentuh pipi kanan dita dengan tangan yang satunya. berbeda dengan sebelumnya, kali ini dita membiarkan alex menyentuh lembut pipinya. tanpa ingin mendustai hati dan pikirannya yang mana dia juga saat ini benar-benar butuh ketenangan itu. ditambah kelakuan irma yang menyentuh dan menggoda imannya itu yang tidak bisa dihentikan olehnya. dia ingin meyakinkan dirinya bahwa dia adalah perempuan normal yang suka dan memiliki nafsu dengan lelaki yang tampan dan gagah seperti yang ada di depannya itu.

alex menyentuh lembut bibir dita dan tersenyum melihat reaksi dita yang memang tidak bisa membohongi diri sendiri itu. dita menutup matanya dan menikmati setiap belaian pria yang tidak lain adalah kakak dari sahabatnya itu. dengan hati yang sangat berdebar-debar seolah berada diantara tidak sabar untuk mengecup bibir merah muda wanita remaja yang ada disampingnya itu atau takut dan bersiap menerima tamparan yang nantinya akan dilayangkan oleh dita, alex mendekati wajahnya dan menarik wajah dita hingga bibir mereka berdua bersentuhan. merasakan dita yang sepertinya tidak akan memberi tamparan untuknya, alex mengucup bibir merah muda anak remaja itu lagi. mengecup bibirnya dengan waktu yang cukup lama, alex merasakan bahwa dita menikmati ciuman yang semakin lama semakin panas itu.

seakan melampiaskan nafsunya yang tertahan terhadap perempuan ramaja itu, alex memasukkan dan memainkan lidahnya kedalam mulut dita. desahan dita seperti mengisyaratkan kenikmatan dan tidak ingin berhenti, tangan alex turun ke payudara dita yang sedari tadi menantang sentuhan dan belaian tangan alex. alex pun tanpa sadar membuka seragam sekolah anak remaja perawan itu dan meremas segumpal daging dari bagian tubuh dita yang bagaikan buah pepaya itu. alex dan dita sangat menikmati keadaan yang semakin memanas di dalam mobil alex.

Remasan itu membuat dita mendesah keenakan dan tidak ingin mengakhirinya begitu saja. desahan merdu yang terdengar di telinga alex membuat dia semakin menggila dan tanpa sengaja menurunkan tangan dita ke batang yang ntah dari kapan sudah mengeras dan menuntut untuk keluar dari celana yang dia rasa semakin menyempit itu. dengan mengikuti naluri dan nafsunya yang sangat besar akibat kecupan dan remasan alex terhadap payudaranya yang seakan semakin membesar, dita membuka resleting celana alex dan mengeluarkan batang alex yang sudah dari tadi meronta-ronta itu. tidak hanya itu, dia juga mengikuti irama tangan alex yang menggenggam tangannya yang menggenggam batang lelaki kekar itu. seolah sudah terbiasa, naik turunnya tangan irma semakin cepat. alex pun dengan pikiran gila perlahan meraba dan memasukan jarinya ke bagian intim dari dita yang ternyata sudah basah dan menggoda itu.

irama keduanya memainkan dagian intim satu sama lain semakin cepat. detak jantung mereka berdua juga semakin cepat. seakan merasakan sesuatu akan keluar dari dalam, alex kembali mencium dan menggigit pelan bibir dita. desahan dita yang sangat menggoda telinga alex itu membuat alex mempercepat ritme jarinya.

"bang alex.. aaahhhhh... baaanngg aalleeexxx.. sttoopp.. baangg allleeeex...aaaaaaaaaaaaahhhhh" teriak dita yang tanpa sadar ada cairan yang sedikit lengket keluar dan lengket di jari alex. alex pun secara reflex mengambil tisu dan menutup kepala batang yang kemudian mengeluarkan cairan lengket juga.

keduanya saling merasa malu terhadap satu sama lain. mereka membereskan pakaian mereka dan melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah.

"maafkan aku ya dit, aku tau kalau kamu bakalan mikir kalau aku lelaki bejat. aku gak bisa menahan perasaanku dan keinginanku terhadapmu. aku harap kamu gak mengubah pikiran kamu untuk membantuku." kata alex yang berusaha menahan dita untuk masuk ke dalam rumah sebelum memberi kepastian. "aku juga minta maaf ya bang. aku sebenarnya malu atas apa yang udah aku lakuin tadi. aku tadi juga sebenarnya mau buktiin ke diriku mengenai perasaanku yang sebenarnya. jujur, aku malu untuk mengakui diriku yang memiliki nafsu yang sangat tinggi." kata dita yang menundukkan kepalanya karena rasa malu yang teramat sangat dalam.

"bang... abang bilang kan kalau aku itu udah abang anggap sebagai adik abang sendiri. aku mau abang buktiin dengan tindakan abang, bukan hanya sekedar untaian kata aja." kata dita sambil mengangkat kepalanya.

alex hanya terdiam dan tidak memiliki sepatah katapun untuk menjawab perkataan wanita yang ada dihadapannya itu. seakan dia baru saja mendapatkan perasaan nyaman dan takut kehilangan seseorang yang sangat berharga untuknya selain keluarganya, dia harus mengubur perasaannya terhadap wanita yang sudah membuka hatinya. mau ataupun tidak mau, alex harus menerima permintaan dan kenyataan bahwa dia harus menganggap dan memperlakukan dita sebagai adiknya sendiri.

.

....

Next chapter