"jalanmu lamban sekali Ed" keluh Olivier melihat Edgar yang masih tertinggal jauh dibelakangnya.
Mereka sudah tiba di Morza Land , sebuah tempat dimana ditumbuhi rumput hijau yang tidak terlalu tinggi, seperti savana tapi bentuknya menyerupai lapangan Golf dengan beberapa gundukan yang membentuk seperti bukit.
Langkah Edgar bukan lambat, tapi dirinya terpukau dengan keindahan alam yang ada di Morza Land, ini pertama kalinya bagi Edgar menginjakkan kakinya ke tempat ini, Ia berdecak kagum, karena tempat ini tampak seperti surga bagi Edgar, ditambah lagi dirinya saat ini sedang bersama kekasihnya, membuat Edgar sedikit penasaran ingin mencoba apakah bercinta di tempat seperti ini akan terasa berbeda, Edgar menggelengkan kepala, bisa-bisanya berpikir yang tidak-tidak disaat yang tidak tepat.
"dasar Edgar si otak kotor" Gerutu Edgar didalam hati.
Olivier berbalik arah mendekati Edgar yang memejamkan matanya, Edgar menghirup angin segar yang berhembus menggoyang rerumputan Morza Land.
Morza Land adalah batas perbukitan antara Femigo dan Sura, mereka sudah menyebrangi Borka River, Namun satu hal membuat Olivier sedikit Ragu, Ia harus melewati wilayah Musuh Lamanya sebelum akhirnya memasuki Kota Utama Femigo, Musuh yang dendam karena berhasil dikelabui Olivier beberapa tahun lalu, Musuh itu tetap menunggu Olivier hingga saat ini.
Olivier mencoba menutupi kegusarannya, agar Edgar tidak takut, sebenarnya bukan dirinya sendiri yang dikhawatirkan Olivier, tapi Edgar, Ia takut musuhnya mencelakai Edgar.
"kita harus cepat, kau lamban sekali" Gerutu Olivier mengangkat tubuh kekasihnya, Ia membawa tubuh Edgar bak orang yang memikul kayu bakar di pundak.
"lepaskan aku !! aku masih mau melihat keindahan ini" teriak Edgar meronta memukul punggung raksasa yang Ia cintai.
Namun Olivier berpura-pura tidak mendengar, Ia terus dengan rasa cuek memikul tubuh Edgar hanya dengan satu tangan, "Apa kau tidak takut Morza Land hancur?" tanya Olivier yang menghancurkan rerumputan Morza Land, jelas saja, telapak kakinya yang besar mampu menginjak rerumputan beberapa meter.
"hancur--kenapa?" Edgar menghentikan pemberontakannya diatas pundak Olivier, Ia bahkan mulai menikmati berpangku tangan diatas sana.
Olivier mempererat lingkaran tangannya di pinggang Edgar, sesekali Ia gemas meremas bokong kekasihnya.
"Kau membuat Morza Land hancur karena kau lebih indah darinya" Rayu Olivier yang sukses mendapatkan ciuman Edgar di pipinya yang lebar.
"Kau tahu?" Tanya Edgar, Olivier menggeleng, "Kau membuatku semakin mencintaimu"
Bagi Edgar, Olivier selalu mampu menbuatnya tersipu, setiap kata yang keluar dari mulut Olivier selalu saja kata-kata yang manis bagi seorang Edgar yang tidak pernah merasakan dimanja seperti ini.
"Kau salah" balas Olivier membuat Edgar kembali kebingungan, "Justru dirimulah yang membuatku semakin mencintaimu"
"tidak, pokoknya aku lebih mencintaimu" Edgar tidak mau kalah.
"Aku lebih mencintaimu" Jawab Olivier lagi.
"Aku lebih lebih lebih lebih lebih lebih mencintaimu" Edgar semakin tidak mau kalah.
"baiklah, Aku menyerah" Ujar Olivier, padahal hatinya bahagia mendengar kata-kata Edgar yang walaupun berlebihan.
Langkah Olivier terhenti, mereka sudah tiba di perbatasan Morza Land dengan Musuh Olivier.
"kkk--kenapa berhenti Olly?" tanya Edgar kebingungan.
