webnovel

Erios: love from the past

Author: Inka_Putri
Fantasy
Ongoing · 7.4K Views
  • 2 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Cinta dengan jarak, bukan seberapa jauh jarak dua hati yang saling terikat, melainkan seberapa jauh selisih waktu keduanya. Akankah keduanya dapat bersama? Atau saling merelakan dengan derai air mata, karena perbedaan yang begitu besar.

Tags
6 tags
Chapter 1Prolog

"SELAMATKAN PANGERAN ERIOS!!!" teriakan dari seorang pria dengan mahkota emas di kepalanya menggelegar bersamaan dengan petir yang menyambar bumi.

Mendengar teriakan dari sang raja, beberapa pengawal serta seorang pelayan membawa Erios yang kala itu baru berusia 10 tahun menjauh dari medan perang.

Kala itu tak banyak yg dapat di lakukan erios, ia hanya bisa menangis dalam kereta, melihat ayahnya tumbang di medan perang dengan dirinya yang perlahan menjauh dari area tersebut.

Seorang pelayan wanita yang kiranya berumur 30 tahun mengusap lembut surai Erios, "Pangeran, ini dari raja. Aku dan pengawal hanya dapat mengantarmu sampai gerbang, balik lah saat kondisi sudah membaik." ucap pelayan wanita tersebut dengan memberi sebuah cincin emas dengan pola yang rumit.

"Bagaimana aku tahu kondisi sudah membaik? Jika aku disana dan seorang diri." ucap Erios menatap pelayan Ayu, pelayan yang menjadi pengasuhnya sejak bayi.

Pelayan Ayu hanya tersenyum menanggapi ucapan pangeran mahkota.

Sekitar 15 menit kemudian, sampailah mereka di sebuah hutan yang rindang. Pangeran turun dari kereta dengan menggenggam erat tangan pangeran Ayu.

"Pangeran, masuklah ke sana. Nanti disana pangeran akan melihat dunia yang berbeda dari ini, pangeran akan sampai pada tahun yang jauh lebih baik dari sekarang, kami tak bisa ikut karena hanya keturunan kerajaan yang bisa melewati batas tersebut." jelas seorang pria, sepertinya ia adalah ketua prajurit yang saat ini menjaganya.

"Cincin itu akan memberi pangeran petunjuk, kapan pangeran kembali, entah itu melalui mimpi, cahaya atau apapun." jelas Pelayan Ayu.

Mendengar hal itu, dengan langkah berat Erios berjalan melewati mulut gua, dengan badan yang seakan tersedot, lalu berputar ia akhirnya tiba, tiba di tempat asing yang bahkan Erios tak tahu dimana ia berada sekarang.

You May Also Like

PENDEKAR TAPAK DEWA

Kebiadaban yang dilakukan oleh gerombolan La Kala (Kelompok Merah-Merah) di bawah pimpinan La Afi Sangia makin merajalela. Terakhir mereka membantai penduduk Desa Tanaru beserta galara (kepala desa) dan keluarganya sebelum desa mereka dibumihanguskan. Mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana yang sebagian besarnya hangus bersama rumah-rumah mereka. Darah Jenderal Hongli alias Dato Hongli mendidih menyaksikan bekas aksi kebiadaban yang di luar batas kemanusiaan itu. Darah kependekarannya menangis dan jiwanya menjerit. Tetapi ada sebuah keajaiban. Di antara mayat-mayat bergelimpangan ada sesosok bayi mungil yang kondisinya masih utuh. Tubuhnya sama sekali tak bergerak. Sang bayi malang seolah-olah tak tersentuh api walau pakaiannya telah menjadi abu. “Oh...ternyata bayi ini masih hidup,” desah sang mantan jenderal perang kekaisaran Dinasti Ming. Diangkatnya bayi itu seraya lanjut berucap, “Akan kubesarkan bayi ini. Dia adalah sang titisan para dewa. Akan kugembleng ia agar kelak menjadi seorang pendekar besar. Kelak, biarlah dia sendiri yang akan datang untuk menuntut balas atas kematian keluarganya serta seluruh penduduk desanya. Akan kuberi bayi ini dengan nama La Mudu. Ya, La Mudu, Si Yang Terbakar...!” Lalu sang pendekar besar yang bergelar Wu Ying Jianke (Pendekar Tanpa Bayangan) itu mengangkat tubuh bayi itu tinggi-tinggi dengan kedua tangannya. Ia berseru dengan suaranya yang bergetar membahana: “Dengarlah, wahai Sang Hyang Dewata Agung....! Aku bersumpah untuk menggembleng dia menjadi seorang pendekar besar yang akan menumpas segala bentuk kejahatan di atas bumi ini..!! Wahai Dewata Agung, kabulkanlah keinginanku ini...!! Kabulkan, kabulkan, kabulkan, wahai Dewata Agung...!” Sang Hyang Dewata Agung mendengar permohonannya. Alam pun seolah mengamininya. Cahaya petir langsung menghiasi angkasa raya yang disusul dengan guruh gemuruh yang bersahut-sahutan. Tak lama kemudian hujan deras bagai tercurah mengguyur bumi yan

M Dahlan Yakub Al Barry · Fantasy
Not enough ratings
89 Chs