Dragon Nest, permainan MMORPG terbaik pada masa permainan game masih berfokus pada komputer. Menyaingi game populer seperti Lostsaga dan Pointblank pada waktu itu. Namun, pada Tahun 2019 silam game tersebut resmi di hapus pada perangkat komputer. Sepuluh tahun kemudian, Dragon Nest kembali dalam bentuk permainan Full dive VRMMORPG. Dragon Nest kembali menjadi booming dengan fitur yang sama sekali baru. Bahkan hanya perlu 6 bulan untuk game ini menduduki peringkat pertama dalam penjualan game Full dive lainnya. Dengan GEMSCOOL yang menjadi rumah produksi game ini kembali, tak ayal banyak pemain lama dan juga veteran kembali bermain. Di dalam game tersebut, banyak legenda lama dan pemain baru membangun legenda mereka. Dan salah satu legenda tersebut, terdapat satu kelompok yang begitu disegani. Kelompok 'Familia'. Sudah tak terhitung lagi banyaknya pertempuran yang terjadi antara kelompok ini dengan pemain nomor satu pada game itu. Yang paling disorot dalam kelompok ini adalah Swordman bernama Happo, bagaimana tidak. Pemain ini bahkan menurunkan nyawa pemain nomor satu hingga pada titik 10% sendirian! setelah kelompok itu hanya berhasil menurunkan nyawa pemain itu hingga 90%.Pemain ini sangat fenomenal dalam kalangan pemain dalam game tersebut. 10 tahun berlalu, GEMSCOOL kembali merilis game bernama Dragon Nest : Rise. Yang mana menurut GEMSCOOL Dragon Nest : Rise adalah penyempurnaan dari game sebelumnya. Dan dengan bangga mereka mengumumkan bahwa hanya ada satu Game Master di dalam game ini. Dan Game Master tersebut hanya di tugaskan untuk melaporkan bug atau kesalahan lain. Dan pengembangan game di lakukan oleh dua orang dan kecerdasan buatan super yang membantu mereka.
Dalam sebuah kafe, terdapat seorang pemuda berumur sekitar 20 tahun dengan mata cokelat, rambut hitam, berpawakan cukup tinggi mungkin sekitar 175-178cm. Memakai celemek dan dengan ahlinya membawa lebih dari 5 piring pesanan di kedua tangannya.
"Hadi! Cepat antarkan ini pada meja 20" teriak seorang perempuan berumur sekitar 30 tahun
"Baik!" sahut Hadi dan segera mengambil pesanan setelah meletakkan pesanan yang ia bawa pada pelanggan.
"Pelayan, pesan!" seru seseorang
"Baik! Segera kesana!" balas Hadi yang sedang mengantar pesanan.
Hadi mondar-mandir di dalam kafe itu untuk menyajikan dan menerima pesanan. Kafe itu sangat ramai apalagi dengan kaum remaja yang sibuk membahas game baru yang tengah hangat di bicarakan.
Game tersebut adalah Dragon Nest: Rise yang baru resmi rilis empat bulan lalu setelah masa percobaan 5 bulan. Hadi sebenarnya cukup gatal untuk ikut mencoba game itu. Mengingat Hadi sangat menyukai game semacam itu.
"Hadi istirahatlah 10 menit dahulu biar Rendi yang menggantikanmu" ucap perempuan yang tadi berteriak kearah Hadi
"Siap bos!" ucap Hadi sambil tersenyum
Perempuan didepannya ini sudah Hadi anggap sebagai ibunya. Karena tiga tahun lalu tepatnya, Hadi tidak lagi di urus oleh bibinya. Kedua orang tua Hadi telah meninggal saat ia berumur 16 tahun atau tepat pada saat ia kelas satu SMA. Hadi sebenarnya anak keluarga yang mapan, namun, karena keserakahan bibinya ia hanya diberi uang untuk menamatkan SMA.
Setelah lulus, Hadi tidak mendapat pekerjaan sama sekali. Bahkan bibinya seperti tidak peduli dengan Hadi yang ia beri uang sekitar 5 juta untuk hidup mandiri. Hadi dengan susah payah mengkontrak sebuah rumah sederhana satu tahun dan itu menghabiskan uang empat juta. Setelahnya Hadi dengan segera pergi mencari kerja, namun, dunia ini sangat kejam baginya. Ia tidak mendapat pekerjaan hingga hampir masa habis rumah yang ia kontrak.
Perempuan didepannya lah yang membayar kontrak untuk satu bulan dan memberi pekerjaan di kafe miliknya. Dan Hadi sudah menganggap perempuan bernama Siti Jenar ini sebagai ibunya dan seperti malaikat yang di kirim Tuhan untuknya.
"Kau ini, kau seharusnya memanggilku ibu kau tahu anak nakal!" ucap perempuan itu
"Sudahlah bu, Hadi akan malu jika ia memanggilmu ibu" sahut Rendi anak kandung dari perempuan itu saat ia lewat di hadapan keduanya sambil membawa pesanan
Hadi hanya cengengesan, televisi yang sedari tadi menyala kini menyita perhatian Hadi. Karena yang sekarang tayang adalah sebuah program televisi yang membagikan informasi dari game Dragon Nest yaitu DN New's.
