webnovel

65.Ikatan batin

"Maafkan aku yang tidak pernah mengerti keadaan mu sayang, lagi lagi aku lalai, tolong cepat sembuh Keano membutuhkan mu" Andrea menangis, ia tidak bisa lagi menahan air mata nya agar tidak turun.

"Aku akan menemanimu , cepatlah sembuh sayang, I love You" Andrea mencium puncak kepala Istrinya Felysia.

sepanjang hari Andrea menemani Fely, menjaga Istrinya dengan sabar ,Fely masih tertidur.

ting.ting.ting

Andrea merogoh telepon nya yang berada dibawah dalam saku celananya.

"Halo kakek" Andrea mengangkat telepon dari kakek.

"Bagaimana apa kamu sudah menemukan cucu mantuku? Keano menangis sejak semalam " ucap kakek, terdengar suara Keano yang terus menangis disebrang telepon.

"Aku sudah menemukan Istriku kek, tapi banyak hal yang terjadi, aku belum bisa membawa Fely pulang untuk saat ini, berikan teleponnya pada Keano kek, Andrea ingin berbicara dengannya " Kakek memberikan telepon nya pada Keano yang masih menangis.

"Sayang ini papa, Keano jangan nangis ya, mama udah sama papa, Keano doain mama ya, Keano baik baik dirumah sama kakek dulu" ucap Andrea pada Putranya.

"Ano mau mama" Keano terus menangis.

"Papa akan segera pulang, Keano jangan nangis lagi ya, papa janji " ucap Andrea disebrang telepon ,tidak mungkin ia membawa Keano bertemu Mamanya untuk saat ini.

"Cepat bawa mama pulang pa, Keano kangen mama" ucap Keano lalu memberikan telepon pada kakek.

"Sebenarnya ada apa Ndre? apa Kakek perlu kesana?" tanya kakek, ia tahu cucunya dalam masa sulit sekarang.

" Tidak kek, kakek dirumah sama Keano saja, nanti aku akan meminta Vano datang kerumah menceritakan semuanya pada kakek, Andrea tutup dulu teleponnya kek" Andrea mematikan telepon nya saat mengetahui Vano menunggu nya.

"Bos , Bu Fely sudah bangun" Panggil Vano dari belakang Andrea. Andrea menghela nafas panjang.

"Apa aku bisa menemuinya sekarang, aku takut keadaan semakin memburuk nanti" ucap Andrea, ia sangat ingin menemui istrinya dan meminta maaf sekarang.

"Apa kau sudah menemui nya?" tanya Andrea pada Vano.

"Belum, tapi Bu Fely sudah melihatku tadi" saat Vano melihat Fely dari jendela ,Fely juga melihat Vano disana, tapi tidak ada respon dari Fely.

"Bagaimana reaksi nya saat melihatmu?" tanya Andrea penasaran.

"Tidak ada reaksi, tatapan nya kosong ,dia seperti tidak mengenal ku"

'Apa Fely lupa ingatan lagi ,jangan sampai 'batin Andrea.

"Pulang lah dulu kerumah kakek, Keano terus menangis, aku takut dia malah kenapa kenapa nantinya, katakan kalau mamanya baik-baik saja" Andrea meminta sekretaris nya kembali Kerumah kakek terlebih dahulu untuk menenangkan Keano dan menceritakan keadaan Fely kepada kakek.

"Baiklah bos, aku juga sekalian ganti baju dan membawakan makan malam untuk bos" Vano beranjak meninggalkan Andrea yang masih berada di kursi tunggu depan kamar rawat Istrinya Fely.

"Ya, jangan ajak kemari dulu kalau putraku ingin bertemu Mamanya" larang Andrea, ia takut Fely tidak menerima atau bahkan melupakan Putranya Untuk saat ini, itu pasti membuat Putranya sangat sedih nantinya.

"Tenang aku tidak sebodoh itu bos" ucap Vano yang sudah tidak seperti bos dan karyawan tapi sepertinya teman dengan teman. Vano pergi meninggalkan rumah sakit menuju rumah kakek, disisi lain Andrea ingin sekali menemui istrinya ia berdiri didepan jendela kamar Fely, Kegiatan Fely didalam kamar seperti kegiatan orang normal pada umumnya, akan tetapi beberapa kata saja bisa merubah segala yang terjadi dalam sekejap.

