webnovel

Dimensi

Fantasy
Ongoing · 20.3K Views
  • 8 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Portal dimensi adalah satu - satunya gerbang penghubung antara dunia manusia dan peri. Kerusakan portal dimensi membuat Aslan, Lucky, Leonna, Jovan, dan Sierra terjebak dalam dunia para peri yaitu dimensi. Mereka dibimbing oleh peri Olivia dalam melakukan penjelajahan. Tugas mereka ada satu yaitu mencari permata portal agar dimensi serta Bumi tidak hancur berantakan.

Tags
1 tags
Chapter 11. Lima Sahabat Pencari Misteri

"Wah! Ada Rp.50.000,- nih! Siapa yang jatuhin ya? Yaudahlah, kasih aku aja. Lumayan untuk beli sate padang. Sisanya bisa ditabung," ujar Lucky dengan gembira.

"Makasih, ya!" Leonna mengambil uang yang didapat oleh Lucky.

Pada akhirnya, percakapan tersebut berakhir pada pertengkaran.

"Pakai golok sekalian kalau mau perang," ucap Jovan sambil menikmati pertengkaran antara Lucky dan Leonna.

"Kucing dan Tikus ini memang gak pernah akur ya," kata Sierra sambil mencoba meleraikan mereka.

"Sini gua belikkan 5 sate padang, biar adil," ucapku sambil mengambil uang yang Lucky dan Leonna perebutkan.

Lucky yang menemukan uang itu merasa bahwa uang itu seharusnya menjadi miliknya. Tetapi, untuk menghindari perkelahian, ia pun menyerah.

Inilah kami, 5 orang sahabat yang saling melengkapi. Ada Lucky, orang yang paling beruntung di antara kami berlima. Ia selalu memenangkan undian berhadiah yang ada di depan rumahnya. Bahkan pemilik toko tersebut ketakutan jika Lucky membeli undian berhadiahnya.

Ada Leonna, cewek tomboy yang pemberani sekaligus jahil. Dia dikenal sebagai perempuan yang paling menakutkan di kelas karena tatapannya yang tajam seakan - akan memiliki dendam dan benci terhadap orang lain.

Lalu ada Jovan, si genius yang selalu menempati peringkat pertama di kelas. Bahkan ketika ia masih menduduki bangku SD, ia bisa mengalahkan murid terpintar di SMP.

Lalu ada Sierra, si cantik bagaikan bidadari yang berkepribadian anggun seperti putri. Ia menjadi primadona kelas ditambah lagi cara bicaranya yang ramah dan lembut.

Dan yang terakhir adalah aku yang bernama Aslan. Orang yang dikenal dengan jiwa kepemimpinan, berani dan bertanggung jawab.

Keseharian kami biasanya dihabiskan di markas rahasia kami, yaitu di rumah Lucky. Kami berencana untuk membangun ruang bawah tanah rahasia di kamar tidurnya setelah mendapat izin orang tuanya. Walaupun membutuhkan waktu yang lama untuk membangunnya, kami dibantu oleh Jovan yang juga ahli dalam arsitektur. Anak ini sungguh luar biasa. Kami biasanya berkumpul setiap pukul 2 siang setelah makan siang. Kami berkumpul untuk menghilangkan rasa bosan dan menjaga hubungan persahabatan kami.

Hari ini, seperti biasanya kami membicarakan sesuatu. Pembicaraan hari ini dimulai dari imajinasi Lucky.

"Kalian percaya gak sama dimensi lain selain dunia manusia?" ucap Lucky.

"Maksudnya apa?" tanyaku pada Lucky.

"Maksudnya di dunia ini ada tempat lain selain dunia manusia, misalnya tempat hidup para peri," ucap Lucky.

Kami seketika membayangkan dan berimajinasi bagaimana rupa dimensi itu.

"Seru juga. Apalagi kalau banyak pemandangannya," ucap Sierra yang tampak seru membayangkan rupa dimensi itu.

Pembicaraan ini membuat kami asik dengan imajinasi kami masing - masing. Bahkan suara detik jam terdengar jelas di telinga kami. Untuk membalikkan suasana yang terlalu sepi, Leonna berencana untuk menjahili Lucky. Ia memukul kepala Lucky yang sedang menghadap atas.

Terdengar suara "plakkk" yang cukup keras. Seketika Lucky kesakitan dan membalas kejahilan Leonna itu. Akhirnya mereka berdua malah bertengkar dan saling memarahi. Syukur dinding ruangan ini dibuat kedap suara sehingga orang dari luar tidak akan mendengar suara dari dalam ruangan itu.

"Apa sih? Ganggu imajinasi orang aja. Sakit, tau," ucap Lucky.

"Kebanyakan halusinasi, awas kemasukan setan," ucap Leonna.

"Biarin, asal setannya gak mirip kamu," ucap Lucky.

"Aku masih manusia ya, wahai gorilla," ucap Leonna mengejek Lucky.

