webnovel

klinik

"LEPASIN DIA" teriakan bintang membuat kedua pria itu kaget dan meletakkan tubuh bulan begitu saja. Dan segera kabur.

"Aduhh berat banget sih" keluh bintang saat menggendong bulan.

"Heh bangun...." bintang menepuk-nepuk pipi bulan.

"Susah banget sih, aku siram air juga lu ntar" bintang duduk di kursi kemudi dan mulai menginjk pedal gasnya pelan pelan.

Tak lama kemudian bulan pun terlihat membuka matanya.

"Lo ngapain tidur di tengah jalan" tanya bintang dengan muka datar.

"Aduhh" keluh bulan sembari memegang kepala bagian belakangnya.

"Lo kenapa?" tanya bintang yang mulai khawatir.

"Kepalaku sakit." jawab bulan dengan nada lemas.

Bintang menghentikan mobilnya.

"Nggak usah lo nyuruh gue turun, gue turun sendiri." bulan hendak membuka pintu mobilnya namun masih terkunci.

"Lo mau kemana?" bintang melepas sabuk pengamannya.

"Turunlah, ngapain di sini." jawab bulan dengan ketus.

"Lo bener-bener nggak punya sopan santun dan tahu diri ya, di tolongin bukannya terima kasih malah ngomel-ngomel." protes bintang.

"Terima kasih, sudah kan sekarang buka gue mau turun, kepala gue dah sakit." yang masih membuka paksa pintu mobil bintang.

"Turun dan masuk di klinik itu, gue nyusul bentar lagi." ucap bintang dan segera keluar dari mobilnya.

Bulan keluar tanpa banyak bicara.

Tiba-tiba.

"Brukk" suara motor menabrak sesuatu. Bintang menoleh dan mendapati bulan tergeletak di tengah jalan.

Bintang segera membawa ke kelinik seberang jalan.

"Nathan," teriak bintang saat sampai di depan klinik temannya.

"Kenapa bin, siapa dia?" tanya nathan saat melihat bintang membawa seorang gadis.

"Perikasa saja dulu ntar gue ceritaain" bintang meletakan tubuh bulan dengan pelan.

Bintang kembali ke jalan raya ternyata pengemudi motor tadi sudah melarikan diri kata warga sekitar.

Bintang kembali ke kelinik nathan.

"Gimana nat?" tanya bintang.

"Lo apain gadis ini ?" nathan menatap curiga ke arah bintang.

"Pikiran lo kejauhan, emang lo g denger tadi ada kecelakaan di depan," jawab bintang dengan ketus.

"Gimana keadaannya?" tanya bintang.

"Dia pingsan karena kelelahan dan ada benturan di belakang kepalanya," jelas nathan.

"Emang lo apain anak orang tu?" goda nathan.

"Nggak gue apa-apain, emang lo otak nya selalu traveling kalau lihat cewek cakep." balas bintang.

"Dok, pasien sadar." ucap salah satu perawat memberitahu nathan dan membuat obrolan nathan dan bintang terhenti.

Nathan segera memasuki ruang pemeriksaan dan bintang mengikutinya dari belakang.

"Hallo, apa yang di rasakan?" tanya nathan.

"Saya agak pusing." jawab bulan dengan nada lemas.

"Nggak apa-apa, nanti saya kasih resep obatnya." sahut nathan.

"Mana biat gue yang ambil obatnya." suara bintang dari balik badan nathan.

"Nggak usah, gue bisa sendiri ini pasti akal-akalan lo, kalau lo nggak suka perjodohan ini nggak gini caranya, lo nyuruh orang buat lecehin gue, karena gagal lo nyuruh orang buay ngebunuh gue, hina banget kelakuan lo." bulan berusaha turun dari bankernya.

"Heh jangan asal omong lo, bikin fitnah seenaknya" ucap bintang dengan menahan emosi.

"Asal lo tahu gue juga gak suka dengan perjodohan ini." bulan segera keluar dan menyelesaikan administrasi, karena resep belum ada jadi bulan tidak mendapatkan obat dan dia pun tidak mengingat tentang obat itu.

Bulan menghampiri taxi yang berhenti tidak jauh dari klinik nathan.

"Perjodohan?" celetuk nathan.