Yang membuat Hadi melihat tv adalah siapa bintang tamu yang ada disana. Ia adalah Bay Hallitton. Pria kelahiran Amerika serikat dan lebih dikenal sebagai Terra di dalam game. Dahulu Terra adalah pemain nomor 1 dalam game terdahulu.
Dan Terra kembali berjaya dengan menduduki peringkat satu sebagai pemain sekaligus peringkat satu dengan guildnya yang bernama Haisit.
"Terra, apa pengalaman terbaik anda saat bermain game Full dive VRMMORPG selama ini?" tanya presenter di sebelahnya
"Pengalaman terbaik ya? Ada satu itu sudah lama sekali. Namun, itu tidak akan pernah kulupakan. Yaitu pertarungan terakhir dengan Happo sebelum ia menghilang bersama para anggota kelompok Familia. Aku sangat ingin bertarung kembali dengannya" jawab Terra dengan senyum penuh nostalgia
"Oh! Aku tahu siapa Happo, bukankah itu pemain dengan job Lunar Knight yang berhasil membuatmu menyentuh bar Hp hingga sepuluh persen?" tanya presenter itu
"Ya, bahkan dengan bar Hp-nya yang menyentuh 30 persen itu aku tak menyangka ia berhasil menjadikan bar Hp-ku menjadi sepuluh persen. Jika kau tanya siapa yang hebat diantara aku dan dia, aku akan berkata dia. Jika saja ia sejak awal tidak peduli dengan rekan-rekannya maka sudah di pastikan ia akan menang melawanku" jawab Terra sambil tersenyum pahit
"Happo memang sosok yang kuat, bahkan banyak yang menduga sebenarnya Happo adalah pemain terkuat pada game Dragon Nest versi sebelumnya. Jadi apakah anda tidak ingin menyampaikan sesuatu jika saja Happo melihat ini?" tanya si presenster dengan senyum
"Ya, ada satu. Hei Happo, aku tidak tahu mengapa kamu menghilang sangat lama. Tetapi aku dan para mantan anggota Familia yang pastinya bermain game ini akan menunggumu dan jadilah rival ku lagi dalam permainan baru ini" ujar Terra dengan wajah tersenyum namun tekandung sedih yang mendalam
Hadi yang tak lain adalah Happo merasa badannya kaku. Karena tahu ia sudah di tunggu rival dan para anggota Familia yang sudah dianggap Hadi sebagai keluarga. Dan tanpa sadar Hadi meneteskan air mata.
"Hadi? Kenapa kau menangis?" tanya Rendi yang hendak mengingatkannya bahwa waktu istirahatnya telah habis
"Tidak ada apa-apa" jawab Hadi dengan cepat mengusap air matanya
"Hadi!! Pesanan meja 3!!" seru seorang pria di meja kasir
"Datang!" seru Hadi dan bergegas menuju meja kasir untuk mengambil pesanan
Hadi kembali kesana kemari. Seruan pelanggan dan penjaga kasir terus bersahutan hingga jam menunjukkan jam 10 lewat 30 menit.
"Kerja bagus semua! Terutama kau Hadi!" ujar pemilik kafe
Pengawai kafe bertepuk tangan sambil tersenyum. Mereka memang mengakui bahwa malam ini Hadi yang paling bekerja keras dalam melayani para pelanggan. Apalagi pelanggan remaja perempuan yang hampir setiap dari mereka mengajak foto dirinya.
Maklum, wajah Hadi sedikit diatas rata-rata. Dan dengan adanya Hadi di kafe ini, pengujung juga semakin banyak, apalagi pengujung remaja perempuan. Sementara mereka bertepuk tangan Hadi hanya tersenyum malu.
"Besok aku ada acara keluarga, jadi kalian bisa liburan" ujar Siti yang langsung di sambut wajah cerah setiap pegawainya kecuali Hadi
"Hei, kenapa kau cemberut? Besok kita libur loh apalagi lusa juga kita libur karena lusa hari Minggu" ucap Rendi sambil mendekati Hadi
"Sebenarnya aku senang, tapi aku lebih senang lagi kalau besok tidak libur" ucap Hadi setelah menghela napas
"Hei, hei jika begitu kau akan mengalami kebotakan loh! Jika kau terlalu keras dalam bekerja" ucap Rendi dengan senyum menjengkelkan
Hadi menghela napas kembali. Jika dipikir baik-baik itu memang bisa terjadi. Rendi menepuk bahu Hadi sambil berkata.
"Kau bisa bermain game Dragon Nest : Rise untuk me-refresh otakmu agar tidak selalu bekerja, kau sudah punya alatnya kan? Rendi menyodorkan sebuah benda berbentuk seperti flashdisk pada Hadi
"Aku sudah punya tapi itu versi yang lama. Dan apa ini?" tanya Hadi saat ia menerima benda yang Rendi sodorkan
"Itu berisi game Dragon Nest : Rise. Kau bisa memainkan itu dengan menancapkan ini pada tempat yang tersedia di alatmu" ucap Rendi lalu pergi untuk berkemas
Hadi memandangi sejenak benda itu dan kemudian pergi berkemas. Setelahnya ia pulang dengan sepeda yang ia parkir di depan kafe.
Saat ia sampai di rumah yang ia kontrak ia langsung tidur setelah ia mandi dan makan malam sederhana yang ia siapkan sendiri.