"Sudah, nikah saja kalian. Serasi sekali jika kalian hidup bahagia bersama," ucap Sierra sambil menertawakan mereka.

"Gak sudi!" ucap Leonna dan Lucky bersamaan.

"Sudah pukul 19.00 nih. Pulang yuk!" ucapku.

"Ya udah, aku juga mau pulang." ucap Jovan sambil mempersiapkan tasnya.

Arah rumah kami terpisah. Rumah Jovan, Sierra, dan Leonna berada di arah kanan sedangkan rumahku berada di arah kiri sehingga aku dan mereka terpisah. Dalam perjalanan pulang, lampu - lampu jalan sepertinya tak berfungsi dengan baik. Tak biasanya lampu jalanan meredup seakan - akan kekurangan pasokan listrik. Tiba -tiba tepat di depan, sesosok makhluk dengan tinggi sekitar 200 cm, bertubuh kurus seakan - akan hanya dilapisi tulang belulang dan kulit, tubuhnya juga dominan berwarna hitam dan abu - abu. Ia menyerupai monster yang ditakuti banyak anak - anak, termasuk aku yang begitu kaget melihat ia tiba - tiba muncul dan menghilang tepat di depanku. Seketika makhluk itu menghilang, aku lari terbirit - birit menuju rumah.

Seketika tiba di rumah, aku langsung mandi, makan, lalu mempersiapkan diri untuk hari terakhir sekolah besok.

"Daripada aku membayangkan makhluk tadi, lebih baik aku bersiap - siap sebelum hari terakhir sekolah. Besok hanya mengambil rapot, kan? Tapi kalau dibayangkan, makhluk tadi menyeramkan sekali. Apa aku berhalusinasi? Memang benar ucapan Leonna. Terlalu banyak berimajinasi gak baik juga," gumamku sambil membayangkan rupa makhluk menyeramkan itu.

"Hih! Tidur saja lah," gumamku.

Aku pun mulai menutup mataku yang terasa lelah ini. Setelah 5 jam tidur, aku tiba - tiba terbangun pada pukul 03.00 subuh. Aku kaget setelah bermimpi sesuatu yang aneh.

"Bahkan makhluk itu masuk ke dalam mimpiku. Mengapa aku memimpikan makhluk aneh itu? Aku juga melihat Seorang peri yang terkurung di ruangan kosong berwarna putih. Maksudnya apa?" gumamku.

"Ini kan cuma mimpi dan imajinasi. Untuk apa aku mencemaskan hal itu? Tapi ini masih jam 3, tidur atau bangun saja ya? Bangun saja lah," ucapku.

Aku pun bangun dan mulai siap - siap ke sekolah. Aku mengambil pakaianku dan handuk lalu masuk ke kamar mandi. Tapi, ada sesuatu yang janggal.

"Hawa dingin ini lebih dingin daripada biasanya," ucapku merasakan sesuatu yang aneh.

Bukan dari cuaca maupun percikan air karena aku menggunakan air hangat ketika mandi pagi. Bahkan hawa ini membuatku merinding. Tiba - tiba, sebuah bayangan mirip makhluk yang muncul di mimpiku tadi ada di depan pintu kaca kamar mandi. Ketika diperiksa, bayangan itu hilang. Aku mulai merasakan sesuatu yang aneh akan menimpaku.

Setelah mandi, aku menggunakan seragam dan merapikan kamar tidurku lalu aku menunggu waktunya. Ketika jam sudah menunjukkan pukul 06.15. Aku berangkat ke sekolah. Disinilah kejadian aneh dimulai.

~ End Chapter 1 ~

You May Also Like

Tanril: Telaga Api

Legenda satu orang yang bisa menahan kepungan ratusan ribu pasukan, menaklukkan puluhan ribu tentara elit, serta menghentikan Perang Saudara berkepanjangan. Wander Atale Oward adalah anak kelima dari Likuun dan Chiru’un. Sejak kecil ia adalah anak yang lemah dan sakit-sakitan. Ketika ia sudah bersekolah, ia menjadi bulan-bulanan anak-anak saudagar di sekolahnya, ditindas dengan licik, hingga dikeluarkan dari sekolah. Wander tetap berkeinginan untuk mempelajari “Rijeen” atau seni bela diri. Ia mendesak ayahnya untuk mencarikan lagi guru baginya, hingga akhirnya ia diterima sebagai murid tunggal seorang ahli Rijeen yang eksentrik bernama Kurt Manjare. Kurt tidak mengajarkan ilmu bertarung, tetapi mengajarkan Teknik mengelola dan menguasai Khici. Kurt tahu bahwa Wander adalah anak yang istimewa. Wander terlahir sebagai “Tanril’, atau ia yang memiliki telaga api Khici dalam dirinya. Untuk bisa memanfaatkan itu, Wander perlu diarahkan dengan benar. Dalam bimbingan Kurt, Wander mengalami kemajuan pesat. Kemudian, Kurt ternyata mengungkap bahwa ia bukanlah guru sejati Wander. Ia hanya dipesan untuk mengajari Wander hal=hal yang mendasar, tetapi ia perlu mencipta sendiri Rijeen-nya di bawah bimbingan guru sesungguhnya bernama Jie Bi Shinjin yang misterius. Pada usia belasan tahun, Kerajaan Telentium, tempat tinggal Wander mengalami pergolakan. Raja negeri itu mangkat. Takhta kerajaan menjadi perebutan berdarah, hingga negeri terbelah dan pecah perang saudara. Pasukan Pangeran Pertama yang penuh ambisi kini mengarah menuju kota kelahiran Wander, Fru Gar. Atas pesan gurunya, Wander berusaha mempertahankan kota ini sekaligus berusaha menyelamatkan keluarga dan para penduduk kota.

