webnovel

Part 4

Keesokan harinya, aku terbangun dengan Mikasa yang masih tidur di samping sambil memeluk tubuhku. Karena tidak tega membangunkan nya, aku pun mengelus kepalanya untuk menghibur diriku. Dan setelah beberapa saat Mikasa akhirnya bangun.

Arthur: Selamat pagi Mika.

Mikasa: Mika?

Arthur: Eh, apa kau tidak suka dipanggil seperti itu?

Mikasa: Bukan begitu, aku suka kau memanggilku begitu.

Arthur: Hahaha, Kau ini sangat lucu dan menggemaskan. Baiklah saat nya bangun. Aku akan memasak sesuatu untuk kita berdua.

Kami berdua pun bangun dari tempat tidur. Aku pun pergi ke dapur tapi Mikasa juga mengikuti.

Arthur: Kau juga ingin membantu Mika?

Mikasa: Iya.

Arthur: Baiklah, Kau akan membantu aku memasak makanan untuk kita berdua.

Mikasa: Baiklah.

Kami berdua pun akhirnya memasak bersama dengan aku membimbing Mikasa. Ya karena dia pemula dia membuat beberapa kesalahan, tapi tidak terlalu besar. Jadi makanan nya masih tetap lezat untuk dimakan.

Setelah kami selesai makan aku pun berniat mencari kayu bakar.

Arthur: Mika, Aku akan mencari kayu bakar. Apa kau mau tinggal atau kau ingin ikut bersama ku?

Mikasa: Aku ingin ikut denganmu.

Arthur: Baiklah kalo begitu.

Kami berdua akhirnya pergi untuk mencari kayu bakar. Saat mereka hendak berjalan menuju tempat Arthur mencari kayu bakar, mereka bertemu Eren dan Armin yang seperti nya juga ingin mencari kayu bakar.

Eren: Hey Arthur, apa dia pacarmu?

Arthur: Terserah pada mu menganggap nya apa Eren.

Eren: Tch, Terserah lah. Ngomong ngomong apakah kau masih ingin bergabung dengan Survey Corp?

Arthur: Ya, emang kenapa?

Eren: Kukira gadis itu bakalan menghalangi mu. Karena biasanya para wanita akan menghalangi kita.

Armin: Umm... Arthur...

Dia langsung menunjuk ke arah Mikasa. Dan kenapa dia... Anjir!!!

Mikasa POV

Saat ini aku dengan Arthur, kami berdua ingin mencari kayu bakar karena Sepertinya kami kehabisan kayu bakar di rumah. Setelah berjalan beberapa saat kami bertemu dua bocah seumuran kami yang sepertinya mereka berdua adalah teman Arthur. Bocah berambut coklat langsung bertanya kepada Arthur tanpa basa-basi.

Eren: Hey Arthur, apa dia pacarmu?

Arthur: Terserah pada mu menganggap nya apa Eren.

Apakah Arthur menggapku sebagai pacarnya? Ibu pernah bilang hubungan sebelum menikah adalah pacaran. Apakah dia menganggap ku sebagai pacarnya... Ugh kendalikan dirimu Mikasa.

Eren: Tch, Terserah lah. Ngomong ngomong apakah kau masih ingin bergabung dengan Survey Corp?

Arthur: Ya, emang kenapa?

Eren: Kukira gadis itu bakalan menghalangi mu. Karena biasanya para wanita akan menghalangi kita.

Bocah laknat!!! Darah ku mendidih karena bocah ini!!! Apakah dia yang mengajak Arthur untuk bergabung di survey Corp?!?!?! Apa dia tau seberapa berbahaya nya itu?!?!?! Apa dia pikir itu tempat bermain?!?!?!

Armin: Um... Arthur...

Mereka semua melihat kearaku. Setelah itu aku langsung memegang kerah bocah berambut cokelat.

Aku: Oi Brengsek! Apa kamu orang yang mengajak Arthur ke Survey Corp?!

Eren: Huh?! Kalo iya emang kenapa?! Apa urusannya dengan mu?! Lepaskan tanganmu dari bajuku wanita gila!

Aku: Bajingan aku akan menghajarmu!

Lalu Arthur datang untuk memisahkan kami berdua

Arthur: Sudahlah... Kita ini teman. Jadi tolong jangan berkelahi.

Aku pun melepaskan kerah bocah itu. Tapi tetap saja darah ku masih mendidih karena bocah laknat yang satu ini.

Aku: Kau selamat bocah!

Eren: Apa?! Kau mengajakku berkelahi ya?! Ayo sini kau wanita Gila!

Saat kami ingin saling berkelahi, Arthur menahan diriku dan Si pendek itu menahan si laknat.

Arthur: Armin seperti nya kita harus mencari kayu di tempat terpisah. Aku akan menemui kalian nanti.

Armin: Ya kau benar, sampai nanti Arthur!

Setelah itu kami berdua menuju arah yang berlawanan dan meninggalkan si bocah laknat dan si pendek itu.

Arthur: Mikasa... Kamu tadi kenapa?

Aku: Arthur! Apa kamu tidak tahu seberapa berbahaya nya tempat itu?! Kau bisa kehilangan nyawa mu kau tahu!

Arthur: Ya. Aku tahu itu.

Aku: Jadi kenapa Kau masih ingin pergi ke sana?