Andrea terus memperhatikan Istrinya yang sedang mengobrol dengan suster penjaga didalam sana, kalo ini Andrea hanya bisa melihat istrinya dari luar kamar, Dokter menyarankan agar Andrea membiarkan Fely menghapus masa lalu buruknya dulu disini, Dan memulihkan keadaan Fely.

Dirumah Kakek.

"Kakek, ayo cari mama, Ano mau mama" Keano kembali menangis karena papa nya juga tidak berbicara apapun tentang mamanya, Perasaan Keano mengatakan kalau mamanya tidak baik baik saja sekarang. Keano terus memaksa orang seisi rumah untuk mencari mamanya.

"Kita tunggu om Vano ya sayang, tadi papa kan bilang mama baik-baik saja ,papa tidak akan pernah berbohong padamu" bujuk kakek pada cucu kesayangan nya ini. Kakek sendiri sudah kewalahan menenangkan Keano yang sedari kemarin menangis.

tok.tok.tok

Bibi berjalan kedepan untuk membukakan pintu.

"Selamat sianh den Vano, silahkan masuk kakek menunggu didalam" bibi mengajak Vano menemui kakek.

"Maaf pak ada Den Vano" ucap bibi pada kakek yang masih menggendong Keano.

"Suruh dia kesini bi, dan tolong buatkan susu untuk Keano" Tak lama kemudian Vano datang .

"Siang kek, apa Keano sudah tidur?" tanya Vano sembari memperhatikan Keano dalam gendongan kakek.

"Baru saja dia mau tidur kelelahan menangis , dari kemarin dia nangis terus" ," bagaimana keadaan Cucu mantu? Apa yang terjadi?" tanya kakek langsung.

"Fely harus dirawat kek, Kami tadi berkemu dengan dokter Ana ,dokter yang menolong Fely saat dia pingsan didepan rumah sakit kemarin malam" jelas Vano.

"Pingsan didepan rumah sakit? Gimana maksudnya" kakek tidak paham apa yang dibicarakan oleh Vano.

"Dia datang kerumah sakit konsultasi, Kata dokter yang menolongnya, ia sempat berbicara dengan resepsionis tapi seperti orang kebingungan, saat dokter Ana mendatanginya , Dia bilang tidak ada apa apa, saat akan pulang Fely pingsan" jelas Vano.

"Lalu kenapa harus dirawat, Fely kan baik baik saja Van ? apa ada yang serius" tanya kakek.

Vano menghela nafas dalam "Tidak kek Vano tidak tau apa yang terjadi tapi dia mengamuk saat suster menanyakan tentang keluarga nya"

"Lalu apa Andrea sudah menemui istrinya?"

Vano menggeleng "Sepertinya Fely lupa ingatan kek, kenangan buruk masa lalunya muncul kembali membuatnya tidak bisa mengontrol emosi nya, dia juga tidak mengenalku saat aku menemuinya tadi" jelas Vano lagi.

Kakek menghela nafas dalam, ia sudah menduga sejak lama, kakek pernah berpikir akan membawa cucu mantu dan cicitnya ke psikiater , kejadian yang dialami oleh Fely itu jelas terekam dalam ingatan Fely sekarang,, dan semua itu terjadi lagi sekarang.

"Antar kakek kerumah sakit" ucap Kakek pada Vano.

"Tidak kek, Andrea melarang ku membawa kakek dan Keano menemui Fely untuk sekarang ini.

"Kakek hanya ingin bertemu Dokter nya Van, ini sangat penting, Kakek yakin Keano bakal baik baik saja, naluri seorang ibu tidak akan pernah salah dan tergantikan oleh apa pun" kakek tetao kekeh ingin kerumah sakit.

"Tidak usah menepon bos mu itu" ucap kakek saat Vano akan membuka telepon nya.

"Tapi kek , bagaimana kalo Fely mengamuk lagi" ucap Vano khawatir.

"Kakek yang tanggung jawab nanti, tunjukan pada kakek rumah sakitnya, kamu bawa Andrea pergi dari rumah sakit dulu baru kakek dan Keano masuk" ucap kakek memberi saran untuk Vano lakukan.

"Akan Vano coba" kakek mengangguk lalu berjalan keatas untuk menjemput Keano yang sudah masuk kedalam kamarnya.

Vano memegangi jantungnya , dia khawatir bosnya marah karena dia tidak mendengarkan perintah bosnya untuk tidak membawa Keano dan kakek bertemu Fely terlebih dahulu.

Next chapter