"pejamkan matamu Ed, jangan membuka matamu sebelum aku memintamu membukanya!" perintah Olivier menurunkan Edgar dari pundaknya, Olivier membaringkan tubuh Edgar di rerumputan Morza Land.
"apapun yang terjadi, jangan pernah membuka matamu" bisik Olivier lagi.
Tak lama bumi terasa berguncang, tubuh Olivier ikut bergoyang, tapi anehnya tidak dengan Edgar, Ia tampak tenang seperti sedang tertidur, Olivier sangat bersyukur Edgar menuruti perintahnya.
Dari dalam tanah yang tidak jauh dari Olivier berdiri, keluarlah sosok tubuh Raksasa yang lebih tinggi dan lebih besar dari Olivier, Olivier yang memiliki tinggi 250 CM masih terasa mini bagi sosok itu, Sosok itu setinggi 700CM dengan otot otot yang terpahat di tubuhnya, kulitnya berwarna Abu-abu dengan penis menggantung sepanjang 180cm, panjangnya sama dengan tinggi badan Edgar, matanya merah, kepala nya botak, tampak sangat mengerikan.
"Apa kabar Olivier?" Ia menyapa dengan suara yang menggelegar,"lama tidak bertemu" ujarnya lagi,
Suaranya kencang, menggelegar memecah kesunyian, namun anehnya hanya Olivier yang mendengarnya, sedangkan Edgar masih terbaring santai tak ada apapun yang ia dengar selain desiran angin yang berhembus di Morza Land, Edgar sangat ingin tahu apa yang terjadi, namun Ia teringat pesan Olivier, jangan membuka mata sebelum Olivier menyuruhnya.
"Kau mau lewat Olivier?" Tanya sosok itu lagi.
Olivier mendongak, jantungnya berdegup kencang, tubuhnya kaku, Ia sebenarnya gentar, mengingat dulu Ia pernah membuat keputusan yang salah.
Olivier memejamkan mata, Ia mengingat masa lalunya saat melewati daerah ini.
Olivier pernah berada di tempat ini bersama kedua saudaranya yang sama posturnya dengan Olivier dan seorang Pria muda dengan postur tubuh seperti Edgar.
"Olimus, Olichard, Carlos" lirih Oliver yang masih memejamkan mata, ia seolah kembali ke masa lalunya.
Flashback masa lalu Olivier.
Olimus dan Olichard adalah saudara Olivier, sedangkan Carlos adalah kekasih bersama Olimus dan Olichard.
Kedua saudaranya itu mencintai Carlos secara bersamaan, begitu juga dengan Carlos.
Olimus dan Olichard tidak mempermasalahkan cinta segitiga mereka, mereka berbagi tubuh Carlos tanpa rasa sungkan, Carlos juga sama, Ia dengan ikhlas melayani kedua saudara Olivier dengan perasaan cinta yang tulus, tak masalah baginya lubang mulut dan lubang senggamanya dipenuhi oleh batang besar Olimus dan Olichard saat mereka bertiga berhubungan seksual, bagi Olimus dan Olichard kebahagiaan Carlos yang paling utama, mereka bertiga hidup damai dalam cinta yang sama besar.
Namun hal menyedihkan terjadi menimpa cinta dua saudaranya, Carlos harus dikorbankan menjadi Ficer, dan kebetulan yang menjadi Guard adalah Olimus, Olimus sangat sedih, Ia tidak ingin Carlos mati, apapun akan Ia lakukan demi Carlos.
Dibantu Olichard yang juga mencintai Carlos, diam-diam ketiga kekasih itu memberontak dan melarikan diri, namun hal itu diketahui Kerajaan Fikseidon, sehingga Olivier ditugaskan untuk mencari kedua saudaranya itu hidup ataupun mati.
Saat itu Olimus dan Olichard membawa Carlos melewati lokasi yang sama, Olivier berhasil mengejar mereka bertiga, Olivier tiba ditempat ini saat Olimus dan Olichard sedang berkelahi melawan Sosok yang sama, sosok yang menghadang mereka saat ini, sosok ini bernama Magento.
Berkat kepiawaian Olimus dan Olichard dalam memainkan pedang, mereka berdua hampir dapat melumpuhkan Magento, namun dengan bodohnya Olivier yang baru datang melihat Carlos terbaring menutup mata malah membangunkan Carlos, Ia mengira Carlos pingsan.