Arthur: Karena jika aku hidup di sini pun. Aku merasa tidak aman hidup didalam tembok ini, Seratus tahun mungkin tembok ini belum tertembus. Tapi bagaimana dengan esok hari. Aku tidak ingin hidup dibayangi oleh sesuatu yang mengancam. Kalau aku pun anti suatu hari karena ingin mencari kebebasan, ya setidaknya aku mati tanpa rasa takut dan penyesalan.

Aku: Tidak, kau tidak akan mati. Aku akan menjaga mu.

Dia menyentuh dahiku dengan jari telunjuk dan jari tengah nya

(Ingat aja Itachi nyentil si Sasuke saat kecil)

Arthur: Dari pada kau khawatir padaku. Kau harus khawatir pada diri mu sendiri. Kematian datang dengan cara yang tidak terduga. Jadi lebih baik jaga dirimu.

Aku: Terserah apa katamu. Aku akan melindungi mu.

Arthur: Baiklah kalau kau memang mau begitu. Ngomong ngomong ayo kita kumpulkan kayu kayu ini.

Kami berdua pun Mulai mengumpulkan kayu bakar dengan relatif cepat.

Arthur: Hey Mikasa di sana ada pohon. Bagaimana jika kita berteduh di sana?

Aku: Tentu saja.

Arthur pun tidur di bawah pohon tersebut. Aku rasa kepalanya tidak nyaman. Aku pun duduk disampingnya dan meletakkan kepalanya di pangkuanku. Melihat aku melakukan ini dia hanya tersenyum lebar.

Arthur: Mikasa, Apakah kau tau kalau kamu itu cantik?

Aku: Benarkah?

Arthur: Ya, tentu. Aku yakin dalam beberapa tahun kau akan menjadi salah satu gadis tercantik.

Aku: Serius?

Arthur: Iya. Yakinlah padaku.

Aku: Arthur, apa kau serius menganggap ku sebagai pacar mu?

Arthur: Eh, Maksud mu omongan Eren tadi ya? Mau mu bagaimana? Apakah kau mau menjadi pacar ku?

Aku: Tentu saja aku mau.

Arthur: Kalau begitu...

Arthur tiba tiba bangun dari pangkuan ku dan aku merasakan kedua tangannya menyentuh belakang kepala ku. Wajah nya semakin mendekat. Entah kenapa tubuh ku tidak bisa bergerak. Setelah beberapa saat aku merasakan bibir kami bersentuhan. Rasanya sangat aneh tapi juga nikmat ditambah lagi bibirnya berasa seperti buah yang segar. Apakah ini ciuman? Entah apa yang terjadi dengan ku, tangan ku menggenggam belakang kepala nya dan mendorong kepala nya agar tidak melepaskan ciuman ini. Rasanya aku tidak ingin melepaskan selamanya. Ciuman kami berlangsung beberapa saat karena Arthur melepaskan ciuman nya.

Arthur: Itu adalah tanda kalau sekarang kira sudah menjalin hubungan.

Mikasa: Arthur, bisakah kita melakukan nya lagi?

Arthur: Eh, kamu menyukai nya?

Aku pun malu malu mengangguk bahwa memang aku menyukai nya. Wajah merahku kusembunyikan di dalam syal yang diberikan Arthur semalam.

Arthur:  Kalau begitu baiklah.

Dia pun kembali mencium bibirku dan ku pun membalasnya. Kami berciuman cukup lama, aku pun tidak tahu berapa lama kami berciuman Karena rasanya sangat enak dan nyaman sampai aku lupa akan waktu.

Setelah Arthur melepaskan ciuman nya dia tersenyum padaku.

Arthur: Kau sangat menikmati ya?

Aku hanya mengangguk kecil dan menyembunyikan wajah merah ku dibalik syalnya.

Arthur: Lebih baik kita kembali ke rumah ini sudah hampir waktunya makan siang.

Arthur pun berdiri di depan ku. Dan menjulurkan tangannya untuk membantu ku berdiri. Aku pun menerima juluran tangannya tersebut. Kami berdua pun kembali ke rumah akhirnya kembali ke rumah.

Perspektif Arthur

Setelah ciuman yang kami lakukan kami akhirnya menuju rumah. Ku akui rasanya saat ciuman sangat lah nikmat. Dan aku yakin dia lebih menikmati nya. Aku menggenggam tangannya saat hendak ingin kembali ke rumah. Reaksinya, dia menutupi wajah merah nya dengan syal biru yang kuberikan. Sungguh gadis yang imut. Aku bahkan sampai lupa kalau beberapa tahun kedepan dia akan menjadi salah satu karakter terkuat.

Setelah kami tiba di rumah aku langsung memasak dan tentu saja Mikasa membantuku. Dia juga semakin membaik dalam hal memasak. Setelah selesai dengan memasak kami akhirnya makan bersama. Dan waktu pun berjalan dengan sangat cepat. Setelah selesai dengan makan malam, kami berdua pergi ke tempat tidur.

Mikasa: Arthur, Apakah kita bisa melakukan nya lagi?

Arthur: Kapanpun kau mau.

Tidak seperti siang tadi, yang sekarang memulai adalah dia. Aish, gadis ini makin lama makin berani ya. Aku merasakan kalau dia menggenggam kepala ku dengan sangat erat. Satu hal yang pasti, ciuman ini berlangsung sangat lama.

Ya dan pada akhirnya kelelahan dan akhirnya tertidur.

Bersambung...

Next chapter