"Tapi kek , bagaimana kalo Fely mengamuk lagi" ucap Vano khawatir.
"Kakek yang tanggung jawab nanti, tunjukan pada kakek rumah sakitnya, kamu bawa Andrea pergi dari rumah sakit dulu baru kakek dan Keano masuk" ucap kakek memberi saran untuk Vano lakukan.
"Akan Vano coba" kakek mengangguk lalu berjalan keatas untuk menjemput Keano yang sudah masuk kedalam kamarnya.
Vano memegangi jantungnya , dia khawatir bosnya marah karena dia tidak mendengarkan perintah bosnya untuk tidak membawa Keano dan kakek bertemu Fely terlebih dahulu.
____
ditempat lain (Rutan)
"Pa ,sudah lama Fely tidak datang kesini, bagaimana kabarnya ya?" tanya Renita yang mulai rindu dengan anak sambungnya itu.
"Iya ma, mungkin Fely sedang sibuk , Andrea juga mungkin melarang Istrinya jangan terlalu sering kemari"
"Mama khawatir"
"Andrea pasti menjaga Fely dengan baik, nanti kita coba pinjam telepon pada petugas" saran papa.
"Ya, mama harus menghubungi Fely" lalu mama Renita mendekat kepada petugas yang berada didekat pintu.
"Bu?" panggil Renita kepada petugas tersebut. petugas itu menoleh
"Boleh saya meminjam telepon nya, saya ingin menghubungi anak saya, perasaan saya kurang enak" jelas mama Renita, petugas itu sudah paham siapa yang akan dihubungi oleh Renita. Ia beranjak mengambil kunci yang tergantung tidak jauh dari tempat duduknya lalu berjalan menuju pintu jeruji besi tersebut dan membuka. Mama Renita keluar lalu mengikuti petugas tersebut.
Beberapa menit Renita menunggu sambungan terhubung ,tapi tidak ada yang menjawab ,ponsel Fely tidak aktif. Renita segera memasukan nomor telepon Andrea tidak terhubung .Renita sangat panik saat semua orang tidak dapat ia hubungi ,harapan terakhirnya saat ini hanya Vano sekretaris Andrea , Renita terus menunggu berharap sambungan itu terhubung dan ada yang menjawab nya.
"Halo" ucap orang diseberang sana, Renita sangat senang dan langsung menjawabnya.
"Halo nak Vano ini mama Renita" ucap Renita.
"Ah iya nyonya, apa ada sesuatu dan membuat nyonya menghubungi saya?" tanya Vano karena Renita tidak pernah menghubungi nya.
"Apa kau sedang bersama Andrea dan Fely? aku tidak dapat menghubungi mereka, perasaan ku tidak enak sedari kemarin apakah terjadi sesuatu pada mereka nak?" tanya Renita tanpa henti.
Vano membatin 'bagaimana bisa ibu Renita merasakannya juga'.
"Ah ada sedikit masalah, saya akan datang kesana nanti kalau ada waktu luang nyonya, saat ini saya sedang sangat sibuk maafkan saya harus menutup telepon nya sekarang" ucap Vano terburu buru karena Andrea sudah berada dekat dengannya.
"Siapa?" tanya Andrea menatap aneh pada Vano yang tiba tiba menutup telepon nya saat ia datang.
"Kau ini mengagetkan ku"
"Jawab!"
"Dasar laki-laki menyebalkan, kenapa Lo selalu kepo dengan urusan ku ,huh" kesal Vano karena sahabat nya sangat kepo dengan urusan nya apa pun itu"
"Terserah mu ,aku akan membatalkan tiket yang sudah dipesan untuk cutimu" ancam Andrea,ia sudah memesankan tiket liburan untuk sekretaris sekaligus sahabat nya itu sebagai hadiah sudah menemukan istrinya.
"Eh,eh jangan dong, aku bercanda jangan dianggap serius, yang menepon tadi nyonya Renita" jawab Vano akhirnya setelah diancam.
"Ada apa?" tanya Andrea lagi.
"Dia menanyakanmu dan Fely , kalian tidak ada yang mengangkat telepon darinya, dia merasakan ada yang terjadi pada Fely". jelas Vano sedikit sulit dicerna oleh Andrea.
"Lo bisa jelasin secara singkat tapi mudah dimengerti gak sih" kesal Andrea akhirnya.
"hehehe" Vano hanya tertawa dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dia sendiri bingung bagaimana menjelaskan nya.