Hal itu membuat Carlos tersedot ke penis Magento, karena memang itulah pantangan yang harus dilakukan, bagi orang orang yang bukan berasal dari Muscula, orang orang tersebut tidak akan dapat mendengar pergerakan dari Magento jika mereka memejamkan mata.
Carlos yang tersedot kencang membuat pakaiannya hancur berantakan, Liang senggamanya persis menempel seperti magnet ke penis Magento yang mempunyai panjang 180CM, tentu saja hal itu langsung membuat nyawa Carlos melayang, Carlos mati dengan ditusuk penis Magento yang menembus lubang bawah sampai ke mulutnya.
Selain itu juga, salah satu sumber kekuatan Magento adalah dengan menembus manusia manusia bertubuh kecil seperti Edgar, itulah sebabnya Edgar tidak diperbolehkan membuka mata oleh Olivier.
Olimus dan Olichard yang melihat kejadian itu sontak menjadi lemah tak berdaya, Magento menggunakan kesempatan atas kesedihan dua saudara Olivier, dengan sekali kibasan tangan Magento yang mendapatkan kekuatan dari Carlos yang telah ia tembus, Olimus dan Olichard terpental sangat jauh, Olimus tertusuk pedangnya sendiri, sedangkan Olichard tertusuk pepohonan tajam, sehingga ketiga kekasih yang hidup saling mencintai dan berbagi cinta dengan tulus itu harus mati mengenaskan.
Olivier yang jaraknya cukup jauh ikut terpental karena angin yang dihasilkan kibasan tangan Magento, namun beruntung dirinya hanya pingsan, Ia berpura-pura mati untuk mengelabui Magento.
Flashback selesai.
Olivier membuka matanya lagi, Ia geram dan dendam dengan Magento, matanya nanar, Ia bersiap siap dengan pedangnya.
"tidak perlu terburu-buru Olivier, Aku tidak akan membuatmu menyusul kedua saudaramu" ujar Magento menyeringai, "berikan laki-laki itu kepadaku!, maka kau akan kubiarkan melewati jalan ini" tambah Magento memberikan penawaran.
Olivier mendengus, "cuiih" Olivier meludah memberikan hinaan, "jangan bermimpi kau bisa mengambil kekasihku"
Magento tertawa, tawanya memekik telinga Olivier, namun Edgar tetap tidak mendengar, Edgar hanya mendengar Olivier yang berbicara sendirian, Edgar sangat penasaran, apa yang sedang terjadi sebenarnya, namun Ia berusaha untuk terus menutup mata seperti permintaan kekasihnya.
"ternyata orang-orang Muscula sama saja, mencintai orang-orang yang bertubuh kerdil" hina Magento.
"tenanglah Olivier, Aku tidak akan membunuh kekasihmu, hanya saja--" ujar Magento diam sejenak, "Aku akan memakai tubuhnya untuk kusetubuhi setiap hari guna membangkitkan kekuatanku"
"Kau bisa mengambilnya setelah kau mampu membunuhku, jalang" Olivier memberikan Magento hinaan tak kalah menyakitkan.
"Kau akan menyusul kedua saudaramu Olivier!!" Magento berang, "pergilah ke neraka!!!".
Tangan kanan Magento yang besar bergerak memberikan pukulan dari atas mengarah ke kepala Olivier, namun Magento yang mempunyai fisik besar dan kuat, mempunyai kelemahan, pergerakannya terlalu lambat dan bisa dibaca oleh Olivier.
Dengan cekatan Olivier melompat kesamping, sehingga kepalan tangan Magento tepat berada di samping Olivier, Olivier melompat menginjak kepalan tangan Magento, dengan pedang yang berada di tangannya, Olivier menghunuskan pedangnya tepat di nadi pergelangan tangan Magento yang menyemburat seukuran lengan Olivier.
Magento berteriak kesakitan memecah gendang telinga Olivier, untungnya Olivier sempat menutup telinganya, Darah Magento mengucur, darahnya berwarna hijau, kucurannya deras bagai air yang mengalir di Borka River.
Olivier mencabut pedangnya lagi, dengan berteriak Ia berlari menaiki tangan Magento yang tak dapat bergerak karena urat nadinya sudah putus, Olivier mengayungkan pedangnya dengan satu tangan, kenangan-kenangan tentang kematian saudaranya dan juga carlos berkelebat di ingatannya.