"Panjang ceritanya, dah mana resepnya biar gue beliin." nathan mengambil kertas dan memberikan kepada bintang.

Bintang mencoba menghentikan bulan, namun karena sudah jauh bintang memutuskan langsung menuju rumah bulan.

Setelah sampai depan rumah bulan, bintang melihat bulan baru saja turun dari taxi yang dia tumpangi.

"Heh lo,ngapain ngikutin aku?" saat melihat bintang turun dari mobilnya.

"Nganterin obat lo." bintang melempat sekantong obat ke arah bulan, dan untung saja tertangkap dengan sempurna.

"Eh kalian sudah pulang, ayo nak bintang masuk dulu." ajak pak wibowo.

"Nggak usah om, saya langsung balik saja." tolak bintang.

"Bulan ajak bintang masuk." perintah pak wibowo kepada bulan.

Mereka berjalan menuju ruang tamu.

"Silahkan duduk nak bintang," wibowo mempersilahkan bintang duduk.

"Loh, kamu kenapa jalannya begitu?" tanya wibowo saat melihat bulan jalan dengan pincang.

Bulan melihat ke arah bintang begitu juga bintang menoleh kearah bulan.

"Maafkan saya om tadi bul...."

"Bulan tadi kepleset yah," bulan memotong penjelasan bintang.

"Gimana bisa? Emang kalian main kemana?" tanya wibowo yang merasa heran dengan penjelasan bulan.

"Emmm... Cuma ngopi-ngopi aja di cafenya temanku yah."

"Baguslah, dengan kalian seperti ini akan saling mengenal satu sama lain."

"Em" bulan tersenyum masam.

"Bulan langsung ke kamar ya ayah," bulan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Sedangkan bintang dan wibowo berbincang-bincang.

****

Keesokan paginya, bulan menuju ke kantor dengan motor matic kesayangannya, walaupun wibowo sudah membelikn mobil, bulan tetap memilih motor maticnya.

"Ayah, bulan berangkat dulu." bersalaman dengan wibowo dan mencium tangan, pipi dan memeluknya.

"Hati-hati" wibowo mengusap kepala bulan.

"Oke, assalamualaikum." bulan menaiki motor meticnya dengan kecepatan sedang.

Wibowo dan anas memang bersahabat namun wibowo menolak kerja sama di kantor atau bekerja di kantor anas. Dia lebih memilih menjadi juragan kontrakan dan kos-kosan.

Dua puluh menit kemudian, bulan sampai di tempat parkir kantornya, STAR GROUP perusahan ini bergerak di bidang property.

Sedangkan bulan menjadi staf desain.

Bintang baru saja mendapat gelar pemilik juga baru satu tahunan, karena sebelumnya dia harus tinggal di swiss.

"Bulan.." suara tina dari jauh.

"Kenapa tin?" tanya bulan sembari berjalan menunggu lift terbuka.

"Aku mau kasih ini." menyodorkan sebuah undangan.

"Wah selamat ya," seru bulan dengan memeluk tina.

Saat bulan dan tina sedang membahas pernikahan tina, karyawati lainnya memandang ke arah pintu masuk dan mencoba merapikan pakaian.

saat bulan dan tina menoleh. ada bintang yang baru saja keluar dari mobilnya.

"ya ampun dia sempurna"

"dia ganteng banget" ucap para karyawan wanita yang silih berganti.

hingga keriuah itu berhenti saat bintang berdiri di depan lift bersama bulan dan yang lain.

ting...

Saat pintu lift terbuka bintang dan asistennya memasuki lift. bulan membuang muka saat tatapannya bertemu dengan mata bintang.

karena semua tidak ada yang mau masuk ke lift akhirnya asisten bintang menekan tombol tutup lift tersebut.

"Lan, si bos muda perfect banget ya," bisik tina.

"Biasa aja," sahut bulan dengan nada cuek.

"ih lo ma gitu, kamu nunggu bang johan terus sih." goda tina.

Bulan memilih diam, karena dia sedang tidak mau membahas johan, johan adalah kekasih bulan sejak ia masuk kuliah. mereka kuliah di salah satu universitas ternama di surabaya, karena bulan tinggal di surabaya bersama neneknya, dan ayahnya bekerja di jakarta.

Next chapter