"Ya intinya begitu ya"
"Sangat tidak jelas" jawab Andrea.
"Kapan meeting nya dimulai? aku harus kembali Kerumah sakit" ucap Andrea membuat Vano gelagapan, kakek dan Keano mungkin belum menemui Fely sekarang.
"Sebentar lagi, tenanglah aku sudah meminta suster dan dokter untuk menjaga Istrimu dan menghubungimu kalau ada apa apa" jelas Vano.
"Aku tidak yakin dengan ucapan mu" Andrea curiga dengan gelagat Vano.
"kenapa kau menatapku seperti itu, kalau tidak percaya telepon saja dokternya" jawab Vano yakin. Andrea akhirnya percaya pada sekretarisnya itu.
"Ayo keruang meeting,aku tidak bisa menunggu lama" Andrea berjalan lebih dulu menuju ruang meeting diikuti Vano. Saat sampai di ruang meeting semua orang sudah berkumpul atas perintah Vano, sangat dadakan.
Waktu terus berjalan , meeting sudah berjalan sejak 1 jam yang lalu , Andrea sudah marah marah sedari tadi karena meeting tidak selesai - Selesai , pikirannya terus beralih pada istrinya yang masih berada dirumah sakit. Andrea terus memarahi sekretaris nya karena selalu mengulur waktu meeting kali ini.
"Kau lanjutkan meeting nya aku akan menemui istriku" ucap Andrea pada Vano. Vano gelagapan apakah kakek sudah pergi dari rumah sakit tempat Fely dirawat.
"Ah tunggu sebentar lagi Bos" tahan Vano saat Andrea akan berdiri.
"Kenapa kamu selalu menahan ku ,hah, aku akan tetap pergi pikiranku tidak tenang tentang istriku, kau urus sisanya disini" Andrea meninggalkan ruang meeting.
Vano langsung menelepon kakek , memberikan kabar kalau Andrea dalam perjalanan kerumah sakit.
Ditempat Fely dirawat, setelah mendapatkan telepon dari sekretaris cucunya ia segera mengajak Keano keluar dari ruangan Fely. Saat ini Fely sedang bermain dengan Keano ,Fely tidak lupa dengan Keano tapi di lupa dengan kakek ,bahkan Vano juga.
"Nak, ini sudah sore kakek harus membawa Keano pulang" mendengar itu Fely menjadi sedih.
"Biarkan putraku Disini kek, hanya aku yang dimiliki oleh putraku"
"Nak percaya pada kakek, kakek bukan orang jahat , kamu harus banyak istirahat agar cepat pulang dan menemani Keano dirumah" jelas kakek, Fely tidak mengenal nya jadi wajar kalau dia juga mencurigai nya.
"Kakek janji besok akan membawa Keano kemari" ucap kakek kemudian, Fely menghela nafas.
"Baiklah kek, Fely titip Putra ku" Fely akhirnya memperbolehkan kakek membawa pulang Keano. Tak lama setelah kakek dan Keano sampai di parkiran terlihat mobil Andrea melewati mobil yang ditumpangi kakek dan Keano.
"Untung saja tidak telat"
"Sayang, ingat pesan kakek,jangan mengatakan apapun pada papamu tentang mama ya" Keano mengangguk mengerti. mereka segera meninggalkan rumah sakit setelah melihat Andrea masuk.
Diruangan nya Fely terlihat senang , suster yang menjaganya menjadi ikut senang ,pasalnya sejak Fely datang kemari ia tidak pernah terlihat tersenyum. Andrea berada didepan jendela tempat ia biasa memperhatikan Istrinya itu.
"Suster bagaimana keadaan istri saya?"tanya Andrea pada suster yang baru keluar dari ruangan Fely.
"Bu Fely sudah mulai membaik pak, sudah mau tersenyum dan tertawa, lebih suka mengobrol sekarang" jelas suster.
"Apakah ada yang berkunjung tadi sus?" tanya Andrea, suster menggeleng, ia sudah diminta kakek untuk tidak memberi tahu kepada Andrea.
"Baiklah terimakasih sus sudah merawat istri saya dengan baik"
"Apa bapak tidak ingin mencoba menemui istri anda?" tanya suster pelan.
"ah, seperti nya nanti saja sus, aku tidak ingin membuatnya tertekan"
"Baiklah kalau begitu, saya pergi dulu" pamit suster itu, ini sudah saatnya pergantian sif.