"Ini untuk kedua adikku!!!!" teriak Olivier dengan mata yang membara dan berapi-api meluapkan kemarahannya.
Crashhhhh
Ayunan pedang tajam Olivier membelah lengan Magento yang tak bisa digerakkan, sehingga membuat tangan Magento terpotong, terpisah dari tubuhnya, darah berwarna hijau kembali menyembur seperti air mancur, teriakan Magento makin pilu, Ia meraung kesakitan.
Olivier yang kembali mendarat ke tanah Morza Land setelah menebas tangan kanan Magento, memanfaatkan kesakitan Magento, Olivier kembali berlari, menginjak Penis Magento yang panjang, Ia jadikan penis Magento sebagai pijakan untuk melompat ke tangan kiri Magento, dengan sekali tebasan Olivier, tangan kiri magento menyusul tangan kanannya yang terpotong.
Tak ada yang mampu ditebas oleh pedang milik orang-orang Muscula, pedang hasil tempahan warga Muscula memang kualitas pedang terbaik yang pernah ada.
Tubuh magento lunglai tak berdaya, Ia jatuh berlutut didepan Olivier, karena sudah bertahun tahun tidak merasakan menembus liang senggama, Magento kehilangan kekuatannya, Olivier tahu semua yang tadi dibicarakan Magento hanyalah gertakan.
Olivier menancapkan pedangnya ke tanah, Ia mengatur nafasnya, berlari dan melompat setinggi itu bukanlah hal yang mudah, sekalipun bagi Olivier yang sudah terlatih, dari kelopak mata Olivier keluar bulir-bulir bening membasahi, Ia menangis, terkenang kedua saudaranya yang mati mengenaskan.
Namun satu hal yang tidak diketahui Olivier, selain Magento memiliki tubuh besar yang membuat orang bergidik ngeri saat melihatnya, Magento memiliki kemampuan merubah suara dan mengirimkannya melalui hembusan Angin.
Magento tersenyum licik, "Bangunlah!!, semuanya aman" ujarnya berbisik meniru suara Olivier, dan menghembuskan angin dari mulutnya.
"Ti--daaaaaak!!!" Olivier berteriak.
Tapi sudah terlambat, Edgar mendengar bisikan itu ditelinganya, Ia merasa itu adalah suara Olivier, Edgar membuka matanya.
Edgar melihat Magento dengan kedua tangan yang sudah terpotong, perlahan Edgar merasakan sekujur tubuhnya dingin, serasa diselimuti oleh angin, perlahan namun pasti, Edgar merasa ada sesuatu yang menariknya sangat kuat, pakaian Edgar robek oleh angin yang menyelimuti dirinya.
Tubuhnya terbalik tanpa dirinya melakukannya, dari lubang pantatnya seperti ada yang menghisap dan memaksanya untuk mendekat menuju penis Magento yang sudah mengeras siap menusuk pantat Edgar.
Olivier berusaha menebas penis Magento, namun sayangnya, itu adalah kekuatan paling tinggi, letak kekuatan Magento yang tidak ada seorangpun tahu bagaimana cara menghentikannya, Pedang yang tak terkalahkan milik Olivier terlempar cukup jauh, tidak mampu menebas penis Magento, Olivier tidak menyangka, Pedang yang dijuluki 1000 darah itu tak mampu menebas penis Magento.
Olivier berlari menahan tubuh Edgar yang terhisap, kaki Olivier sampai menyeret tanah Morza Land.
Wajah Olivier mengeras, urat-urat ditubuhnya menyembul, Ia berusaha menahan hisapan angin yang menarik tubuh kekasihnya.
"Olly, lepaskan, biarkan Aku mati" ujar Edgar yang menyadari keadaannya tidak aman, Edgar menangis melihat Tubuh Olivier yang memaksa menahannya hingga membuat kulit Olivier sedikit terkelupas.
"tidak akan pernah!!" Dengus Olivier, " Aku mencintaimu Edgar" ujarnya lagi.
Edgar merasa nyawanya sudah diujung tanduk, Ia memejamkan mata, berharap keajaiban datang membantu mereka berdua.