Jadeteacup · Fantasy
4.9
309 Chs

Difraksi Fragmen

Edwin Albern, bocah berusia tujuh tahun dipaksa oleh keluarganya berkeliling dunia hanya untuk melihat sisi gelap dari kehidupan manusia. Dunia yang dia tinggali ternyata lebih busuk dari pada yang dia kira, tempat di mana martabat manusia dan nilai kehidupan tidak dapat ditentukan. Kebahagiaan yang dia lihat selama ini seolah-olah hanya kebohongan yang dipamerkan. Pembunuhan, pembantaian, perbudakan dan kekejaman lainnya telah bocah itu saksikan dengan kedua matanya sendiri. Tidak ada tempat aman! Hak asasi manusia tidak lebih dari catatan yang kapan saja bisa diabaikan. Setiap kota yang dia kunjungi selalu ada manusia yang melakukan kejahatan semudah bernapas. Sejak berusia lima tahun dia sudah mengetahui bahwa keluarganya adalah mafia, mereka tidak lebih dari sekelompok penjahat. Karena Edwin yang kecil dan polos dipenuhi idealisme keadilan membuatnya menjaga jarak dengan keluarganya. Bahkan kematian orang tuanya beberapa bulan setelah dia mengetahui pekerjaan mereka tidak sedikit pun menyentuh hatinya. Tapi pandangan hidupnya berubah setelah upacara pemakaman. Kakaknya, anggota keluarganya yang tersisa menceritakan segala hal tentang keluarganya. Mereka mungkin dikenal sebagai mafia, tapi kenyataannya yang mereka lakukan adalah berbeda. Mereka melakukan pekerjaan demi melindungi tempat mereka. Sepotong kebohongan terungkap, tentang dua orang yang bermain peran bahkan rela menipu putranya sendiri. Setelah perjalanannya selesai, bocah kecil itu membuat keputusan, bahwa sekarang adalah gilirannya bermain peran.

MattLain · Fantasy
5.0
276 Chs

My Heart Is Breaking

Hallo ketemu lagi dengan karya Berli yang kedua. Kalau yang kemarin kisah Lardo dan Lalita sekarang kita pindah ke kisah Tiara dan Dante. Semoga Kalian suka ya. Sertinya anda salah paham pak, kemarin hanya sebuah kesalahan, saya tidak bermaksud mengoda atau merayu anda seperti teman-teman saya yang lain. Dante menarik Tiara duduk dipangkuanya "Aahh...Tiara terkejut apa yang anda lakukan?!!!" "Mencari tahu nona" "Men..mencari tahu "tentang apa?" "Satu tangan Dante memeluk kuat pingang Tiara sehingga Tiara tetap dalam pangkuan Dante. Umm...Dante menyipitkan matanya, bagaimana rasanya bibir kecilmu ini Tiara. Aku penasaran, "Lepaskan. Aku bisa melaporkan anda telah melecehkan karyawan anda" "Ha.....ha...menurutmu apa ada yang akan percaya ?" "Aku tidak perduli, lepaskan aku." "Tidak sebelum aku tahu bagaimana rasanya bibir mungilmu ini, tidak pernah ada wanita yang menolakku Tiara dan aku tidak pernah meminta seorang wanita menghangatkan ranjangku seperti aku meminitamu barusan, kau sangat sepesial sayang, seharusnya kau bangga" Jadi berhenti jual mahal, aku sangat tahu dengan sikap sepertimu ini Tiara aku sedang tidak ingin merayumu. Ini hanya permainan kecilmu untuk menaikkan nilai" "Nilai katamu" aku bukan barang tuan besar!" teriak Tiara emosi "Sialan kau Tiara!" bentak Dante Keluar dari ruanganku sekarang juga! teriak Dante dingin, Tiara mencicit keluar dengan jantung berdebar sangat kencang, jangan lupa kopi pahitku besok pagi ingatnya dengan dingin "Apa kau tidak takut aku meracuni kopimu?" "Dante menatap intens kedalam kedua mata Tiara, aku yakin kau tidak akan melakukannya, sekarang keluar. Tiara memegangi dadanya, merasakan dentum jantungnya yang mengila, sialan Dante, aku belum pernah melihat Dante berteriak seperti tadi.

Berliana_Manalu · Fantasy
Not enough ratings
207 Chs